Ahad, 21 Ogos 2016

Apakah yang dimaksudkan dengan "menuruti FirmanNya..." ? (Mazmur 119: 9)

14 di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. 
15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 
16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kolose 1: 14-16).


     "Kudus" dalam konteks roh manusia yang 'luka' ('cut off' or 'wounded' ) adalah keadaan roh manusia yang telah ditahirkan menurut 'jalan'  yang menuruti 'Firman.' Daud menyanyi tentang 'jalan' yang 'suci.' Berdoa atau beribadah menuntut 'jalan' yang 'kudus' kerana ia adalah business dengan Roh Pencipta yang Suci. Ibadah seringkasnya adalah seperti semua mesej yang dinubuatkan dalam doa 'Bapa Kami.' Suci yang semulajadi ('primordially holy') adalah seperti Roh Pencipta: Bapa segala Roh. Kebenarannya ialah, hanya Roh Tuhan sahaja yang satu-satunya 'Kudus' ; purity roh Tuhan tidak berubah' (Immutable).  Walaupun manusia itu adalah mahluk roh, namun oleh kerana dagingnya berasal dari debu, maka hanya urusan 'berdoa dalam hadirat Tuhan' sahaja yang melibatkan bisnes 'purity.'

    Berurusan dengan Roh Pencipta yang 'suci' perlu "menuruti FirmanNya" kerana itulah satu-satunya 'jalan' untuk berurusan dengan Roh Tuhan yang Maha-kudus ('Pure'). Justeru itu, berdoa adalah bisnes yang menuntut 'purity' jalan bagi roh manusia untuk masuk dalam hadirat Tuhan.  Ia bukanlah 'suci' yang setara dengan Kesucian Roh Pencipta, tetapi seringkasnya sekadar "menuruti Firman" dengan 'sempurna' atau 100 % percaya.  Roh manusia keturunan Adam adalah 'impure.' Maka, "menuruti Firman" menuntut setiap orang percaya supaya mengikuti 'Jalan, Pintu, dan Kunci" secara sempurna ('perfect').  Bila Raja Daud bernyanyi: "how can a young man keep his way pureLiriknya yang seterusnya berbunyi: "By living according to your Word" (Psalm 119: 9). Apakah maksud "menuruti Firman" dan apakah kaitannya dengan 'altar'? Bagaimana mungkin seorang anak muda seperti Daud menjadi tahir (dikuduskan), sedangkan ia beristeri lapan dan banyak gundik? Lirik Daud itu lebih menjurus kepada 'business' dalam 'doa': "Deep calls deep." Ia adalah 'the business of the Spirit of prayer.' Bisnes 'berdoa' adalah berurusan dengan 'Purity' Roh Tuhan.

    Pengikut 'Jalan' yang hidup menurut Perintah Kasih dinasihati oleh Rasul Paulus dengan kata-kata perihal 'kebebasan,' tetapi pada masa yang sama, pengikut 'Jalan' haruslah 'berhikmat' dan 'berpengertian' dalam mengecapi perihal kebebasan di dalam 'nama' Kristus: 23 "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. 24 Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. (1 Korintus 10: 23 -24).  Semua dosa adalah 'selesai' apabila diserahkan dengan 'iman' di dalam 'nama' Kristus ('Domba Tuhan'). Menuruti perintah kasih adalah 'pengurusan risiko' yang indah kerana 'kasih' adalah tenaga 'kehidupan,' namun menuruti Perintah Kasih tidaklah menjadikan kita 'sempurna' di hadapan Roh Tuhan Yang Maha-Sempurna. Tiada seorangpun yang mampu mengasihi secara sempurna kecuali Kristus! Maka, 'sempurna' adalah hanya praktikal dalam kasus urusan 'berdoa.'   Ia tidak praktikal dalam urusan 'daging' seharian. Urusan ‘berdoa’ bukanlah dibuat dengan kekuatan ‘daging.’ Yeshua berkata: “63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepada mu adalah roh dan hidup.” (Yohanes 6: 63)


