1 Maka aku melihat Anak Domba itu membuka (meterai) yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!" 2 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" 4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" 8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" 11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. 13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. 14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. (Wahyu 6:1-13)
3 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!" 4 Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.
5 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6 Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
7 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!" 8 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.
9 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.
10 Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" 11 Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.
12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. 13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. 14 Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. (Wahyu 6:1-13)
___________________________________
Kenapa Wahyu Kristus diberikan kepada kita?
Dalam prologue, iaitu dalam bab 1, Sangti
Yohanes memulakan tulisan Kitab Wahyu "Inilah wahyu Yesus Kristus, yang
dikaruniakan Allah kepadaNya, supaya ditunjukkanNya kepada hamba-hambaNya (pengikut Jalan) apa
yang harus segera terjadi."
(Wahyu 1: 1); ia di berikan agar kita mengetahui apa yang akan terjadi di masa
hadapan, dan lantas itu, kita dapat membaca karya Roh Tuhan dalam sejarah
perabadan manusia sejak dari permulaan-permulaan ataupun sejak zaman purbakala (Yesaya 46: 10). Kita sebenarnya takut kepada
tiga dimensi masa; iaitu masa silam, masa sekarang dan masa hadapan, dan
kita lebih terkesan dengan dimensi masa hadapan yang tidak diketahui! Kata
pujangga Orang asli Amerika Utara ada mengatakan bahawa "we fear
the things, we do not know."
Jika demikian, maka Wahyu Kristus kepada Santo John sebenarnya
dapat memberikan kekuatan malah membantu "pertumbuhan-percaya" kepada
perjalanan iman kita dalam mengharungi masa depan yang sukar untuk
diramalkan. Rasul Paulus dengan inspirasi Roh Kudus menyingkapkan fungsi
nubuatan ; bahawa nubuatan-nubuatan adalah tidak dapat dipisahkan dengan "tanda" yang diberikan
kepada orang-orang percaya. Maka, "Tanda" itu sendiri adalah mesej Tuhan yang
memberikan pandu-arah, papan-tanda atau juga "firman;" dan
"Firman" itu akan menjadi pelita kaki orang percaya dan memberikan
cahaya yang menerangi perjalanan iman. Maka, anak-anak terang tidaklah
kegelapan kerana banyak "tanda-tanda" atau nubuatan mahupun
Revelation knowledge yang dianugerahkan oleh Roh Kebenaran. Ia juga
memberitakan atau mengumumkan pekerjaan Roh Tuhan.
Bagi para pengikut "Jalan," masa depan
bukan sahaja dilihat sebagai karya keputusan-keputusan manusia terutama
pihak pemerintah-pemerintah bumi, malah peristiwa-peristiwa sejarah dipercayai
senantiasa tertakluk kepada kedaulatan dan kesempurnaan Firman yang sukar dilihat oleh rumusan otak. Firman dalam konteks ini adalah
nubuatan-nubuatan yang telah diturunkan oleh Tuhan kepada mulut-mulutNya di
bumi. Rencana Tuhan sudah tentu ditentang oleh pihak SeteruNya, Satan, agar
manusia dapat didustai oleh karya tipu-daya muslihatnya. Si Ular tua
juga turut berkerja melalui ejen-ejennya atau ringkasnya disebut sebagai
"lalang" yang ditaburkan di tengah-tengah gandum. Malah,
manusia "pilihan" Tuhan sekalipun, turut disasarkan oleh Iblis/Satan supaya, kalau boleh, mereka menjadi tidak percaya kepada Sumber kehidupan
sejati!
Rasul Yohanes bersaksi bahawa "Berbahagialah mereka yang membacakan, dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat dalam Wahyu, dan yang menuruti (percaya) apa yang ada tertulis
di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." (ayat 3 Bab 1). Kenapa pula
dituliskan frasa "Waktunya Sudah
dekat," sedangkan ketika Wahyu diterima oleh Santo Yohanes, gereja baharu saja berumur
puluhan tahun lamanya sejak dari kelahirannya di hari Pentakosta? Roh Kebenaran
atau Roh Penghiburan telah diutus-turun untuk memberikan kekuatan, dan
juga sebagai "Pembimbing" kepada pengikut Jalan, supaya mereka melihat
realiti Kebenaran, iaitu Kristus; ia turun diutus oleh Bapa dalam nama Kristus, bukan sahaja untuk meneruskan
karya 'nama' Raja Damai,
tetapi juga untuk memulakan karya "api penghukuman" kepada semua bangsa-bangsa.
House of Jacob lebih dahulu dibakar oleh "api"
Tuhan kerana sebagai bangsa pilihan, merekalah yang lebih dahulu mengenali
"Consuming Fire" kekudusan Tuhan itu. Pemberontakan dan juga
ketidakpercayaan mereka telah mengundang pelbagai "selimut api."
