Rabu, 30 September 2015

Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun...

   

    Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan 'zaman' ?"(Matius 24:3 )

Jawapan Yesus dari ayat 27 hingga 30 berbunyi:

27 Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.28 Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."29 "Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.30 Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.(Mat 24:27-30)

     Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.(Mat 13:10-12)
_________________________________________
Apakah "karunia" yang dimaksudkan oleh Yesus itu?
_________________________________________

16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,17 yaitu Roh Kebenaran. (Yoh 14:16-17a)

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.(Yoh 16:14)

   Roh Kudus adalah satu dengan Roh yang ada pada Yesus, dan Roh Allah Bapa iaitu Roh tujuh lapis; Roh Trinitas itu satu Roh, dan  Roh itu adalah Sevenfold Spirit.  Ada tujuh lapis karunia-karunia asas operasi Roh Kudus.  Meskipun karunia itu tidaklah terkira kekayaannya dan kemurahan Tuhan, namun ketujuh karunia-karunia operasi Roh Kudus itu adalah asas kepada mengenali operasi Roh Tuhan. Raja Daud bernyanyi "Your Word is flawless and boundless." Dalam operasi-operasi karya Roh Kudus ada satu karunia yang dapat menyingkapkan keperincian perihal "Tuhan yang bergaul karib" kepada orang-orang percaya! Pastinya, kita tertanya-tanya, apakah agaknya sebab-musabab Roh Tuhan "bergaul karib" dengan seseorang percaya seperti Raja Daud.
_________________________________________
Akan tetapi, siapakah pula yang akan digauli karib oleh Roh Kudus?
_________________________________________

     Raja Daud yang dikatakan amat dekat di hati Tuhan bersaksi: "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14)

     Maka, kita tahu bahawa mereka yang dianugerahkan karunia "takut akan Tuhan" adalah orang percaya yang akan diberikan Tuhan "rahasia-rahasia" Perjanjian. Karunia-karunia adalah melekat pada peribadi Roh Kudus, justeru itu, ia hendaklah dipinta setiap kali kita memsauki hadiratNya, sehinggalah ia hinggap bernyala pada "sumbu" roh kita. "Sumbu" itu merujuk kepada Jantung roh manusia iaitu tempat Lidah api hinggap. Karunia "takut akan Tuhan" dinubuatkan oleh Nabi Yesaya sebagai "harta" Sion. "Masa keamanan (Church's age) akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan Tuhan, itulah harta benda Sion" (Yesaya 33:6). Ia adalah "harta" atau "karunia" yang diberikan oleh Bapa Syorgawi di dalam "nama" Kristus yang duduk disebelah kanan Bapa, dan dilaksanakan oleh Roh Kudus di tengah-tengah umat Tuhan.

     Yesus bersabda bahawa "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga," tetapi kepada mereka tidak.  Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan."  Maka, kita tahu bahawa mereka yang mengetahui "rahasia-rahasia" termasuklah rahasia perihal 'bila' Kristus akan kembali, adalah mereka yang diberikan "karunia:"roh takut akan Tuhan, karunia roh hikmat dan karunia roh pengertian.  
_________________________________________
Kenapa pula Yesus memilih perumpamaan burung nazar untuk menyingkapkan perihal kembalinya Kristus ke bumi? 
_________________________________________

                                   
 Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun...
Pemberitaan mereka iaitu "berkerumun" bukanlah dusta,
...benarlah memang ada bangkai !!

                                   
Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun...
Siapakah mereka itu? Kenapa agaknya Yesus memilih mereka sebagai
perumpamaan yang menyingkapkan pemberitaan kedatanganNya yang kedua?

   
     Kristus berkata "di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." Jawapannya ringkas: kerana "instinct" burung nazar "berkerumun" itu sudah pasti tidak berdusta ! Berkerumunnya burung nazar bukanlah berpura-pura tetapi suatu kebenaran bahawa, memang ada bangkai!
_________________________________________
Namun kita akan terus bertanya, "siapakah diantara orang-orang percaya yang akan benar -benar membawa pemberitaannya seperti burung nazar? 
_________________________________________

     Maka, jawapannya ialah mereka yang pemakan bangkai secara tulenlah yang arif atau mengenali dengan dalam tentang bangkai.  Kerbau atau sapi tidaklah mengenali bangkai kerana mereka pemakan rumput.  Burung nazarlah yang secara kudratinya arif dan mengenali bangkai  segala bangkai.  Ia bukanlah semata-mata perihal pengkhususan pengajian Alkitab seperti 'bidang-bidang" sekular di dunia ini, tetapi suatu ketulenan, iaitu kudrati "ranting-ranting sebenar dan Pokok Sebenar."  "Perkataan-perkataan (Firman) yang kukatakan adalah roh" kata Yesus Kristus. 

    Kudrati roh manusia (Adam) sebelum ia "luka," disingkapkan dari tulisan Nabi Musa dalam Kitab Kejadian menyatakan bahawa kehidupan manusia harus bergantung pada buah-buah Pohon Kehidupan! Pusat kehidupan Adam dan Hawa yang belum "luka" harus menuruti Firman yang menjelaskan bahawa mereka harus makan buah Pohon Kehidupan.  Pemakan Firmanlah yang tahu, bila "Firman" itu akan kembali. Dalam pengertian bahasa profetik, ranting-ranting yang benar takkan hidup tanpa melekat pada Pokok Kehidupan itu. Roh manusia tidak akan bertumbuh-percaya jika ia tidak "makan." Pertumbuhan rohani hanya datang dari "makan." Sebab itulah Kristus bersabda dalam Mat. 4: 4 (juga Ulangan 8: 3) bahawa manusia harus hidup menuruti setiap Firman.

     Dan "makan" itu adalah keutamaan melebihi makanan roti sementara di dunia sepertimana yang dijelaskan dalam Matius 6: 33; kedua petikan tersebut berkait rapat dengan "makan Firman."  Kita tahu bahawa dalam Wahyu 19: 13, nama merujuk kepada "karya" atau dalam bahasa Inggerisnya "mission or handiwork." Kristus adalah Firman: Firman yang menjadi manusiaKristus adalah karya Allah Bapa dari alpha dan Omega.   "...dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."(Wahyu 19:13).  Bagaimana mungkin seseorang percaya dapat mengenali 'Firman' iaitu 'Kristus' kalau bukan kerana senantiasa makan sebagaimana yang terkandung dalam doa " Bapa Kami.". Kerana segala karya (handiworks) Yesus kristus adalah Firman iaitu pertama-tama yang tertulis dan juga yang tidak tertulis. "Makan" Firman artinya mengenali karya Allah Bapa iaitu "Kristus." Dan mengenali yang Mahakudus dan karyaNya adalah kehidupan yang kekal.

    Mereka yang rohnya pandai lapar akan Firman adalah mereka yang dianugerahkan operasi Roh Kudus, "karunia takut akan Tuhan." Mereka inilah yang akan seterusnya dianugerahkan dengan roh pengertian dan permulaan roh hikmat. Dan, "roh manusia yang pandai lapar kepada Firman," tidaklah datang memasuki hadirat Bapa, jika sekiranya, ia tidak didahului oleh operasi anugerah karunia Roh Kudus yang disebut "roh takut akan Tuhan." (lihat "roh takut akan Tuhan" dalam Yesaya 11: 1-6). Karunia inilah yang akan beroperasi ke atas roh orang percaya supaya ia seterusnya dianugerahkan dengan "permulaan hikmat" dan "roh pengertian." Kata-kata Kristus kepada 12 rasul juga masih benar untuk semua orang percaya, dan "kepada kamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia! " 

     Dalam catatan Kitab Suci, kita akan dapat melihat bahawa semua nabi-nabi memakan gulungan Kitab (Firman)!  Bukanlah secara 'literal' (harafiah) mereka betul-betul memakan kertas, papyrus atau kulit binatang, tetapi mereka tahu Jalan, Pintu, dan Kunci untuk memasuki hadirat Roh Kudus.  Di dalam hadirat Roh kuduslah, roh mereka menanggapi "the Spirit of prayer," ataupun "roh doa." 

Isnin, 28 September 2015

The spiritual journey of Catholicism and Protestantism....





     The marriage between YHVH and his Covenant-people, the Israelites, began with the Lord‘s paschal in Egypt. They conquered and possessed the Promised Land, establishing the kingdom of priest and the holy nation (Exodus 19: 5-6). The Laws were made into effect through the angels of YHVH in the holy land, and the matters of interpretations of the Laws prescribed by the Levite high priests. “20 See, I am sending an angel ahead of you to guard you along the way and to bring you into the place which I have prepared (Promised Land). 21 Pay attention to him and listen to what he says. Do not rebel against him; he will not forgive your rebellion. Since my Name (means divine mission) is in him” (Exodus 23: 20-21). “53 you who received the law that was put into effect through angels but have not obeyed it (Acts 7: 53).”

The kingdom of priest and the holy nation in Canaan was the manifestation of theocratic establishment of the twelve tribes of Israelites on earth prescribed by the Covenant. Later, God raised the Judges, so that they may save the Israelites from the raiders. The raiders were from the five-rulers of Philistines of the following remnant Canaanites: the Hittites; Amorites; Perizzites; Hivites, and the Jebusites (Judges 2: 16; 3: 2-5). The Israelites kept on the intermarriages with them and also prostituting themselves to the Canaanites’ gods. The “Kingdom of priest and holy nation”was frequently subjected to the raiders (Exodus 19: 5-6): nonetheless, the theocratic era was considered to have begun right from the Lord‘s paschal in Egypt in the year of Exodus, and by counting in their 40-years wandering in the desert that theocratic era had spanned for approximately 391 years. The Theocratic nation died out when all the elders of Israel rejected the “kingdom of priests”by asking Prophet Samuel to give them a king instead of his corrupt sons (1 Samuel 8:6-7; 1 Samuel 12:12, 19; 1 Samuel 10: 25).


YHVH explained unto Samuel that it was God whom the Israelites had rejected as their sovereign King. So the Theocratic era ended, and the monarchy’s era began with the anointment of Saul as the first monarch of Israel. “Samuel explained to the people the regulations of the kingship. He wrote them down on the scroll and deposited them before the Lord”(1 Samuel 10: 25). The monarchy had survived for approximately 511 years. It began in the first year of King Saul in 1098 BCE till to the last reigning year of king Zedekiah in 587 BCE. [1]  “Monarchy had become the things of the past”when the last kingdom of Judah was carried off into 70-years exile in Babylon.[2]
It seemed that God continued to grant them miraculous protections and blessings throughout the monarchy era, as long as the reigning king recognized God as his ultimate king above his earthly kingship. The establishment of the Monarchy era was, in fact, the manifestation of their rebellion against God, and yet YHVH continuously did many wondrous things due to His oath to King David in upholding the promised Messiah under his lineage. Those who walked in the ways of David would be upheld, and the evil kings were uprooted. As long as the ruling king was responsive and humble before the Lord then they would be upheld, by the miraculous divine interventions; delivering them from their enemies as according to the prophecies of the Prophets of God.


YHVH sent his servants in proclaiming the foundation of the future divine mission of the promised Messiah. The prophecies are the holy foundation upon which He fulfils his mission in redeeming mankind. The prophecies were one of the holy foundations of divine mission on earth, fulfilling the perfect Way of reconciliation. Later, the perfect atonement of mankind guaranteed true deliverance for all nations on earth from the slavery of sins. Jesus Christ, the redeemer of mankind fulfilled YHVH’s promise unto Abraham; that through his seed all people on earth shall be blessed. The promised blessings are the redemption in Christ and also the outpouring of the promised helper, the Holy Spirit. The Mosaic Laws prescribed that the glory of God among his people could not be manifested, unless there were sacrifices of sin offerings; atonement for the priest and the people. Jesus came to fulfill the Laws, so that the people of God may receive the fullness of life (John 10: 10). And through the empowerment of the Holy Spirit, the people of the Way would show forth praises unto God.

