Rabu, 5 Oktober 2016

Engkau saja yang KUDUS...



Wahyu 15: 1 – 8

1 Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.  2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.  3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!  4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau Saja Yang Kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."  5 Kemudian dari pada itu aku melihat orang membuka Bait Suci--kemah kesaksian--di sorga.  6 Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.  7 Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.  8 Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah, dan karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.


     Manusia keturunan Adam yang lahir dari keinginan laki-laki dan perempuan adalah manusia yang disingkapkan dengan kata-nubuat ‘luka.’ ‘Luka’ (cut off) kerana terpisah dari segala realitas Roh Tuhan, dan Roh Kudus tidak turun ke atas ‘sumbu roh’ manusia berdosa! 'Luka' yang belum disembuhkan berarti tiada perdamaian di antara Sang Pencipta, Bapa segala roh, dengan roh manusia yang dibaluti daging.  Manusia ‘luka’ adalah cenderung kepada perbuatan dosa setiap hari; roh manusia yang 'luka,' adalah tidak suci. Namun, kerana namaNya adalah Firman, maka Tuhan dari semula telah menentukan untuk  menganugerahkan ‘Jalan,’ supaya kita dapat bergaul karib dengan Roh Tujuh Lapis.

    Melalui karya Roh Tujuh Lapis yang menganugerahkan Jalan, Pintu dan Kunci, semua ‘manusia luka’ ditawarkan harapan untuk 'karangan iman' dan 'perjalanan iman.' Sesunguhnya, tiadalah di antara kita yang 'suci' (pure)  kerana pusat kesedaran kita adalah 'daging' (otak).  Daging Adam bertunas dari bumi kemudiannya berkembang-biak melalui ‘benih;’ kita berasal dari ‘benih’ Adam (sperms and ova). Semua roh manusia tidak mempunyai kelayakan untuk diterima oleh hadirat Roh Tuhan Yang Maha Suci, Allah Bapa, yang semarakNya menghanguskan. Tiada siapapun yang layak diterima di hadapan hadirat Roh Allah Bapa jika alasannya adalah sekadar segala 'kebaikan-kebaikan' yang datang dari pemikiran manusia (intellectual precepts). Manusia 'luka' tidak ada sumber untuk mentahirkan atau menyucikan roh mereka sendiri. Urusan memasuki hadirat adalah disandarkan pada spiritual precepts yang ditunjangi oleh 'suara' Firman sebagai keyakinan kepada yang kita harapkan. Dan spiritual precept itu tidaklah terpesong dari tiga elemen ‘Deep calls deep,’ iaitu Jalan, Pintu dan Kunci. Paling tidakpun, pengikut 'Jalan' yang rajin dengan urusan ‘masuk kamar’ ('berdoa') akan hanya bersyukur dengan 'meng-imani' lirik nyanyian Daud: "Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. SelaMazmur 68: 19

   Ruangan kamar dalam Khemah Suci yang dinubuatkan sebagai kamar ‘Yang Mahasuci’ sebenarnya tidaklah 'suci' sepanjang masa kerana ia tertakluk kepada dosa-dosa kedua belas suku kaum Israel. Justeru itu, bilik atau the chamber ‘Yang Maha Suci’ (the holy of Holiest) itu boleh saja menjadi 'najis/impure' (defiled) pada bila-bila masa sahaja setiap hari! Ibadah ritus tabernakel atau Khemah Suci menuntut supaya 'tabut perjanjian' (the Ark of Covenant) perlu ditahirkan terlebih dahulu dengan percikan darah penebus dosa sebanyak 7 kali menurut Firman (pengajaran 'jalan' melalui Taurat), jika Imam Besar berurusan dengan Tuhan Yahuwah di kamar ‘the holy of Holiest.’ Justeru itu, 'jalan' berdoa melalui 'pintu' Tabernakel adalah ibadah (berdoa)  yang amat  membebankan.

    Maka, kamar ‘Yang Maha Suci’ itu hendaklah dianugerahkan dengan kuasa pentahiran dari Yahuwah terlebih dahulu berdasarkan pengajaran Taurat sebelum ia benar-benar 'Suci.' Tanpa anugerah pentahiran Yahuwah ke atas 'Tabut Perjanjian' di dalam kamar ‘Yang Maha Suci,’ maka ia tidak akan suci walaupun ia masih juga digelar atau designated sekadar nama sebagai kamar ‘Yang Maha Suci.’