Mereka juga menolak untuk percaya kepada "Firman yang menjadi
manusia." Santo Yohanes bersaksi bahawa mereka yang tidak percaya akan "Firman menjadi manusia" adalah Roh Anti-Kristus. Mereka yang menerima Raja Damai diperdamaikan kepada
Roh Pencipta, dan mereka yang menolak Jalan Perdamaian oleh Raja Damai akan
sendirinya meletakkan rohnya terkeluar dari bahtera atau "chamber"
Perjanjian Damai. Justeru itu, api Roh Kudus juga turut melaksanakan
karya sebagai Roh
Penghukuman di sepanjang era
Gerejani; The 'fire' of the
Holy Ghost as the Spirit of Judgment during Church's age (zaman Sion yang
rohaniah). Justeru itu, Rasul Yohanes menulis bahawa era awalan
Gereja juga dilihat secara rohaniah sebagai "waktunya sudah dekat," atau dalam bahasa Inggeris ia
disebut "the last
hours." Maka, kedatangan Kristus yang ke-dua adalah
penyempurnaan penghakiman, penghukuman dan keadilan.
Secara peribadi, saya senantiasa melihat diri saya "blessed" setiap kali saya membaca Kitab Wahyu. Tidaklah saya
berfikir seolah-olah dihukum kerana mengingini untuk mengerti
maklumat 'roh' yang ada pada Kitab Suci Wahyu. Kabus tebal yang menutupi 'penglihatan
dan pengertian saya' tentang masa-masa depan senantiasa berkurangan, setiap kali
saya membaca dan menuruti apa yang tertulis dalam Kitab Wahyu.
_____________
Saya akan mengulas petikan dari Wahyu 6: 1-14 kerana ia adalah satu ringkasan "discourse"
yang popular, tetapi tafsirannya masih memberikan kekeliruan kepada banyak
orang percaya. Nubuatan adalah menyingkapkan "tanda" untuk orang-orang percaya! Maka, seluruh buku
nubuatan dalam Wahyu adalah bersama-sama dengan "tanda-tanda."
Bila tanda itu disingkapkan oleh Roh tujuh lapis, maka kita menjadi
"pembaca zaman atau dalam versi Inggerisnya "the readers of the signs of times:" the times of the Prince of Peace and the times of Judgment by the Judge who judges in equity. Banyaklah para ahli
teologia samada yang pakar ataupun kebiasaan,yang menghidangkan exposisi atau exegesis mereka yang kerap-kali bercampur aduk
dengan "intellectual fascinations" mereka. Lukas 24:
45 menjelaskan bahawa "Lalu Ia (Kristus) membuka fikiran mereka, sehingga mereka mengerti
Kitab Suci." Roh tujuh lapis, Menorah, iaitu Kristus
adalah satu dengan Roh Kudus yang dijanjikan akan diutus oleh Bapa, dan Dialah
yang bertanggungjawab untuk menganugerahkan kita roh takut akan Tuhan, roh pengertian, roh pengetahuan, dan roh hikmat. Tanpa karunia-karunia yang
diberikan oleh Sevenfold Spirit, maka kita tidak akan mengerti
"tanda-tanda" (nubuatan).
Tanpa Roh Kudus iaitu Roh tujuh
lapis itu, maka siapakah yang dapat mengenali kehendak-kehendak Tuhan?
Jawapannya, memanglah tiada satupun orang akan mengerti Tuhan!! "Perkataan-perkataanKu adalah Roh," kata Yesus (Yohanes 6: 63). Maka, Firman
bukanlah diartikan menurut kemahuan intelek otak, melainkan ia hanya difahami
apabila ia disingkapkan oleh Roh Tujuh Lapis, yang turun ke atas sumbu roh-roh orang percaya! Firman,
apabila tersingkap, akan memfokuskan fikiran kita kepada aktiviti
merekodkan realitas Roh (Firman) iaitu semua pengertian atau ilmu pengetahuan
yang dinyatakan oleh Hadirat Roh. Maka, roh kitalah yang menanggapi
Firman (Roh), akan tetapi otak kita yang aktif turut merekodkan segala
pengertian yang disingkapkan dalam memori otak.
Hakikatnya, saya
tidaklah mengaku bahawa segala pengertian tentang tafsiran Wahyu 6:
1-14 yang dihuraikan dalam tulisan ini adalah "roh" semuanya! Ulasan saya adalah datang dari pelbagai pembahagian kesaksian-kesaksian dari pelbagai latar belakang orang-orang percaya termasuk kesaksian yang dimuatnaik dalam
'internet.' Maka, ia lebih kepada koleksi dari pelbagai kesaksian
yang saya dapat kumpulkan dari pelbagai latarbelakang sumber-sumber yang saya sendiri
tidak dapat merekodkan dokumentasi rujukan secara bertulis.