The Church was born with the empowerment of the Holy Spirit; the seal of the New Covenant. The beginning of fulfilment came on the day of the Pentecost. The earliest persecuted Church was called the original Apostolic Church. The original apostolic church died out when all the apostles who had seen Jesus Christ alive left their earthen vessels. Later, the people of the Way were able to institutionalize themselves according to their political regions and affiliations, as more rulers embraced the Way, giving births to 23-Catholic rites including the Eastern Orthodox Churches, the Latin Rites (Roman) and the Coptic Church. Protestantism splintered from Catholicism approximately more than 1,000 years later.
According to the New Advent Encylopedia, the reformation in England was choreographed by king Henry VIII, plunging the former Catholic-”defender of faith”-nation into new brand reformed Church of England, and later “the Act of Supreme Head was enacted in 1534 CE,” [3] prescribing the Monarch as “the Supreme Head of the Church”; this enactment defied the Papal supremacy, [4] and thus, legally cutting off any Roman influence on Henry’s accession on the throne. In the same year, Pollen wrote that “the Society of Jesus” pioneered by St. Ignatius Loyola took the vow together with his chosen colleagues in counter-reforming the protesting-movements or the reformation. [5] The Scripture clearly reveals that division of the body of Christ is caused by sins, but some reason out that to take apart is sense, as to sanction the break-ups history of the Church. Thus, the tangible institution of the Church was predestined to be divided. Some Christian scholars argue that since the soul of the Church i.e. The Holy Spirit is only one, and therefore spiritually speaking, the soul of the Church remains as one; they argue that uniformity does not necessarily equivalent to the unity in the Spirit.

In the conviction of  Christ,  Pilate found no proof in passing the verdict; he was stupefied by Jesus’ uncanny remarks concerning his preordained-mission, and the resumption of prosecution led Pilate‘s further unnecessary investigation, enquiring “what is truth?” This enquiry ceaselessly resonates in one’s vacuum of spiritual awakening. In our personal dialogue, the nature of our curiosity seeks the satisfying answer to that question “what is truth?”Truth is the holy foundation of God’s Creation i.e. the Word of God. Jesus had once disclosed unto his disciples that he came to fulfil all Laws, the Prophecies of the Prophets and the Psalms. Though each spiritual “a priori[6] of holy foundation of divine mission is the Word of God, and yet all those three are distinguishable of their purposes.


The Word is the holy foundation of Creation and always be the sovereign efficacious-spiritual-“a priori”of every divine plan. Thus, St. John wrote “in the beginning was the Word.” Jesus testified concerning the tree of life, but the “wounded”descendants of Adam rejected his testimony due to the ingrained tree of knowledge in their souls. An atheist who does not believe in the hand of God the Creator would have to rely on one’s capacity in perceiving his surroundings as according to the tree of knowledge: in modern times, the digest could be mostly derived from scientific reasoning. One of the positive facets of seeing Catholicism vs. Protestantism is discerning it,  as the clear sign of the nearness of his new name. Transcending our souls into the presence of God’s Spirit would shed off the outer tangible perceptions of truth, and thus we see those differences as merely separating the uniformity, and yet mysteriously leading all whose names written in a book of life to be One in the Spirit.
After all, our understanding of the infinite divine Spirit is always insufficient and unrefined. Our consciousness and faith are mentally shaped up by the doctrinal adherences of one‘s religion. Not all people like changes; some choose to be faithfully honouring the traditions. As in the footstep of Moses, the regular practice of striking the sonorous lime stones in order to detect the presence of reservoired-water is much safer than “speaking unto the stone.” Those who preferred the traditional method were protested by those who claim to have heard the voice that commanding them “to speak unto the stone.” These conflicting paradigms and precepts have painted the governance of the Church, and thus they eventually divided the masses into their own respective flocks. The influential authorities split up the establishment of the Church institutions into strife and divisions; the former mainstreams of the divisions were called Catholicism which taught 23 rites, and later Protestantism was born. Since then the divisions keep on splintering the protestant mainstreams into mushrooming brand new churches. History is frequently exploited and misinterpreted. The authorship of history neither discontinues nor becomes absolute. Therefore, Scriptural “truth” is never to be validated by historical records.

Truth is always the Spirit of Truth i.e. Jesus Christ. The holy foundation of the Triune God‘s missions is always the Word.  For Noah, the Word was definable as simply the instructions of building the Ark. The Word of God also included those ceremonial regulations in performing the ancient rites of expiation. The Lyrics from God‘s heart were definable as the Word of God as well; such as the Lyrics in Genesis 8: 21-22. Jesus disclosed all those categories of Word in Luke 24: 44 as “everything must be fulfilled that is written about me in the Law of Moses, the Prophets and the Psalm (Lyrics).” Jesus’ disclosure of his identity could be simply rephrased as “everything about me must be fulfilled according to the spoken Word of the Divine” St. John saw the salvific missions by the Hand of God along with the chosen lineage, and thus he simply wrote “the Word became flesh.”The word manifested in the midst of mankind both as the Son of the Most High and also the Son of Man.

If we fly above into the sky, as if having bird’s-eye-view on those things below; we would see the journeys of his chosen; connected and elucidated with the prophesied destiny of God’s people. It is unwise to reunite all churches under one tangible umbrella because this endeavour would be likened as an upstream-rowing of a boat; such attempt discards the prophecies (Word) revealed by the Lord Jesus Christ, and also by the saints of the Church.

Unnecessary merges of Churches would be against the revelations of God. We must learn from the resonating message of Diaspora; thus, the dispersion must take place before His Second Coming. Jesus foretold that the birth pangs: “10 many will turn away from the faith and many will betray, and hate each another, 11 many false prophets will appear and deceived many people (Matthew 24: 10-11).”So it was clear that the mainstreams churches would go through further divisions, dispersions and apostasy. Dispersion fulfilled the prophesied-birth pangs: the paintings are apostasy, divisions, strife, sectarianism and deceptions. Therefore, any attempt to unify these dispersed churches would only manifest our pointless attempt to reverse the predicted deterioration of the tangible churches; It is simply against Jesus’ prophecies.

It is against the prophecies revealed by God who once dispersed the unified one-language inhabitants of the earth with “72 major languages in the ancient incident of the forbidden tower of Babel.” [7] Wikipedia the Free Encylopedia explained the origin of many languages on earth; “because a count of all the descendants of Noah listed by name in chapter 10 of Genesis provides 15 names for Japheth's descendants, 30 for Ham's, and 27 for Shem's, these figures became established as the 72 languages resulting from the confusion at Babel.” [8] Most of us are able to relate the dispersion of the one-language ancient Babylon to divine Judgment; paradoxically, such dispersion was necessary as to weaken the possibilities of easy diabolic conquest of humanity. Seeing through the same lenses; we should be able to see the break-ups history of the Church as filtered through the fingers of God, so that the subtlest diabolic conquest of the bride could be transcendently and creatively deferred and delayed by the most mysterious creativity of the Divine Spirit.

Complete unity and uniformity was only practical for the once theocratic governance of the ancient Hebrews in the Promised Land. It may not be necessary for the Church to remain in one tangible unity in order to express the spiritual marriage between the Jesus Christ and his followers. Though the witnessing strength of the “Truth” is undeniably marred by the divisions of many affiliations, it would be better to see the splintering as the clear “Sign” of the nearness of the new name of Jesus Christ. God has allowed these paintings for her bride, as manifestations of the shaken pillars on earth, so that God’s Word would be fulfilled. God is not agitated with the divisions of the tangible Church.


He is able to solve any problem with his transcendent creativity. Our God is perfect. Seeing the replay of history like in the days of the Judges’ era which had shifted into the Monarchy Kingdom through the collective force of the elders would be inspiring. History keeps on repeating though it does not appear to be exactly the same…like from the theocratic Kingdom of Priests replaced by the Monarchy Kingdom of Israel, then they were exiled into foreign nations: the Diaspora. It was somehow repeated by the break ups history of the Church; Protestantism splintered from Catholic rites. And then, Protestantism keeps on splintering into numerous unknown traditions and roots. Unless splintered phenomenon was fulfilled, the Second Coming of Jesus Christ on earth wouldn’t be near.

The birth of the Lamb of God had long been preceded by the Diaspora which eventually ushered the unified “one” Old Covenant people into fragmented sectarian flocks: the Zealots, the Pharisees, the Sadducees, the Samaritan Jews, and the Essenes, and several Rabbinical Talmud Lineages. Somehow, the divided Old Covenant people were just the right time for Jesus to manifest himself as the “Word” became “flesh,” bringing forth the establishment of the New Covenant. The dispersed phenomenon has to be continuously painting the tangible body of the Church before the 2nd Return of Christ. The Second Advent would be preceded by the phenomenon of break-ups of the Spiritual Israelites (Churches) ...into numerous tangible Churches...which would be adjudged by the rhyming verses of the fire of Chastisement: a time, times and half a time.

When the Church was born...the former Old Covenant people continued to observe the old way of expiation. In the near future, the present numerous tangible churches might continue their Churchianity even the then returned Christ might have sealed the elect as prophesied in Revelation 7. They may similarly emulate the same mistake done by the widow of Yahweh. The calloused hearts of those Old Covenant believers insisted in observing the ‘way’ as according to Mosaic Laws though Prophet Isaiah had clearly disclosed that God was no longer pleased with animal sacrifices (Isaiah 66: 3-4). Lamb of God had already perfected the foreshadowing Laws on the day of Lord‘s paschal on the Cross: the sacrifices which blasphemed the atoning Cross of Jesus led to “the destruction of the temple which according to Betchel had taken place in 70 AD.” [9] Thus, Jesus’ return on the unique day of the Lord would surely fulfil the prophecies spoken by Prophet Daniel “when the power of the holy people is broken.” “Broken”here points to the absence of divine favour which spans for a time, times, and half a time. It is Judgment’s era—“desert.”






The Revelation concerning Catholicism and Protestantism is...




But the Lord says through Prophet Isaiah, “ 8 Remember this and consider, (a) recall it to mind, you transgressors (increasing apostasy), 9 remember the former things of old; for I am God, and there is no other; I am God, and there is no one like me, 10 declaring the end from the beginning and from ancient times things not yet done, saying, “My purpose shall stand, and I will fulfill my intention”(Isaiah 46: 8-10). Divine intentions (Judgment i.e. without daytime and night time) or wills for Catholicism and Protestantism would stand. Human tendency manifests our judgmental attitude towards our brethren in different affiliations. God's purpose would stand ...He would winnow both of them according to the revealed rebukes in the book of revelation (Chapter 2 and 3) during the chastisement period of “a time.”Catholic calls that winnowing, as Chastisement which is actually referring to the first phase of a time, times, and half a time. Then He would return… (Revelation 6: 12-17; Matthew 24: 29-31).




The Apostles Creed “Jesus ascended into Heaven, seated at the right Hand of the Father,” signifying His Melchizedec Mediator ship in Heaven. ...but when He returns on earth there would be no One sitting on that “Mediatory seat” because Jesus' name had been pronounced “seven eyes, seven horns and seven spirits.”However, his heart remains the same forever. Though his mission is changing, He is forever immutable. His return means another Mission of the Triune God on earth...the Judgment. Either Catholics or Protestants; both of them are human spirits (the Divine vineyards) that would enter the prophesied desert for a time, times, and half a time. They would be judged by the dreadful Judge. Sins are like thorns and briers. They are like fuel that caught up the fire of God, and there would be billowing of smoke. There would be blood, fire and billowing smoke as the Signs on earth.