   Setiap 'sumbu' roh orang percaya dalam Perjanjian Baru adalah 'bayangan' dari pengajaran Taurat sebagai kamar ‘Yang Maha Suci dalam ibadah 'altar' Perjanjian Lama,’ iaitu tempat Roh Kudus turun, yang perlu ditahirkan terlebih dahulu oleh kuasa darah Yeshua yang memberikan 'pengampunan dan pentahiran' dosa-dosa secara berlimpah-kasih dan taat. Oleh yang demikian, roh manusia orang-orang percaya masih juga digelar ‘orang-orang kudus’ kerana sebagaimana ‘Yang Maha Suci’ pada Tabernakel itu masih juga disebut ‘Yang Maha Suci,’ biarpun ia sebenarnya tidak lagi suci, maka demikianlah orang-orang percaya akan masih dijolok sebagai orang-orang kudus kerana sumbu-sumbu roh orang-orang percaya sepatutnya 'designated' untuk tempat Roh Tujuh Lapis turun. Sebab itulah teguran-teguran dari Roh Tuhan telah disampaikan menurut Why. 2 hingga Why.3, agar orang-orang percaya dapat menyelidiki  roh mereka sendiri yang disingkapkan oleh Roh Kudus. Entah 'sumbu roh'  mereka akan benar-benar berfungsi sebagai ‘Yang Maha suci’ yang dilepaskan dari dosa-dosa, ataupun sebaliknya.

10 “Son of man, describe the temple to the people of Israel, that they may be ashamed of their sins. Let them consider its perfection, 11 and if they are ashamed of all they have done, make known to them the design of the temple—its arrangement, its exits and entrances—its whole design and all its regulations and laws. Write these down before them, so that they may be faithful to its design and follow all its regulations. 12 “This is the law of the temple: All the surrounding area on top of the mountain will be most holy. Such is the law of the temple. (Ezekiel 43: 10-12)

     Penyembahan sempurna kepada Tuhan adalah seperti yang disingkapkan oleh Roh kepada Nabi Ezekiel dalam Ezekiel 43: 10-12: menyembah di dalam roh dan kebenaran.  Kenapa "surrounding area on the top of the mountain" pula yang digelar atau designated sebagai 'Yang Maha Suci' (the most holy) dalam ayat 12 ? Bukankah 'Yang Maha Suci' itu adalah ruangan kamar yang terletak di rumah Tabernakel yang terdalam sekali, iaitu the innest Temple? Setiap roh orang-orang percaya adalah 'designated' dan dinubuatkan sebagai kamar  'the holy of holiest' atau 'Tabut Perjanjian;' 'sumbu roh' umat perjanjian baru adalah tempat 'lidah api' turun untuk memberikan Pintu Hadirat Roh Tuhan. Justeru itu, kita akan mengecapi spirit of prayer apabila berada di dalam hadiratNya yang dinyatakan di dalam 'the holy of holiest' orang percaya. ‘The holy of holiest’ perjanjian baru adalah adalah merujuk kepada roh-roh orang percaya yang telah dilahirkan kembali, lantas menjadi 'kamar' yang mempunyai 'sumbu roh' untuk Roh Kudus turun.

    Maka, Ezekiel 43: 10 -12 adalah dinubuatkan khusus untuk bangsa Ibrani agar mereka tahu bahawa Tuhan mereka tidak berdusta! Ia menjadi suatu 'tanda' sepanjang zaman kepada orang-orang Ibrani yang masih berusaha, terkial-kial, menyembah Tuhan YHVH menurut 'jalan-jalan' 'ritus-Taurat' yang berpusat pada Tabernakel Perjanjian Lama. Mereka akan 'malu' (they may be ashamed of their sins) kerana roh mereka seperti 'telanjang' apabila Hakim akan datang kelak! Ibadah rohani mereka akan dinilai oleh Hakim, dan Hukum Bait Allah yang dinubuatkan oleh Ezekiel dalam Ezekiel 43: 10 -12 itu akan menjadi salah satu 'tanda' yang spesifik kepada bangsa Ibrani! Tuhan mereka menuntut ibadah mereka, supaya meniti 'jalan ibadah' yang perfect, sebagaimana Roh Bapa di Sorga yang Sempurna.  Yeshua datang memberi 'jalan' ibadah yang sempurna dengan berfirman : "Akulah Jalan..."   Pihak berkuasa agama Perjanjian Lama telah menolakNya, kecuali ke-sebelas Rasul dan yang kemudiannya menjadi dua belas kembali, dan mereka telah dinubuatkan untuk menjadi 'batu asas' bersama dengan 'Batu Penjuru' bait-Allah Perjanjian Baru. "14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu." (Wahyu 21: 14)