Dalam Kitab Wahyu, ada tiga kategori Siksaan iaitu "Meterai (The Seals~1st
Woes)," "Sangkakala (The Trumpets~2nd
Category of Woes)," dan "Cawan" (The Bowls~3rd
category of Woes)." Namun, dalam tulisan ini, penulis hanya
akan menghuraikan Kategori Siksaan-siksaan yang pertama (1st Woe) iaitu yang di panggil
"Meterai." Namun, banyaklah orang percaya yang tidak tahu untuk membaca 'tanda' zaman, kerana mereka tidak meminta karunia-karunia, supaya mereka dapat anugerah visions, dan dream dreams. 'Tanda' hanya dapat dibaca melalui visions dan dream dreams. Mereka hanya mendengar nubuat-nubuat, namun mereka tidak dapat 'melihat' tanda-tanda, iaitu tanda-tanda zaman! Mereka yang dikaruniakan mata untuk melihat dapat mengetahui ('in parts') di mana kita berada sekarang.
Siksaan-siksaan yang dinamakan sebagai
"Meterai" (the Seals)
Kenapa ia disebut "meterai"? ...dan apakah maksudnya?
Dalam dokumentasi rasmi awam, apa-apa
dokumen yang mempunyai "meterai" rekod terperingkat adalah
tertakluk kepada tatacara, peraturan, dan hukum (Akta) yang digunapakai.
Dokumen yang ada "Meterai" itu mestilah tertakluk kepada
prosedur rasmi yang harus dituruti dalam mengurus tadbir pengerakan dokumen
terperingkat tersebut. Dan "meterai" itu adalah tanda Cop
rasmi pada helaian dokumen, dan juga meterai "wax," pada sampul
dokumen. Hanya orang tertentu sahaja yang diberi kuasa, atau lulus tapisan
keselamatan yang dibenarkan "akses" ke atas dokumen tersebut.
Namun, perkataan "meterai" dalam Kitab Wahyu fasal 6 adalah merujuk kepada maklumat 'roh' dalam penglihatan-penglihatan roh yang
simbolik, dan ia menyingkapkan penderitaan-penderitaan atau siksaan yang harus dilalui oleh umat manusia di
bumi sehingga saat datangnya hari kedatangan Kristus yang ke-dua. Maka, anugerah pengertian oleh Roh tujuh lapis Tuhan sudah tentu akan membantu kita
untuk "membaca" zaman! Dia yang dapat membuka meterai gulungan kitab ialah Tunas Raja Daud, Anak Domba
yang mempunyai Tujuh roh, Tujuh tanduk dan Tujuh mata: Kristus. Dalam
lain perkataan, Kristuslah yang diberikan 'kuasa' oleh Allah Bapa untuk
melaksanakan dan menyempurnakan semua "meterai" (Siksaan)
yang telah disampaikan kepada Santo Yohanes. Maka, hanya Kristus yang diberikan 'kuasa dan akses untuk 'membukakan' meterai-meterai perihal siksaan-siksaan itu. Kebenaranya, kunci 'maut' dan kerajaan 'maut' adalah dipegang oleh Kristus; bukanlah Satan yang memegang kunci semua maut' tetapi Yeshua. Dan, Yeshualah juga yang menganugerahkan 'Jalan' Kehidupan.
Justeru itu, jika "meterai" atau
penderitaan (kesiksaan) yang dimaksudkan dalam Wahyu 6 itu muncul, maka kita
tahu bahawa Kristuslah yang mempunyai kuasa, samada untuk menghentikannya atau
meneruskannya mengikut ketetapan selang masa tertentu dari 'suara' Firman. "Meterai" dalam kitab Wahyu fasal 6 adalah penderitaan/Siksaan ataupun murka Tuhan yang akan dilalui oleh semua umat manusia di
bumi. Walaupun, ia tiada kaitan dengan hal-hal kerahsiaan, sepertimana
dengan pengertian kita mengenai dengan dokumen rasmi yang terperingkat dalam
urusan kerajaan! ...namun "meterai" berhubung dengan rekod atau dokumen
dipaparkan untuk memberikan kita gambaran perbandingan perihal akses dan kuasa. Anak Manusialah yang telah diberikan kuasa oleh
Bapa untuk menyempurnakan Firman kerana "...namaNya ialah Firman Allah." "Nama" adalah bermaksud
"karya" atau dalam inggerisnya mission. Maka "Firman Allah" adalah karya Kristus, Roh Kudus dan
Allah Bapa. Tanpa Firman,
maka tiada seorangpun yang dapat mengerti bagaimana Roh Tuhan berkerja, dan
bagaimana Ia berurusan dengan umat manusia yang 'luka.'
"Kerahsiaan" maklumat "meterai-meterai" itu
hanya dapat dikunci atau dinyah-kod oleh Kristus (karunia-karunia roh tujuh lapis). Maka, kunci untuk mengerti "meterai"
adalah memohon dan meminta kepada Allah Bapa di dalam nama Kristus supaya mengutus Roh tujuh
lapis, agar ia hinggap pada sumbu roh setiap orang percaya: Anak Domba.
Jika, ada pengikut Jalan yang berminat untuk dianugerahkan hikmat dan pengertian mengenai siksaan-siksaan yang secara simboliknya disebut
"meterai," maka hendaklah ia memohon anugerah roh hikmat, dan roh pengertian dan juga
roh pengetahuan dari Dia yang memegang "kunci" meterai gulungan-gulungan Kitab.