Defining true Christianity by merely referring to one’s membership of any established church institution would only lead us into endless debates because eventually one would be tempted to expose the history of wrongdoings, or the flesh of each another. Exposing the history of the flesh of each another means endless argument, as long as we are confined within this mortal flesh. Who would be blameless when we are adjudged via our flesh? Blessed be those who are redeemed; those who truly embrace the teaching of true Vine and true branches. However, Catholicism remained the Mother Church because Protestantism was born from Catholicism and not vice versa. Protestantism splintered from Catholicism. If Catholicism is the theology instituted by Christ, as according to Catholic apologetics then why God keeps on manifesting miracles and wondrous divine manifestations among the splintered Protestantism?


The answer lies in the Divine Creativity and ultimate Goodness of our Lord in reaching the world. The fact was that Protestantism did not reject the Way, but merely defying the papal supremacy. And neither did Catholicism side track from the Way, but merely upholding the traditions. Paradoxically, both remain the followers of the Way: and yet they subtly oppose each another. Yahweh was somehow still continuing his mission with the covenant people during the kings’ era though the kingdom was bureaucratically ruled by an earthly king. Monarchy system was, in fact, the Israelites’ square rejection of YHVH‘s Sovereignty: the Lord’s intention for the old covenant people was “6 you (a) will be for me a kingdom of priests and a holy nation," Exodus 19: 5-6; see Israelites rejection of YHVH in 1Samuel 8: 1-22). The truth is Jesus Christ (John 14:6). In John 14:6 Jesus said, “I am the way, and the truth, and the life; no one comes to the Father, but by me.” The Truth is the Reality of God’s Spirit. The Word became flesh is the reality of God in the midst of mankind. The reality of the presence of God is only accessible when one is in the presence of the Spirit of Truth.

Questioning true Christianity based on “comparative paradigms”would be rather a manifestation of one’s failure in seeing the ultimate reason of being a believer i.e. to be continuously reconciled to the Spirit of God. My soul is free from subtle historical prejudices dished out by the mortal historians, thus I see that Catholicism, and Protestantism are not guilty of anything. The lay Christians might be deceived by the fine sounding arguments opined by the historian-authors. Spiritual watchfulness would be helpful in differentiating between historical subjects and the Truth. History always presents the “facts,” but the “truth” is always communicated by the Spirit of Truth. Besides, the Serpent is very wise; he has endless deceptions in conquering the bride.


The bride must be choreographed and divided, so that the beasts, as the “mouths” of the Old Serpent, could easily conquer her imprints and missions on earth. The Adversary’s emissaries, the beasts of the earth,  are always seeking to splash acid on the wounds, so that the saints are conquered. The beasts as Satan‘s emissaries on earth had succeeded in conquering the holy people through wars, antichrist-ideologies, and through economic conquests (the slavery of fiat money). These three known classic manoeuvres of Conquest had enmeshed the Church, and even the Church’s break ups became the subtle loop holes for the church; making her to be easily infiltrated by “waters like river spewed out by the Serpent.”Now, the power of church has broken...it is the prophesied “desert”: ...a time, times, and half a time.


To be extremely tireless zealot with the supremacy of one‘s doctrinal belief would rather set the boundary of the infinite Spirit of God, thus manifesting our immature predisposition in discerning the truth. Our judgmental inclination only manifests our earthly precepts and unrefined understanding concerning the infinite and unfathomable mystery of the Spirit of God: the boundless Word.   Edifying apologetics belongs to those who are acquainted with the spirit of understanding and the spirit of wisdom; those who know how to handle the Word that sharper than any double-edged-sword, separating soul and spirit. Edifying apologetics is essentially the Spirit of Prophecy. There is no time to entertain lawyering because it merely displays our desperate desire in winning an argument. Time is running out for an argument. Considering the nearness of his name, his message is not subduing every argument into the power of Christ or “Go, my people win an argument.” But He said, “Go, my covenant people enter your own chamber.”It is within your own chamber that you would be strengthened by the presence of His Spirit; it is the fire of His presence that lights up the wicks of our spirits. 

Blessed those pure heart for they shall see the Face of God (Matthew 5:8). Jesus said that if your eyes are full of light then indeed your body are full of light, and if your eyes are dark and indeed your body be totally darkened.  Jesus in his dying breaths said, “Forgive them Father, for they do not know what they are doing.”  The descendants of the wounded men ought to face the truth that our intellectual capacities impede our understanding of the Most holy One. Unless we are continously renewing our minds with our daily Manna, our human precepts would not be transformed  into seeing the divine precepts. We continue our journey of faith as according to the precepts shaped up by the teachings of our Churches. And yet our dominant consciousness is undeniably remaining centred on our mortal grey matters within our cranial skulls. Unless we are truly endowed with the gift of the Spirit “the fear of the Lord,” then we may remain within the untransformed-cocooned-faith, dominated by our own mental-precepts. 


Thus, such cocoon is imprisoning us from having the right spirit of understanding and the right spirit of wisdom.  May the Lord who is merciful and enduring lovingkindness endow us the operations of the gifts of the Sevenfold Spirit; and may the spirit of the fear of the Lord descends at our wicks of our spirits,  so that even our flesh is weak, and yet our spirits may be transformed into what He transcendingly intends us to be, as according to the richness of His omniwisdom and omniknowledge. Blessed be those who hold the treasure of Sion; the fear of the Lord (Isaiah 33: 6).  The followers of Christ who are inclined to cultivate judgmental predisposition would be ending up uninterested in practicing the heart of Jesus, when it comes to forgiving their fellow brethren, they would find out as if pebbles along their throats of prayers.  There must have been subtle hatred that had seeped down the souls of the mortal men who claimed to be the followers of Christ.  Every mouth that confesses  to be the followers of Christ would be facing the Judgment Seat of Christ. Therefore, let Christ alone be the Judge who judges in equity.    Jesus said that if your eyes are full of light then indeed your body are full of light, and if your eyes are dark and indeed your body be totally darkened.  Following Christ is  more than the knowledge of apologetics.  It is likened by Christ as the true branches and the true Vine: dependency.  Does anyone  would be  just enough to  tell you that you are full of light or vice versa?  Solomon said “human spirit is the lamp of God, it searches the innermost being

By Joannes Simin 

End Notes

[1] Simin, Joannes. The Interpolated Chronologies in the Old Covenant Based on Prophecies. ms. 2014

[2] Bechtel, Florentine. "Judaizers." The Catholic Encyclopedia. Vol. 8. New York: Robert Appleton Company, 1910. 24 Apr. 2014 <http://www.newadvent.org/cathen/08537a.htm>.

[3]Thurston, Herbert. "Henry VIII." The Catholic Encyclopedia. Vol. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910. 23 Apr. 2014 http://www.newadvent.org/cathen/07222a.htm.

[4] ”Supreme Head of the Church of England.”Wikipedia, the Free Encylopedia. 23 Apr. 2014. <http://en.wikipedia.org/wiki/upreme_Head_of_the_Church_of_England>.

[5] Pollen, John Hungerford. "St. Ignatius Loyola." The Catholic Encyclopedia. Vol. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910. 24 Apr. 2014 <http://www.newadvent.org/cathen/07639c.htm>.

 [6] "a priori." Online Etymology Dictionary. Douglas Harper, Historian. 24 Apr. 2014. <Dictionary.com http://dictionary.reference.com/browse/a priori>.

[7] Tower of Babel: Enumeration of scattered languages.”Wikipedia, the Free Encyclopedia. 23 April 2014. <Wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Tower_of_Babel>.

[8]  Ibid.

[9]  Bechtel, Florentine. "Judaizers." The Catholic Encyclopedia. Vol. 8. New York: Robert Appleton Company, 1910. 24 Apr. 2014 <http://www.newadvent.org/cathen/08537a.htm>.

References (The Holy Bible)  

The Holy Bible, New Jerusalem Bible. 14 Apr.2014. <Catholic.org

The Holy Bible, New International Version. The NIV Study Bible. The Zondervan
Bible Publishers. Grand Rapids, Michigan. 1985.

The Holy Bible Knox Translation. Baronius Press Ltd. ed. 2012.
<newadvent.org http://www.newadvent.org/bible >.

'Langit' (heavens) menceritakan kemuliaan Allah, dan 'cakrawala' (sky) memberitakan 'pekerjaan' ('nama') tangan-Nya;(Mzm 19:2)



Copyright © Joannes Simin 2014


Tuhan itu  Roh, barangsiapa menyembah Dia, haruslah menyembah dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24). Sang Pencipta berkerja siang dan malam tidak henti-henti, memperdamaikan di antara umat manusia yang berdosa dengan diri Tuhan yang Mahasuci (Mazmur 68: 19). Tuhan berkarya menurut tiga jenis dasar yang suci dan tidak bercacat cela (flawless). Ketiga-tiga asas suci itu merupakan FirmanNya. Semua pekerjaan Tuhan baik di syurga atau di bumi, baik pada waktu penciptaan, atau pada zaman sebelum banjir Noah, selepas banjir, ataupun pada ketika Taurat (Perjanjian Sinai) dianugerahkan kepada bani Israel, sehinggalah masuk ke dalam era Perjanjian Baru, malah mahu pun pada masa kedatanganNya yang kedua kelak, sebagaimana yang dinubuatkan oleh nubuatan Kristus sendiri, semuanya adalah berdasarkan kepada ke-tiga-tiga asas tersebut tetapi Satu...iaitu Firman Allah; kerana nama Kristus adalah Firman Allah. Firman Allah itu 'roh' dan 'hidup' :-

(1)  Semua Hukum Suci Tuhan dalam Perjanjian Baru mahupun dalam Perjanjian Lama (All  the Holy Divine Laws)
(2) Semua nubuat atau 'mesej' Tuhan tak kira, dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru (Written Prophecies or 'Spoken' words)
(3) Semua lirik-lirik puitis di jantung Tuhan (Divine Lyrics), samada dalam kitab Mazmur                 mahupun dalam kitab-kitab  para nabi. 

'Karya' Yesus Kristus yang dibaluti daging adalah berdasarkan FirmanNya dalam Lukas 24: 44.   Kedatangan Kristus yang ke-dua adalah misi ('nama')sebagai Hakim yang Maha Adil, ia mestilah juga dilihat menggenapi, atau tidak terpesong dari FirmanNya dalam Lukas 24: 44. Semua nubuat ataupun wahyu peribadi yang dikumandangkan oleh para santa dan sangti Gereja hendaklah mengiakan asas pekerjaan Kristus yang diketahui oleh umat Tuhan iaitu, sebagaimana kata-katanya dalam Lukas 24: 44. Tuhan Bapa dan Tuhan Roh Kudus, dan Kristus adalah 'berkarya' menurut dasar yang sama, kerana mereka adalah Tuhan Satu Roh. Kitab Mazmur adalah nyanyian yang mengandungi Firman (Lyrics) yang bercampur dengan 'lirik-lirik' karangan pata nabi. Kebanyakan lagu-lagu nyanyian dalam Mazmur dikarang oleh Raja Daud, dan juga kompilasi-karangan lirik dan lagu dari para nabi YHVH. Salah satu daripada asas pekerjaan Tuhan Yesus yang harus disempurnakan adalah daripada "Lirik-Lirik Tuhan Yahweh." Raja Daud dikatakan amat dekat di hati Tuhan dan banyak mendengar lirik-lirik bicara hati Tuhan (…the Secrets of the Covenants of God…Mazmur 25:14).