    Urusan ‘berdoa’ menuntut kita supaya percaya 100 % kepada “Jalan (Sevenfold Spirit), Pintu (Sevenfold Spirit)  dan Kunci (Sevenfold Spirit).” Hanya seorang sahaja manusia yang ‘sempurna’ dalam melaksanakan Firman, iaitu Anak Manusia !  Dialah Domba Tuhan yang sempurna menghapuskan dosa-dosa dunia! Percaya kepada kesempurnaan ‘Jalan’ yang menghapus semua dosa membawa kita kepada ‘pengakuan.’ Percaya kepada kesempurnaan hadiratNya melalui ‘Sevenfold Spirit membawa kita kepada permohonan tudungan rohaniah, iaitu ‘Divine Mercy.’ Percaya kepada kesempurnaan ‘Kunci’ membawa kita kepada memohon karunia ‘Takut akan Allah’ (Yesaya 33: 6). 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya (berarti~ ‘suci roh’), karena mereka akan ‘melihat Allah’ [berarti ~ ‘memasuki hadirat’] (Matius 5: 8). “Berbahagia” berarti ''menerima berkat' kerana anugerah Tuhan. Raja Daud memang tiada 'Kayu Salib' di bumi, namun ia menuruti si Pemberi 'Altar' itu, iaitu Roh Tujuh Lapis; ia (Raja Daud) menuruti Firman (Roh-Tujuh-Lapis)! Yang memberi 'Jalan' kepada Raja Daud untuk menjadi 'sempurna' di dalam hadirat Roh Tuhan adalah anugerah Roh Tujuh Lapis: Roh Tujuh Lapis ialah peribadi Firman“...takut akan TUHAN, itulah harta benda’ (‘Kunci’)  Sion” (Roh ‘Sion’ adalah ‘Roh-Tujuh-Lapis’). (Yesaya 33: 6). Maka, sekarang fahamlah kita apakah maksud Daud menyanyikan lirik "menuruti Firman" dalam Mazmur 119: 9. Dasar iman adalah 'menuruti Firman.' Firman itu adalah peribadi Roh-Tujuh-lapis yang bersuara dan domba-domba mendengarkan 'suara' itu, lalu menurutiNya.
__________


    Tuhan adalah Pencipta dan empunya langit dan bumi. Sebagai Pencipta yang sempurna, ia telah menetapkan ciptaan Nya dari semula, supaya menuruti ketentuan-ketentuan Ilahi, agar ia selayaknya dinubuatkan "sungguh baik sekali." Tanpa ketentuan-ketentuan Ilahi, maka sudah pasti ia tidak ada 'jaminan'. Kesempurnaan ciptaan Tuhan disahihkan dengan kewujudan 'jaminan,' iaitu Kristus. Kristus adalah 'jaminan' kepada kesempurnaan semua ciptaan Tuhan. Kristus itulah ketentuan-ketentuan kepada Ciptaan Tuhan yang sempurna. Tanpa 'jaminan, maka sudah tentu ciptaan Tuhan tidaklah sempurna, dan juga sudah tentu tidak ada 'jaminan' keselamatan!

    Ketentuan-ketentuan itu juga disebut sebagai 'Order Melchizedec' atau ordo Raja Kebenaran. Kristus adalah Raja Kebenaran itu. Kristus juga dinubuatkan sebagai "...namaNya ialah Firman Tuhan." ("...his handiwork ('name') is the Word of God"). Santo Yohanes melihat dan menerima Roh kebenaran menurut janji Raja Kebenaran, maka ia menulis injil dengan rangkai-kata yang berbunyi: Pada mulanya Firman dan Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yoh. 1: 1).

    Kristus adalah Firman yang datang menjadi manusia! Maka, pada mulanya adalah Kristus, kerana Firman adalah ketentuan-ketentuan yang ditetap oleh Roh Tuhan, sebelumpun segala sesuatu dijadikan oleh Roh Tuhan yang Esa. Ia juga berarti bahawa segala sesuatu dijadikan Tuhan di dalam Kristus, untuk Kristus dan kepada Kristus kerana ciptaan mestilah mengikuti ketentuan-ketentuan Ilahi, yaitu the word of God. Maka, Kristus sesungguhnya adalah 'ketentuan-ketentuan Allah' untuk ciptaan Allah. Ketentuan itu kita fahami sebagai the Word of God. Maka, itulah sebabnya "pada mulanya Firman...dan Firman itu adalah Allah. Semua Firman Allah adalah 'roh' dan hidup. (Yoh. 6:63). 'Karya' Roh Allah Bapa adalah Firman: Kristus.

    Kristus adalah 'Karya' Bapa yang 'dilihat' oleh orang percaya di bumi sebagai "Firman yang datang  sebagai manusia." Ia menjadi manusia supaya 'Kehendak Kasih' Tuhan di bumi menjadi sempurna sebagaimana dengan pernyataanNya di Sorga. Sebab itulah dia perlu datang sebagai manusia; "...jadilah kehendak Mu di bumi seperti di Sorga" adalah Roh Nubuat yang terkandung dalam doa Bapa Kami! (Matius 6: 9-14). Sifat Kasih Roh Tuhan yang Esa bila ia berkehendak, maka ia dinyatakan di Sorga sebagai Mezbah (Altar~ini dilihat dengan Penglihatan Roh sebagaimana yang dilihat oleh Nabi Yesaya). Penglihatan "Altar Sorgawi" adalah "kehendak Kasih" Ilahi, sebagaimana yang telah dilihat melalui penglihatan "prophetic vision" oleh Nabi Isaiah dalam Isaiah 6. Nabi Yesaya sebenarnya melihat pernyataan atau pengungkapan 'kehendak kasih-Ilahi ' dalam penglihatan Roh: "kehendak Kasih" Tuhan yang dilihat di Sorga.