Disingkapkan dalam ayat 12 bab 5 bahawa "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima
kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat dan kemuliaan, dan
puji-pujian." Atau ringkasnya, roh tujuh lapis (Menorah) yang akan
menganugerahkan hikmat kepada kita, supaya kita mengerti "rahasia"
yang tersembunyi dalam meterai- Wahyu 6. Tujuh meterai itu adalah tujuh "Murka Tuhan"(1st
category of Woe~the Seals) yang pertama, yang harus dilalui oleh
umat manusia di bumi sebelum namaNya bermula sebagai "Hakim yang
adil." Matius 24: 29 adalah saling merujuk kepada Wahyu 6: 12. Namun,
kedatangan Kristus akan terjadi apabila ada 'tanda' diberikan Tuhan di Sorga, di langit dan di bumi! Di akhir meterai yang ke-enam, yaitu pada saat "awan-awan bergulung" seperti gulungan Kitab itu dapat dilihat dengan mata roh, maka itu saat Hakim turun di bumi. Yesus berkata: Sebab sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia (Matius 24: 27). Ayat 27 di atas bukanlah perumpamaan, akan tetapi Yeshua memberitahu 'tanda' di langit yang perlu dibaca oleh orang-orang percaya! Dalam Wahyu 4:5 kita diberitahu bahawa takhta Hakim adalah asal 'kilat' itu datang! Dan dari
takhta [takhta Hakim] itu keluar kilat
dan bunyi guruh yang menderu, dan
tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah (Wahyu 4: 5). Dan, kilat adalah salah satu 'tanda' yang hanya ada pada 'nama' Tuhan yang diberitakan oleh langit sebagai Hakim. Kilat itu hanya dapat dilihat melalui visions dan dream dreams!
Ada juga beberapa orang percaya yang berpendapat bahawa kedatangan Kristus akan terjadi dalam Wahyu 10. Namun,
apa yang pasti ia akan didahului oleh "tanda"
Anak Manusia di Sorga, di langit dan di bumi! Ketiga-tiga tempat yang diebutkan tadi adalah spirit realms, kecuali bumi kerana 'tanda' di bumi dilihat dalam alam roh dan juga juga dilihat di bumi sebenar! Nubuatan tidaklah dapat dipisahkan dengan tanda, dan nubuatan sebenarnya hanyalah memberikan 'keberuntungan' (profitability) apabila disampaikan kepada orang-orang percaya sahaja! Maka, "Tanda" itu merujuk dan senantiasa terpaut kepada semua nubuatan yang menghuraikan secara terperinci
tentang sesuatu yang dinubuatkan seperti kemuliaan kedatangan Kristus pada Hari Tuhan itu! Sebagaimana ia naik keSorga dalam Kisah Para Rasul 1: 9-11, maka demikianlah pula ia akan
turun ke bumi kelak: langit bergulung seperti gulungan kitab, dan kegelapan ada pada tapak kakiNya. Apakah juga ia akan terjadi pada 'musim'
yang sama? Iaitu, kiraan 50 hari selepas Paskah?? Lihat Matt.24: 30.
Bell, Sarah. Albrecht Durer, The Four Horsemen of the Apocalypse, 1497-1498.
Art of the Apocalypse. 23 November 2015.<wsimag.com>
|
METERAI 1
"Meterai ke-6" menyingkapkan siksaan yang harus dilalui oleh umat manusia pada masa-masa jangkamasa peralihan "NamaNya," iaitu dari misi zaman Raja Damai kepada misi-era Hakim yang turun. Dalam tempoh masa peralihan, Hakim diumumkan akan datang, namun Raja Damai akan masih terbuka pintuNya kepada umat manusia untuk memasuki perdamaian. Namun, "meterai" ini juga adalah tempoh masa pemberitaan langit dalam jam terakhir bagi tempoh peralihan, dan Tuhan menyeru 'langit': "matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang." Meskipun Ia belum turun, namun Judgment akan mula diproklamirkan bermula dari "meterai" ke-6 ini, dan Roh Kudus melaksanakan penghakiman dan penghukuman di bumi, di sepanjang tempoh peralihan. ( lihat Link Bagaimanakah membaca "langit"?)