Maka Lirik-Lirik Tuhan dalam Kitab Mazmur menurunkan rahsia-rahsia 'karya' atau 'misi' Kristus. Mazmur menyimpan maklumat rohani, atau ringkasnya dapat menyingkapkan dasar pekerjaan Kristus yang kelak akan menggenapi Perjanjian Damai dan juga Penghakiman dan penghukuman ke atas semua bangsa di bumi. Perjanjian Damai itu diungkapkan dalam frasa lirik Siang dan Malam yang tidak henti-henti." Ucapan Kristus "Damai sejahtera Ku berikan kepada mu" akan berhenti, apabila lirik Siang dan Malam," iaitu bicara 'jantung' Tuhan di dalam ayat Kejadian 8: 22 menjadi, "tanpa siang dan tanpa malam," atau terbalik maksud liriknya seperti dalam ayat Zechariah 14: 6-7, Matius 24: 29 dan Wahyu 6: 12-15.  Justeru itu, lirik-lirik puisi dalam Matius 24: 29 adalah suatu 'pemberitaan' (...lihat Mazmur 19: 1) tentang ‘Judgment’ yang akan dilaksanakan oleh Kristus yang datang untuk kali ke-dua. Ia adalah 'pemberitaan' tanda di langit, dan juga berfungsi sebagai titik peralihan tentang pekerjaan Tuhan, iaitu pengakhiran "perdamaian," dan permulaan Penghakiman dan Penghukuman. Pengumuman "Judgment" dalam Matius 24: 29 adalah dalam kategori Firman yang ketiga, (3) iaitu berdasarkan lirik-lirik puitis di jantung Tuhan yang sudah disampaikan oleh Kristus, ketika Ia sedang berkhotbah di lereng bukit Zaitun.

Psalm 19:1 ( lirik-lirik lagu Daud mengenai 'tanda' di langit…). The heavens are declaring the Glory of God; And the firmament or skies proclaims his handiwork ['name'].

(Kunci: " ...Langit memberitakan... " adalah bahasa Roh Tuhan yang berpuitis, dan bukanlah merujuk secara harafiah, iaitu 'langit sebenar' yang kelihatan di atas kepala kita,melainkan ia merujuk kepada 'alam roh').

Perkataan "Langit" ("heavens" or"skies") di dalam Alkitab mempunyai tiga pengertian yang berbeza mengikut, bagaimana ia digunakan dalam konteks penyampaian mesej 'roh.' Bila kita menemui perkataan "langit," maka biasanya ia akan berhubung-kait dengan pemandangan seperti matahari, bulan, bintang-bintang, ataupun cuaca sejuk, panas, musim, dan siang atau malam. Walaubagaimanapun, jika pengertian kita bukan dianugerahkan oleh roh hikmat dan roh pengertian, maka kita tidak akan tahu bahawa ada tiga makna yang berbeda berkaitan dengan perkataan "langit." Justeru itu, "Langit" (heavens or skies) dalam Firman Suci Tuhan dalam Alkitab boleh jadi merujuk kepada salah satu daripada senarai "pengertian" di bawah ini:-

(1) Langit yang merujuk kepada "langit sebenar" iaitu lapisan beberapa lapis langit, dan juga angkasa lepas, di mana North American Space Agency (NASA) adalah salah satu badan yang mempunyai otoritas saintifik dalam menafsir dan merumuskan realitasnya.
                              
Langit harfiah cuma memberitahukan kita tentang cuaca. Ia tidaklah memberitakan 'karya atau Nama Tuhan.
(2) Langit yang merujuk kepada "roh-roh" yang dilihat oleh seseorang, sehingga manifestasi alam roh itu menambahi pemandangan 'langit' sebenar. Seperti Bintang Bethlehem yang hanya dilihat oleh tiga orang majus dari timur

(3) Langit yang merujuk kepada bahasa Roh Tuhan (Yohanes 6:63). Ia hanya dapat dilihat, dan dimengertikan apabila "orang percaya" yang diberikan anugerah untuk memasuki hadirat Roh Kudus, dan dia berikan karunia-karunia --'pengertian' dan 'hikmat.' "Langit" kategori (senarai ketiga) inilah yang dimaksudkan dalam Matius 24: 29; Kejadian 8: 22; Zechariah 14: 6-7 dan Wahyu 6: 12-15. Dalam tulisan ini, perkataan langit atau apa-apa fenomena di "langit" ('skies' or 'heavenly luminaries') adalah merujuk khusus kepada pengertian senarai ketiga iaitu "bahasa" Roh Tuhan." 'Langit' dalam kategori 'pengertian ini (3) adalah merujuk kepada the spirit's realms.

Kedua-dua perkataan iaitu "heavens" dan "skies" dalam Kitab Mazmur 19:1-4 dan Mazmur 50: 3-6 adalah merujuk kepada bahasa Roh yang menggunakan lirik-lirik puisi yang "memberitakan" pekerjaan Tuhan, melalui ungkapan berita yang disampaikan oleh "matahari," "bulan," dan "bintang-bintang” (or simply the heavenly luminaries that pronounce the Work of the Hand of God). Daud menyanyikan lirik-lirik tentang "perihal pemandangan di langit" yang bermaksud, bahawa matahari, bulan, dan bintang-bintang mengikut bahasa Roh. Langit itu "memberitakan pekerjaan tangan Tuhan atau misiNya." Lirik-lirik tentang langit "memberitakan" misi Ilahi ('nama' Tuhan). Dalam lain perkataan, selain daripada 'Typology' dalam pengajaran Hukum Taurat, dan nubuatan-nubuatan para nabi Tuhan, karya Tuhan juga diberitakan oleh "lirik-lirik berpuisi di jantung Tuhan," seperti lagu-lagu dalam Kitab Mazmur. Ringkasnya, "Lirik lagu tentang Tuhan ataupun juga Mazmur" memberitakan 'karya' atau 'pekerjaan' Tuhan. Contoh-contoh lirik Tuhan selain daripada Kitab Mazmur ialah Kejadian 8: 22, Zakharia 14: 6-7 dan juga Matthew 24: 29.

Matius 24: 29 yang dinubuatkan oleh Yesus Kristus di lereng bukit Zaitun, adalah berfungsi khusus "mengumumkan" misi ['nama'] Penghakiman dan Penghukuman oleh Hakim. Ayat 29 itu juga berfungsi sebagai "titik peralihan" ("point of sailing") 'misi' Penghakiman yang dilaksanakan oleh Kristus yang kembali ke bumi; Ia menjadi titik peralihan pekerjaan Roh Tuhan, iaitu dari misi "Perdamaian" oleh Raja Damai kepada "Hukuman dan Penghakiman" oleh Hakim, ke atas dunia.  "Saving justice" akan dianugerahkan kepada orang-orang ‘percaya’ selama “satu waktu, dua waktu dan separuh waktu atau dalam bahasa Inggeris adalah "a time, times, and half a time." 'Saving Justice' adalah bermaksud bahawa biarpun “gandum” dihakimi ,malah mungkin daging mereka menempuh penghukuman demi penghukuman dari Ilahi, akan tetapi 'roh' mereka ('gandum') akan masih dianugerahkan Keselamatan untuk mengecapi kehidupan yang kekal abadi.

“Satu waktu, dua waktu dan separuh waktu,” jika diterjemahkan kepada angka, maka ia menjadi 7, 7 x 7, 7 x ½iaitu 7 tahun, 49 tahun, dan 3.5 tahun yang menurut pendapat, penulis telahpun bermula pada 08 March 2011. “Rhyme” itu dalam kiraan kalendar bulan Ibrani, dan jika ditukarkan kepada kalendar matahari moden, maka tempohnya adalah lebih kurang 58.9033 tahun. (Peringatan: Tarikh 08 March 2011 AD adalah prediksi penulis berhubung dengan permulaan "a time," dan ramalan ini tidak ada hubungkait langsung dengan mana-mana pihak berkuasa daripada mana-mana institusi Gereja. Janganlah risau dengan prediksi tarikh tersebut, kerana hakikatnya 'murka' Tuhan telahpun bermula di Pohon Pengetahuan, ketika Adam dan Eve baharu sahaja melanggar hukum Eden. Dan, Raja Daud bernyanyi bahawa murkaNya ditumpahkan 'setiap hari,' atau dalam versi bahasa Inggerisnya berbunyi "His wraths are daily expressed on earth.")

"A time" akan berlangsung selama 7 tahun (genap satu tahun sabat), sebelum hari Kristus Yesus turun ke bumi. Rasul Petrus dalam catatan Kitab Kisah Para Rasul memetik nubuat Nabi Yoel bahawa lirik langit "matahari jadi gelap, dan bulan akan menjadi merah darah" akan diberitakan "sebelum" hari Tuhan itu datang (lihat Kis. 2: 19-21; Matius 24: 29-30). Maka, sepanjang tujuh tahun yang terakhir sebelum 'Kristus-Hakim' turun, "sangkakala (Shofar)," iaitu Roh Kristus yang diwakili Roh Kudus akan menyampaikan mesej "kedatangan Kristus sebagai Hakim yang Maha Adil"  kepada Umat Perjanjian (Mazmur 81: 3) di bumi, agar mereka terus dapat menuruti Jalan, Pintu, dan Kunci. Dalam bahasa nubuat nabi Yesaya, ia berbunyi "masuk" ke dalam "Bilik/ark," sehinggalah sampai saat kedatangan Kristus sebagai Hakim (Yesaya 26 : 20-21). Demikian juga dua "silver trumpets" (Bilangan 10: 10) yang bernubuat secara Typology bagi dua Archangels yang akan mengingatkan, dan memanggil Umat Perjanjian untuk terus menuruti Firman, supaya senantiasa "diperdamaikan" di sepanjang tempoh tujuh tahun terakhir tersebut (...trumpeting the last seven callings; embarking the "Ark" i.e. "entering your own chamber").

" ...Pada tiupan sangkakala (kedua-dua silver trumpets-dua malaikat) yang ke-tujuh ("at the last trumpet") iaitu genap tahun ketujuh bagi "a time," maka 'Misteri' yang disampaikan Rasul Paulus akan digenapi (1Korintus 15: 51-54). "Sekelip mata" dalam ayat 52 bukanlah secara harafiah diartikan sebagai benar-benar 'sekelip mata,' melainkan sekadar merujuk kepada selang masa 50 hari yang dikira dari Perayaan Paskah, iaitu bersesuaian dengan ajaran Theophany, sehinggalah, sampai pengenapan hari yang ke-50.  Selang” masa itu juga merujuk kepada fenomena rohani iaitu "transformasi" rohani, sebagaimana yang telah dialami oleh Nabi Moses, Nabi Elijah, dan juga  Yesus Kristus.  Transformasi itu menjelaskan bahawa mereka harus melalui 40 hari dan 40 malam: Transformasi roh. "Elect (dipilih) " yang masih hidup akan mengalami transformasi dalam tempoh 40 hari 40 malam, dan tempoh ini terkandung dalam tempoh 50 hari itu. 10 hari adalah mendahului 40 hari tersebut iaitu "kebangkitan" bagi mereka yang sudah tertidur.