    "Sifat Kasih" Ilahi jika "berkehendak" untuk mengasihi semua manusia yang berdosa telahpun 'ditetapkan dari semula' oleh Roh Tuhan yang sempurna, sebagai karya diungkapkan dan diupacarakan melalui 'ritus' "Mezbah." Pernyataan Kasih-Ilahi itu, yaitu 'ritus' Mezbah, adalah menurut Kristus ataupun menurut Ordo Melchizedek. Kristus adalah 'Rahasia Allah' dalam semua 'karya penciptaan kerana di dalam dialah 'berdiamnya' segala ketentuan-ketentuan ('Hikmat). 'Hikmat ini dianugerahkan kepada mereka yang tertulis namanya dalam buku kehidupan. Maka, Kristus adalah 'Jaminan' keselamatan untuk umat manusia yang telah diberikan kehendak bebas. Dosa masuk kepada umat manusia melalui satu orang, yaitu bapa Adam yang telah dianugerahkan dengan kehendak bebas. Tanpa ketentuan-ketentuan Ilahi dari yang semula, sudah pasti manusia yang "wounded" tidak akan memiliki 'jaminan' keselamatan: Altar yang "sudah selesai" diupacarakan di bumi adalah 'jaminan' curahan 'Berkat' menurut Kasih Allah Bapa.

    'Firman' telah menyingkapkan dari alpha dan omega bahawasanya berkat dari upacara "Altar" adalah mengalir dari "Kehendak sifat-Kasih" Ilahi. Manusia yang menuruti ajaran Ordo Melchizedek adalah menganuti Ibadah 'Jalan' Altar. Ibadah 'jalan' altar sama-ada dalam Perjanjian Lama atau Baru adalah ajaran 'nama' Tuhan, iaitu 'Kasih' (Yoh. 3: 16). Maka, manusia yang menuruti 'jalan' altar adalah manusia yang belajar untuk mengasihi Tuhan yang Maha-kasih. Habel mendirikan altar dan menuruti 'jalan' altar, maka Habel dikatakan mengasihi Tuhan (Kejadian 4); Tuhan memberikan 'kasih karunia' kepada Abel, sedangkan Kain tidaklah mendapat 'Kasih karunia' dari 'Nama' Tuhan 'Kasih,' kerana ia tidak menuruti jalan altar  itu dengan 'penuh kepercayaan.' Semua patriarchs mendirikan dan mengupacara 'jalan' Altar, kerana mereka adalah penerima ajaran 'Kasih karunia' Tuhan. Dengan melalui Jalan altar, maka mereka belajar 'berdoa-diperdamaikan' dengan Roh Tuhan; mereka mula berusaha untuk mengasihi Tuhan.

    Ibadah altar bukan hanya sebagai 'jalan' untuk menyelesaikan dosa-dosa mengikuti ketentuan-ketentuan Ilahi yang maha-Kasih, tetapi Ia adalah 'jalan' untuk belajar mengasihi Tuhan dan juga untuk mendapatkan berkat Tuhan.  Ia juga difahami sebagai ajaran Ilahi menurut Ordo Melchizedek. Pembenaran manusia yang berdosa adalah menuruti Jalan Altar. Itu adalah Ketetapan Tuhan yang 'memberkati' hari  yang ke-tujuh. Kehendak 'SifatNya' yang 'Kasih' (agape love), dinyatakan melalui "Penglihatan Roh di Sorga" dan ia dilihat sebagai 'Mezbah' dan ada Malaikat Seraphim yang melayani 'Kehendak' Kasih. Altar atau Mezbah itu adalah kehendak Kasih.

    Yohanes bersaksi: "Kerana betapa besar 'Kasih' Tuhan kepada Dunia, sehingga ia mengutus anakNya yang tunggal (Domba Tuhan)..." Lebih 700 tahun sebelum Kayu Salib Yeshua telah menyempurnakan altar di bumi, Nabi Yesaya telah melihat  "Kehendak Kasih" Tuhan di Sorga berserta malaikat Seraphim yang melayani Mezbah itu. Malah, Yesaya telah ditahirkan oleh 'bara api' dari Mezbah Sorgawi (Kehendak 'Kasih Tuhan  yang dilihat di Sorga) melalui pelayanan Malaikat Seraphim. Penglihatan itu adalah bernubuat tentang "Kehendak Kasih" Ilahi yang kelak telah disempurnakan oleh Yeshua di atas Kayu Salib.!