Jawapannya ringkas sahaja: Tugas penghakiman dunia sejak pentakosta sehinggalah pada hari Hakim turun adalah dilaksanakan oleh 'mission' Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menjadi Hakim di bumi sepanjang zaman Raja Damai. Maka, itulah sebabnya tiada 'halilintar' dikaitkan dengan Roh Pentakosta! Kenapa pada meterai yang ke-tujuh ada 'halilintar' sedangkan meterai 1 hingga meterai ke 6 tidak ada 'halilintar? Jika kita tahu the pathway of Divine Wraths, maka kita akan tahu sebabnya! Yeshua sebagai Hakim akan turun ke bumi ketika "awan-awan bergulung seperti gulungan," adalah merujuk kepada "bukaan (yang dibuat oleh malaikat) Tujuh Lapis Sorga," maka meterai yang ke tujuh pastinya ada haliliñtar kerana Dia sudah turun di bumi; Hakim (puting-beliung telah menjamah bumi, dan ia dilihat dalam Penglihatan 'roh.' Dari Meterai yang terakhir iaitu ke-7 dalam Wahyu 8: 5, Halilintar ('malaikat' sebagai penuai) akan mewarnai semua the Pathway of Divine wraths sehinggalah kepada Cawan Murka terakhir iaitu yang ke tujuh. Maka kita tahu dari 'roh nubuat' bahawa 'halilintar ' itu bermaksud hadirat para penuai (malaikat~the reapers) bersama Hakim di bumi. Nabi Nahum melihat 'penglihatan roh' perihal Hakim seperti 'puting beliung;' senjata bagi 'puting beliung' itu adalah 'halilintar' ('malaikat'). Bagaimana 'halilintar' (malaikat) itu difahami? Para malaikat hanya tunduk kepada "suara" Firman! Kerana Raja bernyanyi: "Terpujilah malaikat Tuhan yang gagah perkasa yang melaksanakan kehendak Tuhan (Hakim) dengan mendengarkan "suara" Firman (Hakim)." Bagaimana malaikat Tuhan akan melaksanakan 'pancaran petir' di setiap negara? Ia bergantung kepada keperincian nubuatan (the details of prophecies pertaining to the wraths of God i.e. the lightnings, storms, thunders and earthquakes ).
Meterai yang ke-enam adalah seperti tempoh masa ketika Nabi Yohanes Pembaptis mengumumkan Yesus Kristus sebagai "Lihatlah Domba Tuhan yang menghapuskan dosa-dosa dunia," namun selang tiga tahun sebelum ia benar-benar telah menjadi korban Domba Tuhan di atas Kayu salib, Yesus masih melayani sebagai nabi atau sebagai Anak Manusia sehinggalah saat ia mati. Selama beberapa tempoh yang ditentukan Tuhan melalui pemberitaan "langit dan Cakrawala," karya Raja Damai akan diteruskan oleh hadirat Roh Kudus, namun pada masa yang sama Kristus yang akan datang sebagai Hakim akan mula menyatakan manifestasi kehakimannya di bumi. "namaNya, ialah Firman Allah." 'Halilintar' hanya akan berdentum pada meterai yang ke Tujuh (Why. 8: 5), kerana itu adalah 'tanda' Hakim sudahpun ada di bumi; ia telah turun ketika "awan-awan bergulung seperti gulungan Kitab." Dalam Matius 24: 27, Yesus bernubuat bahawa kedatangannya Nya yang ke-dua adalah seperti "halilintar terpancar di Timur dan melontarkan cahaya 'ke barat." Roh nubuat menyingkapkan bahawa 'halilintar' yang dimaksudkan Yesus itu sebenarnya mula memancar pada Meterai yang ke-7, dalam petikan ayat Wahyu 8:5. Hadirat murkaNya (the pathway of Divine Wraths) mula menyatakan permulaan maksud 'halilintar' itu. Puting Beliung ada 'halilintar'! Melihat penglihatan 'roh' iaitu a whirlwind di bumi adalah 'tanda' hadirat Hakim di bumi!
Permulaan
Siksaan (Murka) oleh Meterai ke-enam adalah manifestasi "gempa bumi" yang menandakan murka Tuhan mengegarkan "segala dasar bumi." (Mazmur 82: 5). Tuhan menyeru 'bumi' lalu ia bergempa bumi. Apakah ia merujuk kepada gempabumi yang diartikan secara harfiah? Itu bahasa Roh nubuat! Namun, jika ada 'ñubuatan' yang menubuatkan perihal satu gempa-bumi di bumi sebenar, maka gempabumi bumi itu adalah dikatakan ada 'suara' Tuhan di atas dataran tanah. Dalam konteks Wahyu 6: 12, ia merujuk kepada bahasa Roh yang menyingkapkan 'tanda' sebelum kedatangan Kristus. Kita perlu berdoa meminta Roh Tujuh lapis untuk melihat apakah keperincian "gempa-bumi" yang dahsyat itu, entah ia literal atau pun simbolik. Banyaklah yang boleh digoncang oleh murka Roh Tuhan di bumi ini, dan pengertian kita tidaklah semata-mata dibatasi oleh kata-nubuat' "gempabumi" secara harfiah.
"Nubuatan-nubuatan" diberikan untuk menandai perjalanan masa depan yang sukar dimengertikan. Masa depan adalah umpama jalan yang belum pernah kita lalui. Perjalanan yang dilalui memerlukan 'tanda-tanda' bagi memudahkan perjalanan, dan ia benar bagi perjalanan yang harfiah mahupun yang rohaniah. Namun, perjalanan iman adalah perjalanan roh yang memerlukan Firman sebagai "pelita" dan "cahaya" yang menerangi perjalanan. Justeru itu, nubuatan akan berfungsi sebagai 'tanda-tanda' yang membantu kita melihat dan percaya; ia membangun, menegur, menghibur dan menguatkan. Dan selepas peralihan "namaNya" itu, "langit dan cakrawala" (Mazmur 19 & Mazmur 50: 4-6) akan memberitakan Karya Raja Hakim yang akan turun, iaitu masa yang telah ditentukan Bapa; ia diumumkan sebagaimana "burung-burung nazar"yang berkerumun, maka demikianlah kepastian akan kedatanganNya yang kali kedua.