Dalam Perjanjian Lama, umat Israel "dipanggil" dengan meniupkan dua sangkakala perak tersebut, juga sebagai "signal," bahawa Tuhanlah yang menyelamatkan (Bilangan 10). "Shofar" pula dibunyikan untuk mengumumkan ketibaan ("arrival") tahun baru iaitu Anak Bulan hari pertama di bulan pertama, Abib (New Moon of Aviv-dalam huruf besar) setiap tahun (Mazmur 81: 3-4 a). Meniup shofar pada hari kedatangan New Moon adalah suatu 'dekri' Tuhan untuk selama-lamanya. ('dekri' bermaksud keputusan Ilahi yang tidak ditarik balik). Kenapa ia menjadi dekri

      Walaupun Yesus sendiri telahpun memberitakan kedatanganNya yang kedua di lereng bukit Zaitun, sesuai dengan konsistensi Firman Tuhan menurut nubuat Yesaya 46: 10, dan juga telah dikumandangkan terus, selepas Pentakosta oleh surat-surat yang hidup dari Tuhan, malah doxologi Katolik juga senantiasa membuat pengakuan pada setiap 'misa kudus,' bahawa "Kristus akan kembali," akan tetapi bunyi shofar sepanjang tempoh 7 tahun yang terakhir, pada hakikatnya adalah mengenapi typology kiamat pertama. 

Noah telah memasuki "Ark," 7 hari sebelum turunnya 'murka' Tuhan ke bumi. Noahlah yang mendahului 'masuk' ke dalam "bilik" (bahtera)  itu, dan semua pasangan species binatang yang 'terpilih' telah datang kepada Noah, dan kemudiannya 'pintu' bahtera itu ditutup oleh 'tangan' Tuhan. 'Bahtera' itu adalah typology Perjanjian Tuhan dengan 'pilihannya' (the 'elect'). Membina 'Bathera' adalah 'Perjanjian di antara Tuhan dan Noah.' Maka, memasuki Perjanjian akan 'sah,' selagi 'Pintu' perjanjian perdamaian itu belum lagi 'ditutup' oleh 'tangan' ('nama') Tuhan! Yang 'terpilih' untuk memasuki Perjanjian Perdamaian ['bahtera'] oleh Raja Damai akan terus menerus 'masuk bilik,' selagi 'pintu' 'Perdamaian' itu belum lagi di tutup. Bahtera adalah typology 'Perjanjian' dan bahtera mempunyai 'chambers' atau bilik-bilik atau dalam bahasa moden ia dipanggil 'kabin' ('chamber' ~ the compartments inside a ship). Dan, barangsiapa yang memasuki 'Perjanjian' adalah perlu memasuki 'chamber'nya atau kabinnya sendiri! Ia adalah bermaksud bahawa setiap umat perjanjian perlu 'mahir' the Spirit of prayer! Nabi Yesaya bernubuat perihal persediaan menghadapi Judgment Tuhan adalah 'memasuki 'chamber' nya masing-masing! 20 Come, my people, enter your 'chambers,' and shut your doors behind you; hide yourselves for a little while until the wrath is past. 21 For the Lord comes out from his place to punish the inhabitants of the earth for their iniquity; the earth will disclose the blood shed on it, and will no longer cover its slain” (Isaiah 26: 20-21, New Revised Standard Version Catholic Edition (NRSVCE) 

     Siapakah yang akan menutup 'pintu' Perjanjian Perdamaian ? Firman Allah mengatakan bahawa yang menutup 'Pintu' ialah 'Tangan' Tuhan.  'Tangan' Tuhan yang akan menutup 'pintu'. 'Tangan' adalah 'handiwork' Tuhan atau 'karya.' Karya juga diungkapkan sebagai 'nama' Tuhan. 'Nama' Tuhan yang akan menutup 'Pintu.' Dalam Perjanjian Perdamaian di antara Tuhan dan manusia di bumi oleh Raja Damai, ...urusan menutup 'pintu' perdamaian ialah 'Tangan' Tuhan. Yesus Kristus (Raja Damai) berkata "Akulah Pintu." Maka yang membuka 'Pintu' Perdamaian adalah Yesus Kristus. Penghakiman dan Penghukuman akan dimulakan penyempurnaannya di bumi oleh 'tangan' Tuhan Hakim. 'Nama' Tuahan sebagai Hakim adalah 'tangan' yang menutup 'Pintu Perdamaian.' Raja Damai membuka 'Pintu' Perdamaian, akan tetapi 'Hakim' yang akan menutup 'Pintu' Perdamaian itu! 

Bilakah 'Pintu' Perdamaian akan ditutup 'pintunya' bagi Perjanjian Perdamaian? Atau, bilakah Perjanjian Baru oleh Raja Damai (Prince of Peace) akan ditutup 'pintunya' ? Kita sebenarnya akan menghadapi kesukaran besar untuk meramal 'tarikh' kedatangan Hakim (the Second Coming of Christ), jika sekiranya kita kekurangan Hikmat dan Pengertian! Akan tetapi, kita ada panduan rohani secara am untuk membaca 'tanda-tanda' (Signs) yang disingkapkan oleh Roh Kudus! 'Saat' kedatangan Hakim mempunyai 'tanda' di Sorga, 'tanda' di langit dan 'tanda' di bumi yang dapat dilihat terjadi serentak! Bila 'tanda-tanda' itu dilihat simultaneously dinyatakan di ketiga-tiga 'alam roh' ('alam roh' ~ iaitu Sorga, Langit dan 'alam roh' bumi'), iaitu 'dilihat' dalam 'penglihatan rohani' (spiritual visions), maka besar kemungkinan Hakim sudah ada di bumi!  

Kenapa 'tangan' Tuhan yang menutup 'pintu' bahtera itu? Bahtera (Perjanjian) yang dibina menurut kehendak 'Firman,' selayak ditutup hanya oleh 'tangan' Tuhan sendiri. Jalan menerima "anugerah Perdamaian" yang disempurnakan oleh Salib Kristus atau Raja Damai, hanya layak ditutup oleh 'tangan' ['nama'] Tuhan sahaja. 'Nama' Tuhan yang menutup Perjanjian Perdamaian ialah 'Hakim.' Raja Damai yang telah membuka 'pintu' Perdamaian, Yeshua berkata "Akulah Pintu..." dan dia berkata "Damai Sejahtera Ku berikan kepada mu." Ini memang 'greeting' dari Raja Damai! Apabila 'Pintu Perdamaian' itu di tutup, maka akan berhentilah Perjanjian Perdamaian antara Tuhan dan umat manusia di bumi. Greeting yang bebrunyi "Damai sejahtera kuberikan kepadamu" akan berhenti berkumandang. Keadaan ketiadaan Perjanjian Perdamaian, antara Tuhan dan umat manusia dinubuatkan dalam ryhme "a time, times and half a time," atau seringkasnya "Judgment." penghakiman dan penghukuman itu dilaksanakan oleh tujuh tanduk, tujuh mata dan tujuh Roh bersama dengan malaikat penuai ke atas penduduk di muka bumi. 

    Penabur mula menabur di 'pagi' hari, dan Ia akan kembali 'menuai' di 'petang' hari. Justeru itu, bilakah 'hari' Tuhan itu? Ia mudah sahaja untuk 'dibaca' kerana banyak tanda-tandanya dari petikan nubuat-nubuat para nabi yang menunjuk kepada 'petang' itu seperti dalam Zakaria 14: 5d -7, dan Kisah Para Rasul 2:  20 yang menjelaskan bahawa 'sebelum' hari Tuhan tiba, orang-orang percaya akan 'melihat' penglihatan rohani di alam 'langit' di mana "Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi 'darah' sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu." Sebelum hari Tuhan itu, bulan dilihat "menjadi darah." Pada hari Tuhan pula , bulan "tidak bercahaya..." Bulan sudah menjadi merah 'darah' sejak dari Pentakosta kerana hari Pentakosta sebenarnya adalah permulaan penghakiman dan penghukuman bagi 'ibunda umat Tuhan, iaitu Israel, dan juga penghakiman ke atas bangsa-bangsa. Namun, penghakiman dan penghukuman itu tidaklah dapat disempurnakan oleh Roh Kudus, kerana Roh Kudus yang mula turun pada Hari Pentakosta adalah 'kesinambungan' misi zaman Perdamaian yang dimulai dengan upacara 'altar' di bumi oleh Kristus di atas kematianNya di kayu salib! Kita menunggu kedatangan Hakim dalam kedatangan Kristus yang ke-dua sebagai 'penyempurnaan' penghakiman' dan 'penghukuman' ke atas semua bangsa di dunia. 'Maka, Hari Pentakosta adalah sebenarnya adalah 'permulaan' akhir zaman bangsa-bangsa. Santo Yohanes menulis dalam suratnya bahawa 'sekarang,' iaitu zaman di awal gerejani adalah sebenarnya telah muncul banyak antiKristus, kerana ia adalah jam-jam 'terakhir' bagi zaman bangsa-bangsa. 

Zaman bangsa-bangsa bermula di menara Babel Kuno (Kejadian 11). Sebelum menara Babel dihukum, penduduk dunia cuma mempunyai satu bangsa sedunia dengan 'satu' bahasa pertuturan sahaja. Tetapi selepas penghakiman dan penghukuman, satu' bangsa itu telah 'berpecah' menjadi banyak 'bangsa-bangsa,' dan banyak pertuturan bahasa. Manusia di dunia yang pernah bersatu menjadi 'satu' bangsa dan 'satu' pertuturan itu pernah wujud di dunia, namun ia sudah tidak ada lagi, kerana 'para malaikat' telah turun melaksanakan Judgment ke atas menara Babel, lalu mengacau balau bahasa mereka, sehingga mereka bukan lagi 'diperhambakan' sebagai 'satu' bangsa oleh pemerintah dunia. Namun 'satu' dunia, seperti di zaman menara Babel itu akan muncul lagi, iaitu dalam era 'Bangsa-Bangsa Bersatu' di bawah Panji-Panji Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu. 

   Kedatangan Kristus sebagai Hakim adalah untuk menyambung dan menyempurnakan 'penghakiman' dan 'penghukuman' yang tidak dapat disempurnakan oleh 'misi' Roh Kudus ke atas bangsa-bangsa yang ada di dunia! Roh Kudus melaksanakan 'misi' kesinambungan  Perdamaian oleh Raja Damai, namun pada masa yang sama ia juga berkarya, sebagai Hakim di atas bumi. Dan ia menghakimi 'ibunda umat Tuhan.' Menghakimi 'ibunda umat Tuhan' disingkapkan sebagai frasa "bulan menjadi merah darah:" Bani Ibrani sebagai 'Ibunda umat Tuhan (the 'moon' ~ the motherhood of the people of God) akan mengalami penganiayaan berdarah ('bloody moon') oleh pemerintah bangsa-bangsa seperti Hitler pada perang dunia ke-dua.

  The people of Israelites are always  carrying the symbolic designation as the motherhood of the people of God on earth, just as Eve who became the symbol of motherhood to all people on earth, who believed in God as the Creator of heaven and earth and the Father of all spirits.. Those who have ceased in believing in God, as the Creator have had eventually separated themselves from the spiritual heritage of Eve's motherhood. The 'woman' who was ''wounded,' and yet she remained believing in God as the ultimate Creator. Those who ceased to be in Eve's side were eventually enslaved into the 'names' of the beasts on earth, who propagated the 'lies' that descended from the Old Serpent. Israelites predestined to be the designated carriers of Eve's motherhood: the woman. The people of God on earth! In Revelation 12, the 'woman' is referring to the motherhood of the people of God i.e. the Israelites. The gentiles who received the Good News are called the offspring!