    Bila Firman menjadi manusia dalam peribadi Yeshua, dan dia telah mempersembahkan diriNya sebagai "Domba Tuhan yang menghapus dosa-dosa dunia," maka kita telah melihat bagaimana "kehendak (Kasih) Tuhan di bumi itu telah terjadi seperti di Sorga." Kasih Tuhan dari semula, sebelumpun segala sesuatu telah dijadikan, bahawasanya ia 'ditetapkan ssupaya dinyatakan melalui Altar. Altar adalah 'ketentuan' kehendak Kasih. Jalan Altar adalah ketentuan untuk manusia berdosa ssupaya dapat belajar mengasihi semula Sang Pencipta yang bersifat 'Kasih: God is Love. Altar yang diupacarakan menurut ritus-ritus purbakala seperti yang dianuti oleh Abel dan para patriarchs adalah sesungguhnya menuruti ajaran kehendak 'Kasih' Tuhan. Maka, kepercayaan kepada 'jalan Altar' adalah ajaran dari Roh Tuhan yang bersifat "Kasih."

    Beribadah atau 'berdoa' memerlukan 'Jalan' yang 'suci.' Raja Daud bernyanyi: "how can a young man keep his way pure? Liriknya yang seterusnya berbunyi: "By living according to your Word." (Psalm 119: 9). Apakah maksud "hidup menurut Firman" dan kaitannya dengan 'jalan' ritus 'altar'? Bagaimana mungkin seorang anak muda seperti Daud menjadi tahir (pure), sedangkan ia beristeri lapan dan banyak gundik? Jawapannya ringkas sekali, yaitu "menuruti Firman." Tapi, Firman yang dinyanyikan Daud itu adalah merujuk Roh Tuhan yang menganugerahkan 'Kasih Karunia! Firman itu adalah Roh Tujuh lapis yang menganugerahkan 'Kasih Karunia. Roh Tujuh lapis menganugerahkan karunia operasi Roh Ilahi yang dinubuatkan sebagai "fear of the Lord," agar Tuhan bergaul karib dengan roh Raja Daud. Dengan 'Kasih Karunia Ilahi, kita akan belajar lapar akan Firman. Itulah yang dimaksudkan raja Daud tentang menuruti Firman, yaitu memiliki "relationship" dengan Roh Firman, Kristus. Bergaul karib dengan Roh Tujuh Lapis menuruti Jalan, Pintu dan Kunci: Firman! Raja Saul kecundang ditolak Tuhan kerana ia berusaha menuruti Firman menurut fikirannya sendiri.  Raja Saul gagal menuruti 'suara' Firman atau 'relationship' dengan Roh Tuhan.

    Disingkapkan bahawa "nama" Kristus adalah the Word of God (Wahyu 19: 13). Hakikatnya, Daud sudah lama memiliki 'relationship' seperti "ranting kepada Pohon Kehidupan,' sebelumpun nabi Samuel datang untuk menyampaikan 'suara' Firman yang telah memilih Daud menjadi Raja Israel menggantikan Raja Saul. Daud memang seorang yang penurut kepada 'suara' Firman. Praktik poligaminya adalahkelemahan peribadi Raja Daud yang dapat ditanggung oleh Kasih-Karunia Tuhan secara ajaib. Lirik Daud dapat menyingkapkan perihal 'Kasih Karunia' itu melalui dengan lirik nyanyian : "Praise be to the God our Savior, who daily bears our burdens (dosa-dosa)" (Psalm 68: 19).

    Semua Firman dari Genesis sehingga Revelation adalah disampaikan menurut Roh Nubuat, yaitu Roh Kristus. Firman itu dari semula adalah Roh Kristus: Itulah 'Rahasia' Allah. Selain daripada "Deep calls deep" yang dianugerahkan oleh mezbah Sorgawi kepada Daud, 'Firman' itu juga bersuara kepada Raja Daud melalui 'pemberitaan 'jalan' mengikuti pengupacaraan hukum Taurat, dan juga melalui 'mulut-mulut' Tuhan di Tanah Suci seperti nabi Samuel dan nabi Nathan. Memang Daud tidak ada Salib Kristus di bumi seperti yang dikenali oleh umat Perjanjian Baru, namun ia menerima anugerah Mezbah Sorgawi, yaitu kehendak 'Kasih' Sorgawi atau pun 'Kasih-Karunia' Ilahi.