"Seekor kuda
putih dan orang
yang menungganginya memegang sebuah panah, dan
dikaruniakan sebuah mahkota." Maka, yang menunggang kuda putih itu "bukanlah"
merujuk kepada Yesus atau pemimpin Gereja, melainkan ia menyatakan rahasia
laknat atau murka Tuhan yang dipanggil "Meterai 1." Jika
dilihat era permulaan Gereja, iaitu sejak ia lahir pada hari Pentakosta, bangsa-bangsa di dunia pada ketika itu diwarnai oleh pergolakan politik zaman Empayar, iaitu empayar
melawan empayar. Perkataan "mahkota" adalah
petunjuk atau kunci kepada tafsiran "empayar melawan empayar;" atau perebutan tahkta monarki di zaman Empayar dan seterusnya feudal. Manakala, kedudukan maharaja adalah suatu kedudukan yang
dianggap 'suci' (Sacred),' iaitu, disebut "diberikan mahkota." Ia tidaklah terlepas
dari pencarian 'nama-nama' [karya-karya], melalui percaturan politik raja-raja, dan di antara raja-raja, "pemenang" akan merebut "kemenangan" (plunders).
"Kuda warna
putih" itu khusus menunjuk
kepada penderitaan akibat pergolakan dunia iaitu politik
empayar-empayar yang muncul membawa segala kesusahan hidup yang
dialami oleh orang-orang percaya ataupun yang tidak percaya akibat kekuasaan dan 'karya' pemerintahan maharaja-maharaja. Yeshua adalah Raja segala Raja dan tuan segala tuan. Ia penunggang Kuda putih dan senjataNya bukanlah 'panah,' tetapi lidahnya seperti pedang yang lebih tajam dari segala pedang yang bermata dua. Maka, Kuda putih dalam Meterai satu adalah maharaja-maharaja yang menjadi 'hakim' dan tuhan-tuhan (the gods) di bumi. Mereka direlakan oleh Tuhan untuk memerintah supaya ia menggenapi nubuat-nubuat perihal 'murka' Tuhan. Empayar-empayar yang berkuasa di bumi
seringkali saling bersaingan bukan sahaja dari aspek
ketenteraan, perdagangan malah juga perebutan tanah-tanah jajahan, di seluruh dunia. Konflik dan persaingan ini telah menyeret penduduk bumi kepada pelbagai penderitaan, sehinggalah ke
awal abad yang ke-20. Malah, sehingga sekarangpun, masih ada juga sistem
monarki yang berstatus Imperialist, walaupun ia tidak
mengakuinya sedemikian. Ia tidaklah mengatakan secara terang-terangan
bahawa ia sesungguhnya masih memegang tanah-tanah jajahan; monarki United
Kingdom adalah contoh "kuda warna
putih yang ditunggangi oleh pemanah" yang masih dapat bertahan sampai sekarang! Dalam lain perkataan,
empayarnya masih bertahan sampai sekarang! "Panah" adalah lambang "kuasa derita" yang
dibawa oleh karya penjajahan dan penjarahan kekayaan bangsa-bangsa secar rakus dan tidak adil.
Diambang kedatangannya, Bangsa-Bangsa Bersatu juga dikatakan menunggang kuda putih, kerana 'kuda putih' itu juga berbicara perihal pemerintahannya berprinsipkan 'kuda putih' yang mengerjakan 'karya 'damai dan selamat' (peace and security) di muka bumi. Maka 'kuda putih' itu juga merujuk kepada Piagam Bangsa-Bangsa Bersatu dalam Artikel 1 Bab 1: " Peace and security" yang dikuasai oleh 'cabal' di Dunia ini. Namun, hanya the United Kingdom dan Perancis sahaja yang mempunyai 'mahkota' dalam lingkungan elit atau cabal, iaitu Majlis Keselamatan Tetap bagi Bangsa-Bangsa Bersatu! Santo Paulus bernubuat perihal 'kuda putih' ini dalam 1 Tesalonika 5, dan ia berbunyi: "...ketika manusia di bumi bercakap' (berjuang) 'Peace and security'...." Damai dan keselamatan dunia yang diperjuangkan oleh Bangsa-Bangsa Bersatu adalah 'kuda putih' yang mempunyai 'senjata' peperangan di tangan. Meskipun, PBB bukanlah suatu 'pemerintahan raja,' menurut sistem Feudalisme, namun ia seolah-olah diberikan 'mahkota' ('kuasa memerintah dunia) kerana 'istilah-nubuat' 'diberikan mahkota' itu juga merujuk kepada bahasa nubuat perihal 'di berikan pemerintahan' di atas bumi.