     "Bulan tidak bercahaya" merujuk kepada tempoh masa semua bangsa-bangsa di dunia tidak kira 'Ibunda umat Tuhan,' iaitu Isreal ataupun juga semua bangsa-bangsa lain di dunia yang akan dihakimi dan dihukum oleh Hakim yang sudah turun di bumi! Untuk menghalusi 'pengertian' kita dalam 'membaca tanda-tanda' 'saat' turunnya Hakim, di bumi, penulis akan mengambil 'setting' kelahiran Raja Damai, sebagai contoh dalam mempelajari perihal 'melihat' dan 'membaca 'tanda-tanda' 'SAATia datang ke bumi. 

(1) Tanda di Sorga:      Para gembala kambing (the Prophets) telah 'melihat' tanda di Sorga. Mereka 'melihat' (penglihatan rohani) Sorga terbuka, dan kemuliaan 'nama' Tuhan yang turut diiringi oleh berjuta-juta malaikat ( 'awan' ~Clouds of heavens). Sorga ada tujuh (7) lapis, dan apabila ketujuh-tujuh lapisan Sorga itu 'terbuka,' maka the Clouds of heavens, atau para malaikat di Sorga akan bergerak-gerak seperti suatu pergerakan 'gulungan kitab.' Kalau kita ambil petikan Wahyu 6: 14 yang bebrunyi "...maka menyusutlah 'langit' bagaikan gulungan kitab yang digulung...," ayat ini merujuk kepada 'tanda di Sorga' berhubung dengan 'saat' turunnya Hakim ke bumi! Perkataan 'langit' dalam petikan ayat tersebut sebenarnya merujuk kepada 'heavens.' Raja Daud bernyanyi bahawa 'heavens declare God's Glory." Bagaimanakah agaknya 'glory' Tuhan di Sorga itu? "The clouds of heavens" ada mengiringi Hakim, dan mereka kelihatan, seperti awan-awan yang bergerak-gerak, seolah-olah bagaikan dalam formation "gulungan kitab." Semua itu dilihat dalam spiritual Visions! Dalam catatan mesej dua Malaikat di dalam kitab Kisah Para Rasul 1: 6-11, malaikat itu memberi 'mesej' bahawa, sebagaimana Kristus naik ke Sorga, maka demikianlah caranya akan turun kelak ke bumi sebagai Hakim. Maksud perkataan 'demikianlah caranya' adalah merujuk kepada gerakan mahluk-mahluk roh iaitu, the clouds of heavens yang bergulung seperti gulungan kitab! Dalam Matius 24: 30, ia dinubuatkan bahawa "...pada waktu itu ('saat' Hakim turun) akan tampak 'tanda' Anak Manusia di langit (heavens), dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan 'melihat' Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit (heavens) dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya." 

(2) Tanda di Langit:      Pada 'saat' kelahiran Raja Damai (Yesus), tanda di langit dilihat oleh tiga orang majus dari timur. 'Majus' artinya 'magus' dalam bahasa inggeris. "Magus' sebenarnya adalah bomoh/pelihat yang biasa dengan spiritual visions yang dilihat di alam roh yang di panggil 'langit.' Namun mereka tidaklah melihat alam roh Sorga! Mereka hanya melihat 'alam roh' di bawah Sorga iaitu langit! Dan, mereka melihat 'bintang Bethlehem' atau 'bintang' Raja Kebenaran sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi kafir prophet Balaam ben Peor lebih seribu tahun Sebelum Masihi (sebelum Messiah/Raja Kebenaran dilahirkan)  di masa lampau. Dalam kasus kedatangan Kristus, 'tanda' di langit adalah seperti dalam petikan Matius 24: 29 yang menjelaskan bahawa " ...matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa langit akan goncang."

(3) Tanda di Bumi :       'Tanda' di bumi dalam kelahiran Almasih (Messiah) yang ditunggu-tunggu ialah 'kelahiran bayi' di kandang sapi di Bethlehem.  Santo Yohanes kemudian menulis bahawa 'tanda' di bumi itu disebut " Firman menjadi manusia." Wahyu 6: 14 ada menubuatkan "...dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempat." "...maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi" adalah 'tanda di bumi' yang dinubuatkan dalam Wahyu 8: 5.  Bunyi guruh, halilintar dan gempa bumi adalah 'tanda' Hakim yang hadir di bumi! "The Lord slow to anger but great in Power; the Lord will not leave the guilty unpunished;. His way is in the whirlwind and the storm, and clouds are the dust of his feet." (Nahum 1: 3). Jalan murka Tuhan yang dilihat dalam 'penglihatan' adalah dikaitkan dengan  perjalanan murka Tuhan, seperti "'the whirlwind' yang ada fenomena rohani seperti 'storm' dan 'clouds. ' "Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka, meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi" (Wahyu 8: 5). Maka, kehadiran Hakim di bumi dikaitkan dengan tanda-tanda yang dapat dilihat melalui 'penglihatan rohani,' iaitu 'guruh,' halilintar,' dan juga 'gempa bumi.'


Shofar dan dua sangkakala perak tersebut mempunyai mesej Typology tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Yohanes Pembaptis mengumumkan Yesus sebagai "Domba Tuhan yang menghapuskan dosa dunia," selang tiga tahun sebelum Domba mati sebagai Jurupenebus benar-benar mati di atas kayu salib. Apabila "petang" sampai, namaNya akan terus diumumkan sebagai Domba tujuh mata, tujuh tanduk dan tujuh Roh iaitu misi Penghukuman di dunia sebagai Hakim yang Maha adil. Perutusan nama adalah "mission" Tuhan. NamaNya yang diumumkan sebagai "Domba Tuhan yang menghapus dosa dunia" juga diertikan sebagai "Saving Grace" kepada orang-orang percaya. NamaNya atau “misiNya” yang dinubuatkan sebagai "tujuh tanduk, tujuh mata dan tujuh Roh," adalah juga diertikan sebagai kesempurnaanNya dalam memberikan "saving Justice" kepada orang-orang kudus yang masih hidup di "gurun" atau tempoh masa penghukuman.

Dalam bab 13 Injil Matius, Anak Manusia adalah si Penabur, dan ladang adalah dunia. Dalam lirik jantung Yahweh kepada Noah dalam ayat Kejadian 8:21-22 , allegori Pekerjaan Tuhan diungkapkan oleh baris lirik "menabur dan menuai" yang akan berlangsung seolah-olah "siang dan malam tidak akan henti-henti," bermula dari perjanjian damai antara Tuhan dengan Noah dan keturunannya yang ditandai dengan pelangi, tetapi akan berakhir juga kerana karya perdamaian itu akan tertakluk kepada ketahanan "rohani" bumi. Ketahanan "rohani" bumi samalah maksudnya dengan kesabaran Tuhan yang panjang sabar terhadap kejahatan dosa-dosa manusia di bumi.

Misi Tuhan memperdamaikan umat manusia melalui jalan "Penebusan" tidaklah terpisah daripada urusan "Pengantaraan." Di zaman "Patriarch,” iaitu sebelum Hukum Taurat diturunkan di gunung Sinai kepada Nabi Musa, urusan pengantaraan adalah diupacarakan oleh bapa-bapa. Selepas era Taurat diturunkan di gunung Sinai, Suku bangsa Imamat (Levites) telah diangkat menjadi pentadbir kerajaan Teokrasi Israel di Tanah Suci, dan urusan pengupacaraan "korban penebus dosa" atau "pembenaran" umat Israel adalah mengikut "pengantaraan" keturunan Ordo Imam Harun. Semua bangsa di bumi dalam Perjanjian Baru telah dianugerahkan dengan "Jalan" penebusan dosa, dan pengampunan dosa melalui kuasa "Pengantaraan Imam Agung Syorgawi menurut Ordo Melkisedek" iaitu Domba yang duduk disebelah kanan Bapa. Maka kekuatan perjanjian damai tidak kira dalam perjanjian lama atau perjanjian baru adalah terletak pada kesempurnaan "Pengantaranya." Yesus adalah "Pengantara" yang maha sempurna. Walaubagaimanapun, pengantaraanNya pasti akan berakhir apabila "matahari menjadi gelap, bulan berhenti bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan."
Pengantaraan Raja Damai sebagai jaminan tuntas akan Perjanjian Damai dalam era Perjanjian Baru akan berakhir dan diberitakan oleh "langit" dalam ayat Matius 24: 29. Maksud ayat Matius 24: 29 mempunyai interpretasi yang sama seperti nubuatan-nubuatan yang disampaikan telah oleh Nabi Zakaria dalam Zakaria 14: 6-7 dan juga oleh Rasul Yohanes dalam Wahyu 6: 12-13. Kesempurnaan pekerjaan Tuhan "menganugerahkan kehidupan yang penuh" kepada umat manusia adalah melalui Jalan Penebusan iaitu Salib Kristus. Agenda "Perdamaian" baik dalam Perjanjian Lama mahupun dalam Perjanjian Baru adalah diumpàmakan sebagai pekerjaan seorang petani yang pergi ke ladang dari "pagi" hinggalah ke "petang." Justeru itu, penafsiran perubahan ("at an appointed time") misi Tuhan di bumi bukanlah dengan merumuskan nubuatan-nubuatan mengikut pengertian manusiawi iaitu menurut rumusan secara matematika atau dengan integrasi kalendar-kalendar yang dibuat oleh manusia, akan tetapi seringkasnya menurut "permulaan dan pengakhiran pekerjaan Ilahi dalam perumpamaan menabur dan menuai" ("seedtime and harvest").

Melihat pengakhiran misi Ilahi dalam perumpamaan "menabur dan menuai" berarti memahami bagaimana misi Hukuman akan datang ke bumi dan juga memahami bagaimana ia diputuskan oleh Allah Bapa. Pemazmur menyanyikan Firman Tuhan tentang Hukuman yang berbunyi "I choose the appointed time" (Mazmur 75: 1-2). "Domba yang menghapuskan dosa dunia" akan mengakhiri pelayanan Pengantaraan apabila langit memberitakan "matahari jadi gelap, bulan tidak mengeluarkan cahaya dan bintang-bintang berjatuhan.

Bahasa Dusun bilang langit seolah-olah "menundait" dengan lirik-lirik perihal langit. Berakhirnya Kristus "mengantara" misiNya untuk  'zaman Perdamaian' di sebelah kanan Bapa, memberi arti bahawa misi penghukuman oleh 'Singa dari Yehuda,' iaitu "Domba tujuh tanduk, tujuh mata dan tujuh Roh" akan pastinya bermula. Nabi Zakaria bernubuat bahawa bila petang menjelang tiba, iaitu "Sunset," maka Kristus akan  diberi kuasa oleh Bapa untuk turun ke bumi, sebagai "tujuh tanduk, tujuh mata dan tujuh roh." Gelaran yang pelik ini sebenarnya adalah perutusan Misi Sorgawi atau ringkasnya perutusan "Nama." Nabi Zakaria bernubuat, "When evening comes there will be Light (Zechariah 14: 7)." Dia yang tiada tanduk dan mati dikayu salib adalah Kristus, iaitu Domba Juru Penebus dan Juru Selamat menurut Pengantaraan Ordo Syorgawi Melkisedek sepanjang "siang dan malam tidak henti-henti." Manakala Dia yang kembali "bermata tujuh dan bertanduk tujuh dan tujuh roh" adalah Kristus yang diberikan kuasa sebagai Hakim yang Maha Adil dengan kekuasaan Raja segala raja yang sempurna.