    Nabi Yesaya pun demikian juga seperti Daud. Mereka sudah tentu tidak mengecapi penyelesaian dosa-dosa melalui Salib Kristus di bumi walaupun ternyata mereka menyampaikan nubuatan-nubuatan perihal 'penggenapan' "Altar di bumi seperti Altar di Sorga" itu. Namun, mereka telah menerima anugerah kehendak "Kasih-Ilahi," yaitu dinyatakan sebagai Mezbah Sorgawi. 'Kasih Karunia" Ilahi dianugerahkan kepada Daud melalui operasi roh-tujuh-lapis. Maka, Daud adalah penerima Kasih karunia Tuhan. Dengan berkat Kasih Karunia, Roh tujuh Lapis Tuhan (Firman) beroperasi dan bergaul karib dengan 'roh' Raja Daud, sejak dari zaman remajanya. Melalui anugerah operasi Roh Pengertian, Daud mengenali sifat KASIH" Roh Tuhan, dan juga Sifat BELAS-KASIHAN Ilahi, maka Daud senantiasa berkeyakinan kepada sifat-sifat Ilahi (Keluaran 34: 6). Imani seperti Daud adalah dasar keyakinan kepada pengharapan dalam memohon penyelesaian dosa-dosa atau pentahiran dosa-dosa, dan juga keyakinan anugerah 'tudungan' rohani (spiritual covering).  Daud dikenan Tuhan dan dan dapat bertahan ('withstand') di dalam Hadirat Roh Tuhan yang Maha-Suci. Daud yang menuruti Firman (Roh Tujuh lapis) adalah Daud yang telah belajar menjadi "ranting kepada Pohon Kehidupan": "menuruti Firman" itu adalah suatu "total dependency" kepada Sumber Kehidupan (Raja segala raja) yang juga dinubuatkan sebagai "...namaNya ialah the Word of God." ('Nama' bermaksud 'handiwork').

    Sumber kehidupan itu bersifat 'kasih,' dan kasihNya menzahirkan Altar Sorgawi, dan bila ia turun ke bumi, maka altar di bumi itu menganugerahkan 'Kasih Karunia: altar di bumi kemudiannya menjadi sempurna seperti 'kehendak' 'Kasih di Sorga (Mezbah Sorgawi) apabila Yeshua menyelesaikan misi, yaitu 'nama' Domba Tuhan. Altar Sorgawi (kehendak Kasih Ilahi) yang turun ke bumi adalah jalan kepada orang percaya untuk meminta permulaan 'Hikmat,' yaitu operasi karunia 'takut akan Tuhan.'

    Kasih-Karunia dianugerahkan kepada manusia berdosa yang ternyata banyak kelemahan 'daging' dan senantiasa berdosa, seperti Raja Daud yang memiliki lapan isteri dan ramai gundik. Tuhan yang 'Kasih' itu sesungguhnya menganugerahkan 'Kasih Karunia, maka, keselamatan atau janji masuk Sorga itu adalah urusan 'anugerah' Tuhan. Daud yang berpoligami itu adalah penerima 'Kasih Karunia.' Namun, akibat-akibat praktik poligaminya adalah tanggungan Daud sendiri. Nabi Moshe dikenan Tuhan kerana Tuhan berfirman "engkau dikenan di hadapanKu kerana engkau telah dianugerahkan 'Kasih Karunia.'"

    Umat Perjanjian Baru mempunyai 'jaminan' untuk dikenan Tuhan kerana Salib Kristus senantiasa berbicara tentang 'diterima, ditebus, ditahirkan, dibebaskan dan setia mengampuni.' Maka, Altar Sorgawi yang turun di bumi itu, yaitu kematian Domba Tuhan di Kayu Salib sebagai Altar di bumi yang diupacarakan oleh Imam Agung Sorgawi Melkisedek adalah pernyataan KASIH KARUNIA Allah Bapa yang sempurna kepada semua manusia yang tertulis nama mereka dalam Buku Kehidupan. "Kerana betapa Besar 'Kasih Allah kepada dunia..."(Yoh. 3: 16). Altar itu dari semula, iaitu sejak zaman Abel, adalah 'jalan' untuk bergaul karib dengan Roh Tuhan.

    Apakah gunanya bergaul karib dengan Roh Tuhan? "Now this is eternal life: that they may know You, the only true God, and Yeshua Christ whom You have sent." (John 17: 3). Ada Nabi-nabi Perjanjian Lama yang mengenali sifat-sifat Tuhan tanpa 'jalan' altar di bumi menurut ibadah Taurat, seperti Nabi Daniel yang jelas hanya berdoa dalam kamarnya secara sembunyi-sembunyi. Nabi Daniel ternyata mengenali Roh Tuhan melalui operasi Roh tujuh lapis dan juga utusan Tuhan, yaitu malaikat, namun bukanlah semua nabi-nabi dan orang-orang suci mengetahui Rahasia Allah, yaitu Kristus. Umat Perjanjian Baru mengetahui Rahasia Allah iaitu Kristus. Berkat Tuhan yang 'Kasih tidaklah menambahi penderitaan kita melainkan kitalah yang menambahi penderitaan kita sendiri. Raja Solomon melihat fitrah 'Kasih Karunia Ilahi dengan berkata: "The blessing of the Lord brings forth wealth, he (G-d) adds no sorrow to it." Yeshua yang datang mengenapi Penebusan sebagai Domba Tuhan yang sempurna, Pengantara Sempurna dan Sumpahan Perjanjian Damai adalah Berkat Immanuel yang memberkati Umat manusia!