Yeshua, walaupun menunggang Kuda Putih namun ia menubuatkan maksud yang berbeza sekali dengan kuda putih Meterai 1, kerana Kristus menghakimi dan menghukum' dengan penuh keadilan, malah Ia menganugerahkan 'damai dari Tuhan, dan pedangnNya bukanlah dikerjakan oleh tangan, tetapi ia keluar sebagai 'lidah-pedang' dimulutNya, yaitu Firman Tuhan yang disampaikan oleh mulut-mulutNya di bumi. Lagipun, Yeshua ada banyak Mahkota, sedangkan Penungang Meterai 1 hanya 'satu' mahkota sahaja (Lihat Wahyu 19: 11, & 12). Yeshua sebenarnya adalah Raja Damai yang 'memegang' 'kunci' si penunggang kuda dalam Meterai 1: menguncinya untuk berlari ataupun berhenti berlari!
Diambang kedatangannya, Bangsa-Bangsa Bersatu juga dikatakan menunggang kuda putih, kerana 'kuda putih' itu juga berbicara perihal pemerintahannya berprinsipkan 'kuda putih' yang mengerjakan 'karya 'damai dan selamat' (peace and security) di muka bumi. Maka 'kuda putih' itu juga merujuk kepada Piagam Bangsa-Bangsa Bersatu dalam Artikel 1 Bab 1: " Peace and security" yang dikuasai oleh 'cabal' di Dunia ini. Namun, hanya the United Kingdom dan Perancis sahaja yang mempunyai 'mahkota' dalam lingkungan elit atau cabal, iaitu Majlis Keselamatan Tetap bagi Bangsa-Bangsa Bersatu! Santo Paulus bernubuat perihal 'kuda putih' ini dalam 1 Tesalonika 5, dan ia berbunyi: "...ketika manusia di bumi bercakap' (berjuang) 'Peace and security'...." Damai dan keselamatan dunia yang diperjuangkan oleh Bangsa-Bangsa Bersatu adalah 'kuda putih' yang mempunyai 'senjata' peperangan di tangan. Meskipun, PBB bukanlah suatu 'pemerintahan raja,' menurut sistem Feudalisme, namun ia seolah-olah diberikan 'mahkota' ('kuasa memerintah dunia) kerana 'istilah-nubuat' 'diberikan mahkota' itu juga merujuk kepada bahasa nubuat perihal 'di berikan pemerintahan' di atas bumi.
Yeshua, walaupun menunggang Kuda Putih namun ia menubuatkan maksud yang berbeza sekali dengan kuda putih Meterai 1, kerana Kristus menghakimi dan menghukum' dengan penuh keadilan, malah Ia menganugerahkan 'damai dari Tuhan, dan pedangnNya bukanlah dikerjakan oleh tangan, tetapi ia keluar sebagai 'lidah-pedang' dimulutNya, yaitu Firman Tuhan yang disampaikan oleh mulut-mulutNya di bumi. Lagipun, Yeshua ada banyak Mahkota, sedangkan Penungang Meterai 1 hanya 'satu' mahkota sahaja (Lihat Wahyu 19: 11, & 12). Yeshua sebenarnya adalah Raja Damai yang 'memegang' 'kunci' si penunggang kuda dalam Meterai 1: menguncinya untuk berlari ataupun berhenti berlari!
METERAI 2
"Kuda Merah padam" adalah bahasa nubuat yang mengungkapkan kuasa
derita yang diakibatkan oleh peperangan dunia secara menyeluruh. Kita
tahu bahawa kuda adalah "pengerak" logistik ketenteraan kuno dan juga
sebagai barisan pemusnah yang bergerak pantas; ringkasnya 'kuda' berfungsi sebagai 'transport' dahulukala untuk peperangan yang masih juga digunapakai sampai
sekarang, kerana keupayaannya bergerak dalam apa juga bentuk muka bumi atau tofografi.
Ia (Kuda merah padam) juga menjadi simbol kuasa derita yang mengambil
perdamaian antara banyak bangsa-bangsa di bumi, sehingga terjadi 'saling
membunuh' atau berperang dalam skala yang besar, atau bahasa frasa nubuatnya disebut "sebilah pedang yang besar." Peperangan antara negara-negara sekutu British dengan Empayar Ottoman, Peperangan Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua adalah contoh "derita" yang dibawakan oleh meterai "kuda merah
padam." Justeru itu, peperangan dunia ketiga yang akan terjadi adalah tergolong sebagai
"kuda merah padam" yang berlari.
METERAI 3
"Kuda hitam dengan orang yang menungganginya memegang
timbangan." Kita tahu bahawa 'timbangan' adalah simbol untuk transaksi "membeli atau menjual" atau transaksi
perdagangan. Maka, timbangan yang dibawa oleh manusia yang menunggang kuda
hitam itu bermaksud "derita kemelesetan dan kegawatan ekonomi" yang
dahsyat seperti depresi ekonomi dunia di tahun-tahun 1920-an dan
30-an.