Selepas kiamat banjir di zaman Noah, pengumuman berpuitis jantung Tuhan dalam ayat Kejadian 8: 22 adalah permulaan 'agenda perdamaian' antara Tuhan dan keturunan Noah di bumi. Permulaan karya  "Perdamaian" ini diumpamakan masa pagi bagi misi perdamaian Tuhan di bumi dengan umat manusia yang "luka." Pekerjaan tangan Tuhan di "petang" hari pula akan menuju kepada pengakhiran perdamaian, dan ia diberitakan oleh lirik-lirik "langit"secara berpuitis, iaitu perihal "Judgment" dalam ayat Matius 24: 29. Pekerjaan tangan Ilahi selama namaNya sebagai "Domba yang menghapuskan dosa-dosa dunia," ataupun bicara jantung YHVH diungkapkan sebagai "day and night will never cease “ataupun juga diartikan sebagai, ”seedtime and harvest."

Bila sampai petang maka lirik-lirik "langit" dalam injil Matius 24: 29 akan "memberitakan" mesejnya kepada umat Perjanjian perihal agenda "Hukuman." Dan selepas genapnya tujuh tahun dari titik pengumuman itu, maka Kristus (Light) akan turun dari Syorga sebagaimana yang diberitakan oleh dua malaikat yang berjubah putih dalalm Kisah Para Rasul 1: 9-11. Dalam bahasa Inggeris ia berbunyi; "... When evening comes, there will be Light (Jesus Christ)" Zechariah 14: 7. Maka, langit yang berbahasa puitis dalam kitab Kejadian 8: 22 adalah "memberitakan" misi perdamaian Tuhan kepada umat manusia yang berdosa. Pengakhiran misi perdamaian Tuhan itu akan diberitakan pula oleh puisi "langit" dalam Matthew 24: 29. Maka, "pagi" bagi "seedtime and harvest" adalah Kejadian 8: 22 dan "petang" bagi agenda perdamaian itu adalah dalam Matius 24: 29.

Dalam Perjanjian Lama "Jalan perdamaian" itu ialah Jalan Penebusan melalui ibadah ritus-ritus korban penebusan, yang kemudiannya telah disempurnakan oleh Domba Yesus di atas Kayu Salib. Kayu Salib adalah kemuncak atau "tengah hari" bagi karya perdamaian Tuhan. "Damai sejahtera Kuberikan kepada mu," Firman Sang Raja Damai untuk menguatkan mesej pelangi, dan juga menyempurnakan misi perdamaian yang telah diumumkan Tuhan pada zaman Noah. Pekerjaan Yesus Kristus sebagai Raja Damai yang memberikan "Perdamaian" (Isaiah 54: 9-10; Jeremiah 33: 20-26) di antara umat manusia yang "luka" dengan Roh Tuhan yang Mahasuci itu akan berhenti, apabila pemberitaan lirik-lirik langit dalam ayat Kejadian 8: 22 beralih (maksud pemberitaan "langit" yang sebaliknya) kepada Matius 24: 29 (juga Zakharia 14: 6-7; Wahyu 6: 12-13). Bapa Segala Roh memberitakan agenda perdamaian dalam Kejadian 8: 22 di mana Nabi Noah diperdengarkannya...dengan lirik-lirik jantungNya.

Noah dan keturunannya adalah penerima "pengumuman" akan karya perdamaian Tuhan itu. Pengertian tentang pengakhiran perdamaian dengan Tuhan akan bertambah jelas dilihat apabila hubungkait antara Kejadian 8: 22 dan Zakharia 14: 6-7 diteliti menurut firman Tuhan YHVH dalam ayat Yesaya 46: 10 yang berbunyi , " I make known the end from the beginning, from ancient times, what is still to come."

             Selepas banjir, Tuhan mahu memulai suatu yang baru di bumi iaitu berdamai dengan keturunan Noah supaya kelak mereka dapat memenuhi mukabumi walaupun mereka berdosa atau keturunan yang "luka." Pekerjaan/Mission Tuhan untuk memperdamaikan umat manusia yang “luka” dengan diriNya yang suci itu, diumumkan melalui pemberitaan puisi tentang "langit" di dalam jantung YHVH (Kejadian 8: 22). Jadi, Kejadian 8: 22 bukanlah ditulis tanpa apa-apa maksud. Daud bernyanyi dalam Mazmur bahawa "...the purposes of God's heart are for all generations...." Dalam petikan Yesaya 46: 10, kita akan mengerti suatu rahsia lirik jantung Tuhan dalam Kejadian 8: 22.

Ia memberitahu tentang "pengakhiran"...yang diumumkan (" revealed") dari "purbakala" atau dari permulaan. Hal ini benar kerana permulaanNya adalah pemberitaan dengan lirik-lirik /Lyrics, dan bila dilihat pengakhirannya adalah lirik-lirik ("summoning the heavens" ) yang terbalik maksudnya. Frasa-frasa "Sejuk dan panas" beralih kepada " tiada sejuk, tiada panas dan tiada kabus"; dan lirik "siang dan malam tidak henti-henti" beralih kepada pemberitaan langit "tanpa siang dan tanpa malam." Peralihan frasa pemberitaan langit tersebut ada dinubuatkan oleh Nabi Zakaria dan ia ditulis sebagai "hari yang unik." (Lihat Kejadian 8: 22 dan Zakaria 14: 6-7). Peralihan itu bermaksud, misi "Perdamaian" Tuhan yang berakhir kepada misi "Penghukuman dan pengadilan" Tuhan. Atau dengan petikan Firman Tuhan, maksud misi Ilahi dalam Kejadian 8: 22 akan berakhir dalam ayat Zak. 14: 6-7 atau Matius 24: 29.

Maka, jelaslah bahawa Matius 24: 29 adalah "pengumuman" khusus yang merujuk kepada pengakhiran misi "Perdamaian" Tuhan, ataupun puisi pengakhiran bagi Kejadian 8: 22; ia bermaksud pengakhiran bagi pekerjaan "Seedtime & harvest.” Menuai dilaksanakan oleh gereja yang diurapi oleh Roh Kudus dalam era gereja iaitu sejak di hari Pentakosta. Namun permulaan "menuai" apabila Kristus kembali iaitu era selepas Matius 24: 29 diumumkan akan dilaksanakan oleh para malaikat yang diarah oleh Hakim (Matius 13).

Lirik puisi "Siang dan malam tanpa henti-henti" dalam Kejadian 8:22 apabila berakhir akan menjadi "tanpa siang dan tanpa malam" seperti dalam nubuatan Zechariah 14: 6-7. "Matahari yang gelap, bulan yang tidak bercahaya dan bintang-bintang yang berjatuhan" adalah puisi yang memberitakan mesej yang sama sebagaimana kandungan mesej nubuatan Yesus dalam Matius 24: 29. Maka, Matius 24: 29 adalah "pemberitaan langit" yang mengandung mesej Ilahi iaitu "tanpa siang & tanpa malam," sebagaimana yang diberitakan oleh kitab Zakaria 14: 6-7. Kedua-duanya ayat itu adalah pengakhiran bagi "siang dan malam tidak henti-henti" dalam Kejadian 8: 22. "Hari yang unik" dalam nubuatan Zakaria itu merujuk kepada selang masa "satu masa, dua masa dan separuh masa" iaitu tempoh yang dinubuatkan sebagai Hukuman oleh Hakim yang Maha Adil. Tempoh "satu masa, dua masa, dan separuh masa" itu juga digelar bahasa simbolik iaitu allegori "gurun" ataupun dengan lirik puitisnya "tanpa siang dan tanpa malam."

Pemberitaan oleh puisi "langit" yang diseru oleh Tuhan adalah mengumumkan permulaan perdamaian ataupun mengumumkan pengakhiran perdamaian mengikut arti lirik pemberitaan langit tersebut (Mazmur 19: 1-4; Mazmur 50: 3-6). Jika Tuhan ingin mengakhiri pekerjaanNya iaitu misi "menabur dan menuai" dalam Kejadian 8: 22, maka Ia akan memberitakan pengakhiranNya iaitu dengan lirik-lirik "langit" yang mengandungi maksud antonim bagi "siang dan malam," atau seperti yang diberitakan dalam Matius 24: 29 (...petikan ini mempunyai maksud yang sama seperti dalam...Zakharia 14: 6-7; Mazmur 50: 3-6 dan Wahyu 6: 12-13).

Maksud lirik-lirik puisi langit itu dalam Matius 24 ayat 29 adalah berfungsi sebagai mengakhiri pekerjaanNya yang diberitakanNya dahulu, dan mengumumkan misiNya yang baru. PemberitaanNya melalui mesej Lirik langit (Mazmur 50: 3-6) untuk mengakhiri pekerjaanNya adalah dengan lirik-lirik puisi tentang langit yang telah beralih maksudnya. Ringkasnya, gambaran harmonis (damai) tentang langit dalam Kejadian 8: 21-22 itu akan beralih kepada arti mesej puisi langit yang sebaliknya (tiada perdamaian), sebagaimana yang disampaikan Yesus dengan lirik-lirik puitis langit dalam Matius 24: 29.

 Jadi, "MissionNya" diberitakan dengan lirik-lirik adalah mengikut turutanberikut:-

(1)       "Pengumuman atau pemberitaan oleh langit" dalam Lyrics (Mazmur 19: 1-4; Kejadian 8: 22; Matius 24: 29; Mazmur 50: 50-3-6; Revelation 6: 12-13; Zechariah 14: 6-7);
(2)       Tuhan akan memberi 'Tanda' ('Sign') (Kej. 9: 12-17; Matius 24: 30) ;Dalam Matius 24, 'tanda-tanda' akhir zaman, tetapi masih dalam agenda "perdamaian" oleh Domba. Penghakiman akan mempunyai "Pronouncement" iaitu ayat 29 dari mulut-mulutNya; 
(3)       Keperincian Perjanjian, atau "Judgment Mission" akan diberi (Kej. 9: 1-10; Matius 24: 31-44; Wahyu 6 -Wahyu 19);
(4)       Penggenapan/Penyermpurnaan/Penyelesaian.

Pemberitaan "Judgment" adalah diumpamakan oleh Yesus Kristus seperti "burung-burung nazar yang mengerumuni bangkai." "Wherever there is a carcass, there the vultures will gather" (Matthew 24: 28). Burung-burung nazar yang berkerumun itu dengan jelas sekali "memberitakan," tanpa dusta bahawa ada "bangkai" yang mereka lihat. Berkerumun itu adalah instinct burung nazar. Tidaklah mereka berlakon untuk 'berkerumun.' Walaupun burung nazar adalah binatang yang jijik atau "nuisance" dalam agama Ibrani, tetapi pemberitaan mereka tentang "ada bangkai disana" bukanlah dusta. Maka, Matius 24: 29 sebenarnya adalah "pengumuman berpuitis" yang fungsinya adalah sama seperti yang diungkapkan oleh perumpamaan "burung-burung nazar yang berkerumun."

Berkerumunnya" burung nazar adalah perumpamaan tentang pengumuman kedatangan Yesus yang kedua dan ditentukan oleh Bapa. Demikianlah juga maksud perumpamaan halilintar pada ayat 27. Maka, ayat 29 adalah umpama "burung-burung nazar" yang mengumumkan dengan jelas sekali bahawa Kristus akan datang mengikut "Pengumuman" di Syorga (Mazmur 76: 8 a) atau di dalam jantung Allah Bapa. Burung nazarlah yang mencari bangkai, kerana mereka pemakan bangkai. Kristus adalah roti dari Syorga, dan mereka yang dianugerahkan dengan karunia "takut akan Tuhan" ("fear of the Lord" ) adalah mereka yang secara tulen "lapar" akan Roti Syurgawi.