Rabu, 10 Ogos 2016

"...bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh." (Mazmur 81: 10)



10 Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir ('penghambaan'): bukalah mulut mu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh.
11 Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel ('umat Tuhan') tidak suka kepada-Ku.
12 Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri! (Mazmur 81: 10-12).

Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN ( Ulangan 8: 3)

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4: 4).

_________________________________________

    Firman Tuhan menjelaskan bahawa kehendak Tuhan bagi Adam dan Eve di Eden adalah menuruti kehendakNya, iaitu memakan buah yang hanya dari Pohon Kehidupan! Mesej itu bernubuat bahawa mahluk roh manusia yang dibaluti 'tanah-liat' hendaklah hidup menuruti Firman. Meskipun manusia keturunan Adam itu 'luka,' kehendak Tuhan masih tidak berubah, yaitu mengkehendaki manusia, supaya 'hidup menurut setiap Firman' Tuhan. Umat Tuhan yang  dianugerahkan kasih-karunia adalah diseru untuk 'makan' Firman. Daging ternyata meneruskan hayatnya dengan "makan dan minum." Kasih Karunia menganugerahkan 'altar' perdamaian kerana sifat Tuhan yang penyayang dan pengasihani. SifatNya yang 'kasih' menganugerahkan 'jalan' untuk menyelesaikan dosa (impurities). Ordo Melkisedek menurunkan ajaran perihal 'Altar' perdamaian kepada umat pilihan Tuhan. Bani Israel adalah penerima 'jalan' perdamaian melalui ajaran Taurat, yaitu 'jalan' melalui ritus-ritus penebusan. Maka, ia dinubuatkan sebagai "perempuan."

    Tuhan berfirman kepada semua umat Tuhan dengan 'Firman yang berbunyi: "...bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh." Apakah maksud Tuhan menyeru bani Israel yang sedang berjalan dalam perjalanan iman, agar mereka membukakan mulut lebar-lebar? Bagaimana pula roh manusia itu dikatakan dapat membuka mulut? Kita tahu bahawa semua perkataan Tuhan adalah 'roh' (Yoh. 6: 63), maka maksud lirik nyanyian dalam Mazmur 81: 10 adalah merujuk kepada roh manusia yang perlu 'makan.' Jika kita amati  anak-anak burung pipit dalam sarang, kita akan dapati mereka 'membuka paruh' luas-luas agar indung pipit senang memasukkan makanan ke dalam setiap paruh anak-anak pipit. Biar sebanyak manapun makanan yang dijatuhkan oleh indung pipit, jika anak pipit tidak membukakan mulutnya lebar-lebar, sudah pasti ia tidak akan mendapat makanan, dan seolah-olah tiada 'makanan' yang diberikan!

                                   
"...bukalah mulutmu lebar-lebar..."
      

    Kristus itu adalah Pohon Kehidupan. Namun, anak-anak Tuhan tidak akan mendapat 'manna dari Sorga,' jika mereka tidak "membukakan mulut lebar-lebar." Fikiran harafiah akan membuat rumusan: bagaimana mungkin roh manusia ada mulut? Apakah arti rohaniah frasa "membuka mulut lebar-lebar" itu? Jika ia adalah 'roti ekaristi,' pastinya tiadalah masalah kerana ia memang dimakan dengan mulut sebenar dan dilaksanakan dalam 'iman.' Namun, bagaimana pula dengan doa harian dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6: 9-14) yang menjelaskan bahawa kita perlu meminta  "Manna" dari Sorga setiap hari? Apakah mungkin benar roh kita sesungguhnya ada 'mulut' untuk makan ('suara') Firman?

    Makanan untuk tubuh fizikal masuk melalui mulut harafiah  kita, kemudian masuk melalui sistem penghadaman zat-zat makanan. Santapan untuk intelek pula memasuki aktiviti intelek dengan adanya lima pintu deria daging manusia.  Namun, "roh manusia" makan 'manna dari Sorga' melalui "sumbu roh manusia," ataupun tempat 'lidah api' Roh Kudus hinggap pada roh manusia sepertimana yang disingkapkan oleh sons of Korah perihal "Deep calls deep" dalam Mazmur 42, dan juga sepertimana yang dibicarakan oleh Job dalam Job 29: 3. Maka, memakan 'biji sesawi dari Sorga' atau "Manna Sorgawi" adalah urusan yang melibatkan 'percaya' kepada Jalan, Pintu dan 'Kunci' roh Tuhan. Adalah mustahil sekali Tuhan mahu mendengar doa orang yang berdosa; Tuhan tidak akan berkenan kepada doa orang yang berdosa kecuali, orang berdosa itu dianugerahkan dengan "Jalan" untuk melepaskan dirinya dari dosa-dosa. Yeshua berkata "Akulah Jalan:" Altar Domba Tuhan adalah "Jalan" bagi menyelesaikan semua dosa-dosa, supaya doa kita dikenan oleh Roh Tuhan. Hadirat Roh Tujuh Lapis adalah "Pintu Yeshua" di sepanjang zaman Raja Damai. Tanpa hadirat Roh Kudus, maka tiadalah hadirat 'Pintu Roh Tuhan' untuk kita  memasuki ke dalam 'kamar' terdalam itu;  'meja makan' bagi makanan roh orang percaya hanya terdapat dalam kamar 'terdalam.'