Kristus berfirman bahawa untuk hidup manusia perlu makan "Manna" dari Syorga, selain daripada makanan "roti dunia" (Matt. 4: 4; Ulangan 8:3). Sebagaimana burung-burung nazar, pemakan bangkai, yang tahu di mana bangkai itu berada, maka demikianlah juga mereka yang lapar selalu dengan Roti Syurgawi: Merekalah yang diberitahukan dengan "rashia-rashia Tuhan "(Mazmur 25: 14). Lapar adalah disebabkan oleh karunia Roh Tuhan dalam bahasa Inggeris disebut "the fear of the Lord." Dan "the fear of the Lord " adalah "kunci" kepada permulaannya mengenali Hikmat iaitu Kristus (Isaiah 33: 6; Amsal 2: 1-6).

Bagaimanakah kedatanganNya diumumkan?

(a)       Ia akan dikumandangkan seperti dalam Mazmur 19: 1-4, Mazmur 50: 3-6 dan Amos 3: 7.
 "1 heavens declare the glory of God; the skies proclaim the work of his hands.2 Day after day they pour forth speech; night after night they reveal knowledge.3 They have no speech, they use no words; no sound is heard from them.4 Yet their voice[b] goes out into all the earth, their words to the ends of the world." (Psalm 19: 1-4)
(b)    "Surely the Sovereign Lord does nothing without revealing his plan to his servants the Prophets." (Amos 3: 7)

Prediksi :-

(1) “Without daytime & without nighttime” (Zechariah 14: 6-7; Matt. 24: 29)       bermula : ≡ 08 March 2011 CE,
(2) Kedatangan Yesus iaitu selepas 7 tahun dari “Pronouncement”: ≡ 20 May 2018 CE (Sebagai perbandingan, kita tahu bahawa hukuman kiamat yang pertama adalah bermula selepas Noah masuk ke "dalam" (Isaiah 26: 20-21) bathera iaitu 7 hari sebelum tingkap-tingkap dilangit mencurahkan air). Hukuman era kristus turun akan bermula selepas "a time" berlalu iaitu fasa 7 tahun pengumuman yang terakhir (Kisah Para Rasul 2: 19-20),

(3) Chastisement hanya berakhir selepas 59.5 years atau bersamaan dengan kiraan kalendar matahari moden iaitu 58.9033 years, kira-kira berakhir pada: ≡ 01 February 2070 CE


ULASAN TERKINI (10TH JUNE 2018) : PEMBACA ‘TANDA-TANDA ZAMAN’ (THE READER OF THE SIGNS OF TIMES)

     'Tarikh ramalan' (the above predicted date)  tersebut di atas adalah ‘tidak jitu,’ kerana pada ketika tarikh itu diramal, penulis belum menerima mesej hikmat dan pengertian, iaitu 'melihat' alignment 'tanda-tanda' di ketiga-tiga 'alam' keujudan roh yang dianugerahkan kepada umat Tuhan secara serentak.  Jika seseorang mahu menjadi pembaca 'tanda-tanda' zaman, maka dia harus mempunyai 'asas' dalam melihat the flow of the Spirit of Prophecy. Ada empat 'alam' roh yang dicipta Tuhan pada nubuat penciptaan dalam Kitab Kejadian fasal 1.  (There are four different spirit realms namely the heavens, the skies, and the earth, and the hells). Pembaca 'tanda-tanda' zaman semestinya mengetahui ke-empat-empat keujudan alam roh tersebut; 'tanda-tanda' zaman akan 'muncul' dalam 'alam roh' yang disebut tadi. Ia dilihat melalui visions dan dream dreamsWhen 'the Signs' in heavens, in the sky and on earth are simultaneously revealed at "an appointed time," like at the 'moment' of the birth of Christ, then we know that it is 'the exact time,' the Judge who Judges in equity would begin the pathway of Divine wraths on earth: a whirlwind. The three wise men knew the exact time of Christ's birth because they saw the 'moment' the 'Sign' [the Star of Bethlehem] of the Prince of Peace appeared in the 'sky' (spirit realm called 'sky'; not to be mistakenly interpreted as the literal 'sky'). Ada tiga (3) alam 'roh' yang harus ‘dibaca’ melalui karunia-penglihatan visions dan melalui Dream dreams. Ketiga-tiga alam roh itu adalah tempat 'tanda-tanda' dinyatakan oleh Tuhan secara ‘serentak.’  Ia ('tanda-tanda') mestilah dinyatakan secara ‘serentak,’ maka baharulah kita boleh katakan bahawa itulah 'saat' 'nama' Hakim itu telah berada di bumi!

(1) '7 Heavens' ~ 'Sorga' dan kadang-kadang diterjemahkan juga kepada bahasa Indonesia sebagai 'langit' atau 'cakrawala' ;
(2) 'Skies' iaitu realiti alam roh 'langit,' yang berada di bawah realiti alam tujuh lapis Sorga;
(3) 'Earth' ~ ‘alam roh’ ini dilihat seolah-olah seperti bumi yang kita pijak kerana bentuk muka bumi yang mempunyai dataran, sungai, tasik, hutan, kayu-kayan, laut, lautan malah segala mahluk dan juga binatang-binatang yang 'ganjil,' sebagaimana yang tercatat dalam nubuat para nabi, seperti binatang sepuluh tanduk yang keluar dari ‘laut.’ ‘Laut’ dalam Wahyu 13 adalah sebenarnya merujuk kepada ‘alam roh’ yang menyampaikan mesej roh yang simbolik tentang 'bangsa-bangsa' di dunia. Maka, binatang yang keluar dari laut bermaksud 'suatu pemerintahan yang muncul dan telah memerintah banyak bangsa-bangsa di dunia.' Contohnya adalah seperti dalam Kitab Daniel yang menyatakan beberapa binatang yang keluar dari air laut yang berkocak. Ia bermaksud beberapa empayar yang menakluki banyak bangsa di dunia akan muncul. Justeru itu, Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu adalah juga tergolong sebagai "binatang yang keluar" dari laut atau dari jurang maut kerana ia adalah suatu world governance yang merangkumi hampir semua bangsa di dunia.

     Sebenarnya ada satu lagi 'alam roh' yang dipanggil 'neraka.' Namun, penulis tidak menerima firman yang 'tersingkap' perihal neraka, justeru itu, kita tidak akan membicarakan mengenai dengan realiti alam roh  'neraka.'   Kita tahu bahawa untuk mengesahkan penggenapan 'saat' kedatangan Hakim, 'tanda-tanda' di Sorga haruslah 'dilihat bersama' dengan 'tanda' di langit dan juga 'tanda' di bumi. Dalam kelahiran Raja Damai, tanda-tanda di Sorga hanya dilihat oleh 'para gembala' (the prophets). Penulis mengelar para gembala di padang gembalaan itu sebagai 'the prophets,' kerana sebenarnya hanya prophets Tuhan sahaja yang dikaruniakan penglihatan rohani yang melihat kemuliaan "Sorga terbuka"!  Tiga orang majus dari timur, iaitu the heathen seers, mengesahkan bahawa mereka juga telah melihat 'tanda' kelahiran Raja Kebenaran itu, iaitu bintang Bethlehem yang pernah dinubuatkan oleh Prophet Balaam ben Peor lebih seribu tahun yang lampau. Balaam juga adalah a heathen seer! Kedua-dua kumpulan nabi-nabi itu telah 'bertemu' pada 'setting' yang yang sama, iaitu ketika "Firman itu telah menjadi manusia" kelihatan di bumi, iaitu "seorang bayi di kandang sapi" sebagaimana yang diberitakan oleh Malaikat. 

    Penulis telah melihat penglihatan 'langit' pada 10th June 2018, dan 'Matahari' kelihatan berada di garisan ufuk petang dengan posisi 'matahari' yang hanya dijarakkan setebal 2 mm sahaja dari menyentuh atau 'mencecah' garisan ufuk terbenam. Mungkinkah ia (Hakim) akan datang bila-bila masa sekarang? Nabi Zechariah bernubuat dalam Zakaria 14: 6 -7 "6 Maka pada waktu itu tidak akan ada lagi udara dingin atau beku, 7 tetapi akan ada satu hari--hari itu diketahui oleh Tuhan--dengan tidak ada pergantian siang dan malam, dan malampun menjadi siang."  5 d Then the Lord my God will come, and all the holy ones with him. 6 On that day there will be neither sunlight nor cold, frosty darkness. 7 It will be a unique day --a day known only to the Lord--with no distinction between day and night. When evening comes, there will be light (Zechariah 14: 5 d -7).  Yeshua adalah 'Light' atau matahari (Hakim) yang akan datang. Pada 'petang' hari, Hakim akan datang bila-bila masa, bersama-sama dengan para malaikat (para penuai) yang dapat dilihat dalam penglihatan rohani sebagai gulungan Kitab!


                                                        
Membaca 'Tanda' di langit perihal kedatangan Hakim (Zak. 14: 7)


'Penglihatan' penulis pada 
10th  June 2018 adalah seperti 'pemandangan' (seperti~ 'gambar kiasan' di atas) pada lebih kurang jam 1.57 a.m., akan tetapi cahaya 'petang'nya lebih 'brilliant' dan 'hidup.'  Saya teringat ayat..."when evening comes, there will be light" dalam Zechariah 14: 7 ketika 'melihat' vision tersebut.  Ia (Hakim) boleh saja 'datang-hadir' di bumi pada bila-bila masa bersama para malaikat. Hakim itu akan disertai 'tanda-tanda,' iaitu bunyi guruh, halilintar dan gempa bumi. "The Lord slow to anger but great in Power; the Lord will not leave the guilty unpunished;. His way is in the whirlwind and the storm, and clouds are the dust of his feet" (Nahum 1: 3). Jalan murka Tuhan yang dilihat dalam 'penglihatan' adalah seperti "the whirlwind” yang tidak dapat dipisahkan dengan keujudan fenomena 'roh,' seperti 'storm' dan 'clouds. ' "Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka, meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi" (Wahyu 8: 5). Maka, hadirat Hakim di bumi dapat dikenalpasti dengan melihat 'tanda-tanda' yang dapat dilihat melalui 'penglihatan rohani,' ~ 'guruh,' halilintar,' ('tanda' di langit) dan juga 'gempa bumi' ('tanda' di bumi).  Yeshua pernah bernubuat dalam Matius 24: 27 "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia."  "Kilat" adalah tidak wujud kalau 'puting beliung' tidak ujud kerana “kilat' itu adalah 'tanda' khusus hadirat Hakim di bumi, jika dilihat dalam 'penglihatan 'roh.' Dalam kesaksian nabi Nahum, 'nama' Tuhan, iaitu Hakim "...berjalan dalam puting beliung [whirlwind] dan badai, dan awan adalah debu kakiNya." Nabi Nahum dalam kitab Nahum Bab 1 ayat 1--3, berbicara tentang 'penglihatan roh' mengenai Hakim. Hakim dapat dikenalpasti dan dapat dibezakan dengan 'roh' Raja Damai dengan 'melihat' tanda-tanda yang menyertai 'nama' Tuhan, meskipun mereka adalah roh yang 'satu.' Kebanyakan orang percaya mengetahui perihal 'tanda-tanda' hadirat Raja Kebenaran atau Raja Damai, seperti pada saat kelahirannya dan juga pada hari Pentakosta. 'Nama" Hakim dapat dikenalpasti dalam penglihatan 'roh' sebagai 'Puting Beliung,' dan Ia disertai 'tanda-tanda' seperti guruh, halilintar, badai dan gempa bumi!