    Oleh kerana pusat kesedaran orang percaya masih dominan pada 'daging,' maka bagaimana mungkin seseorang percaya untuk menjadi 'lapar' kepada Firman? Daging sudah tentu tidak memerlukan 'Manna dari Sorga' kerana daging jelas sekali hanya mengkehendaki perkara-perkara seperti frasa-nubuat "makan dan minum, kahwin dan mengahwinkan, membuat batu-bata dengan membakar tanah liat dengan baik-baik, dan juga membeli -menjual," sedangkan Manna adalah urusan 'roh.'

    Justeru itu, hanya manusia yang dianugerahkan dengan karunia "takut akan Tuhan"  sahaja yang akan mengecapi urusan  "...Tuhan bergaul-karib." (Mazmur 25: 14).  "Membuka mulut lebar-lebar" adalah suatu frasa Ilahi yang menyingkapkan keadaan roh seseorang percaya yang dianugerahkan dengan karunia-karunia Roh Tuhan Tujuh Lapis itu. Tanpa 'operasi' khusus karunia "takut akan Tuhan," maka sukarlah sekali roh manusia itu 'lapar' akan "Manna dari Sorga."  Dalam konteks umat Ibrani dalam Perjanjian Lama, lirik Maz. 81: 10 adalah merujuk kepada kerelaan dan iman dalam menuruti pemberitaan Tuhan melalui mulut-mulutNya, yaitu nabi-nabi Tuhan. Ternyata mereka menolak mulut-mulutNya yang ia utus! Dalam konteks umat Perjanjian Baru, ia merujuk kepada kesungguhan orang-orang percaya dalam meminta "Manna" dalam 'nama' Kristus. 

    Urusan meminta 'Manna' adalah urusan keutamaan bagi mereka yang mencari "Kerajaan Allah" (Mat. 6: 33). Ia melibatkan pengertian dan hikmat perihal menuruti "Jalan, Pintu dan Kunci."  Tanpa pengertian dan hikmat mengenai Jalan, Pintu dan Kunci, maka meskipun Sumber Kehidupan itu dengan murah hati mencurahkan berkat "Manna," maka semuanya akan seolah-olah 'tiada' Manna yang turun dari Sorga dalam menggenapi doa "...berilah kami 'makanan' hari ini yang secukupnya." 'Mulut' yang tertutup umpama air dicurahkan di atas daun keladi; semuanya kesia-siaan belaka! Mulut yang dibuka lebar-lebar adalah seperti anak-anak pipit yang lapar dan senantiasa bersedia menerima makanan dijatuhkan kedalam mulut mereka; bersedia untuk makan  hanya bisa terjadi apabila karunia "takut akan Tuhan" itu dipinta setiap hari dalam 'nama' Kristus. 

    Karunia "takut akan Tuhan" adalah 'kunci' untuk membukakan pintu harta-Karun Sion (Isaiah 33: 6). Hati (roh) yang direndami oleh karunia "takut akan Tuhan" akan dapat diajar oleh Roh Tuhan untuk memfokuskan roh nya kepada Harta Sion ('Manna').   Yeshua berkata "di mana hartamu, disanalah hatimu berada." Tetapi hati (roh) manusia yang senantiasa 'conscious' akan daging dengan kelima-lima derianya, tidaklah bersukacita untuk "membukakan mulut dengan lebar-lebar." Roh manusia yang dianugerahkan dengan karunia "takut akan Tuhan" sahaja yang bersukacita dan ghairah untuk "membuka mulut lebar-lebar." 

    Daging hanya ghairah dengan harta dunia dan perkara-perkara dunia, iaitu frasa nubuat berikut: "makan dan minum; membuat batu-bata; kahwin dan mengahwinkan dan juga membeli atau menjual." Oleh kerana pusat kesedaran kita adalah dominan pada daging, maka keghairahan kita adalah harta dunia, dan justeru itu, ia menjelaskan kenapa kita tidak menyukai untuk "membuka mulut lebar-lebar." Kita membutuhkan karunia "takut akan Tuhan" kerana ia adalah permulaan Hikmat atau dalam bahasa mudahnya, 'karunia' itulah yang menjelaskan kenapa "Tuhan bergaul karib" dengan orang percaya! (Psalm 25: 14; Job 28: 28; Prov. 1: 7; Isaiah 33: 6). Saranan Yeshua yang berbunyi "Carilah dahulu Kerajaan Allah..." dalam Mat. 6: 33 juga menyingkap mesej "menjadi ranting pada Pohon Kehidupan" sebagaimana yang difirmankan oleh Tuhan Yahweh dalam lirik nabi Asaph "...bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh" (Mazmur 81: 10).
 
    Tapi frasa yang menyarankan agar umat Tuhan "membuka mulut' lebar-lebar" adalah suatu perjuangan 'tarik-tali' yang berat sekali kerana pada jam terakhir zaman Perdamaian, Mammon sebagai 'karya' atau 'nama' manusia telah menindan 'karya' Tuhan sehingga semua manusia berjalan terhuyung-hayang; kita semua terhuyung-hayang dalam mengabdikan diri atau beribadah kepada Sumber Hidup sejati. Mammon atau 'karya-duit' (monetary) dan juga dinubuatkan sebagai 'nama' binatang dua tanduk telah menindan kedudukan Tuhan di hati manusia sebagai objek penyembahan (ibadah). Tidak hairanlah kenapa Yeshua berkata: " ...tiada orang yang dapat beribadah (mengabdikan diri) kepada Mammon dan Tuhan.. .kamu (orang percaya) tidaklah dapat melayani-beribadah kepada dua tuan." Mammon menindan 'conciousness' percaya dan merosakkan "anggur dan minyak" sehingga orang-orang percaya lemas dan Lemah untuk beribadah kepada "nama" Tuhan. Maka, tidak hairanlah kenapa semua manusia menerima "tanda di dahi dan tanda di tangan' itu": 666.

    Kerana "nama" ('karya') binatang dua tanduk yang keluar dari bumi itulah juga yang mengheret seluruh Dunia ke Medan peperangan yang dinubuatkan dalam Why.9: 16.  200 juta soldadu akan berperang di sana (dekat' Euphrates) kerana "monetari'." Monetary (the handiwork of money) is the root of all evils. Jika ada keadilan, duit dapat dipakai untuk 'karya yang baik, namun ketidak-adilan menjerumuskan manusia kepada pelbagai kejahatan. Kerajaan daging dan penguasa-penguasa dunia dalam menguasai 'kuasa 'duit' adalah jawapan kepada kenapa ada 200 juta askar akan berperang menggenapi Why. 9:16.  'Monetari' adalah suatu dimensi medan peperangan akhir zaman yang melibatkan kuasa-kuasa pemerintah. Sebenarnya, sebelum pun arsenal disusun dan sebelumpun senjata meletup, 'monetary' telah lama berperang sebagai medan peperangan bagi penguasa-penguasa bangsa-bangsa di dunia. 

    Tanda asli, yaitu "tanda di dahi dan tanda di tangan" dari Ilahi adalah merujuk kepada Ikatan Perjanjian Paskah (Mezbah) yang menuntut umat Tuhan supaya beribadah kepada Tuhan dengan menuruti semua perintah Tuhan. Tanda palsu disingkapkan dengan frasa yang sama, yaitu "tanda di dahi dan tanda di tangan" atau 'karya' (nama) manusia, namun ia mengikat dan menghambakan umat manusia kepada semua perjanjian 'monetari' serta segala hukum-hukum monetary. Yeshua berfirman: 21 For where your treasure is, there your heart will be also. ...24  No one can serve two masters. Either you will hate the one and love the other, or you will be devoted to the one and despise the other. You cannot serve both God and money. (Matthew 6: 21, 24, NIV


    Ia menindan tanda yang asli (ibadah kepada Sumber Kehidupan); ia merebut penyembahan kepada Tuhan dari umat manusia! Ia menindan 'Sumber Kehidupan' itu kerana ia berfungsi sebagai 'nadi dan darah' atau 'oksigen' kepada semua kerajaan, semua bangsa dan kepada segala transaksi kehidupan manusia sejagat. Ia memungkinkan kehidupan umat manusia di 'jam' yang terakhir, agar senantiasa sibuk dan ditaklukkan kepada aktiviti "membeli atau menjual." Bila semua bangsa berkata "marilah kita...mencari nama," maka kita tahu reaksi Tuhan akan berbunyi: "Marilah kita turun..." Ada nubuatan yang berbunyi bahawa apabila umat manusia sejagat berkata sebanyak 'dua dan tiga kali' mengenai dengan "nama" yang mereka cari, maka sudah pasti Tuhan akan berkata "marilah kita turun...." Pemerintah-pemerintah kepada 'karya' manusia akan menjadi 'amarah,' tetapi suara Tuhan akan kedengaran "ada suara Tuhan di atas air besar..."