Manusia yang menunggang kuda adalah simbol "agenda-agenda" manusia
atau "karya-karya" manusia dalam sistem pemerintahan dan juga
perekonomian dunia yang ujud dalam perabadan manusia sejak era
post-Pentakosta. Dan, ada suara "Secupak
gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rosakkan minyak
dan anggur itu." Sedinar adalah lebih kurang jumlah duit
untuk upahan sehari, namun secupak, iaitu lebih kurang jumlah berat 1 kg beras
padi (kira-kira jumlah 3.5 tin~tin susu junjung) tidaklah cukup untuk sehari
bagi satu unit keluarga jika saiznya lebih besar. Maka, ia
menggambarkan suatu penderitaan kekurangan makanan asas. Maut
akibat kelaparan adalah 'murka' Tuhan, walaupun kekurangan
makanan asas itu disebabkan oleh ketidak-adilan pelaksanaan 'karya' ekonomi yang dikaryakan oleh manusia
sendiri, namun ia digolongkan sebagai 'murka' Tuhan.
"Gandum dan barli (jelai)" adalah bahasa roh yang merujuk kepada 'berkat' Tuhan kepada manusia dan juga simbol pekerjaan tangan
manusia. Maka, kita tahu bahawa murka Tuhan yang dilambangkan oleh
"Kuda Hitam dengan si penunggang bersama timbangannya" adalah merujuk
kepada derita yang dialami oleh penduduk dunia, akibat tidak ada berkat Tuhan dan juga ketidak-adilan 'karya' sistem perekonomian yang dicipta oleh
"karya" manusia itu sendiri dalam semua agenda 'nation-building' atau 'kingdom building.'
Frasa nubuat "minyak dan
anggur" adalah pekerjaan atau 'karya' Ilahi. Dan,
Tuhan menjelaskan bahawa biarpun manusia di bumi akan dilanda malapetaka, seperti kekurangan makan oleh 'meterai' ke-tiga, namun derita kemiskinan manusia
yang diakibatkan oleh ketidak-adilan perekonomian dunia (Kuda meterai tiga berlari) tidaklah
akan merosakkan 'karya' oleh Roh Tuhan yang diungkapkan dalam frasa nama; "Minyak dan Anggur" adalah berkat dalam karya Tuhan yang "menabur dan menuai" di sepanjang zaman Perjanjian Perdamaian (zaman gerejani). Dalam era selepas kedatangan Hakim, binatang-binatang
yang berlari iaitu binatang Wahyu 13, dan binatang Wahyu 17 jelas sekali merosakkan
"anggur dan minyak." Sebab itu, Domba yang di atas awan-awan
akan berperang untuk mengalahkan kuasa mereka yang 'menghambakan' dan menganiaya penduduk
dunia.
METERAI ke-4 & METERAI ke-5
Kuda Hijau
Kuning (Meterai ke-4) dan
orang yang menungganginya 'bernama' (berkarya) Maut dan kerajaan Maut mengikutinya.
Berita Semasa:
Syria
"Lalang,"
dan juga "gandum" yang ignorant akan melihat konflik rumit
yang sedang melanda Syria itu benar-benar berbelit-belit dan sangat
mengelirukan sekali. Malah, mereka yang diberikan "karunia" sekalipun, hanya mampu dapat melihat konflik 'pedang' di
Syria sebagai suatu masalah politik yang akan mengheret seluruh dunia. Maka, manifestasi yang akan menjangkiti dunia akan memperlihatkan kuda-kuda "Meterai" ke-dua, ketiga, ke-empat dan juga
meterai yang kelima akan berlari serentak di bumi! Facets yang
lain bagi meterai ke-empat adalah kematian akibat sampar, kelaparan, dan juga
kematian akibat binatang buas atau berbisa. Kuda-kuda meterai-meterai dalam
Wahyu tidaklah semestinya berlari menurut suatu turutan kronologi, cuma ia
kelihatan satu persatu keluar dalam penglihatan Santo Yohanes. Tuhan sengaja menyingkapkan "cryptic prophetic designations" bagi
malapetaka-malapetaka yang menimpa manusia di bumi satu persatu sebagai
kuda-kuda yang ditunggangi manusia dengan jenis-jenis penderitaan yang di bawa
oleh setiap penunggang kuda tersebut sebelum datangnya Hakim.
Tuhan sengaja
memberikan penglihatan "Kuda berlari" satu persatu, supaya mesejnya jelas
dan tidak mengelirukan. Ia tidaklah semestinya ditafsir secara kronologi, kerana
martyr pertama iaitu Santo Stephen adalah 'mangsa' yang termasuk dalam kategori manifestasi Meterai yang ke-lima dalam Wahyu 6. Demikian juga "cryptic prophecy" bagi peperangan
dunia pertama (WW1), dan WW2 yang tergolong dalam meterai yang ke-dua, iaitu
"Kuda Merah Padam" yang berlari: ia adalah termasuk dalam
kategori tafsiran sebagai meterai yang kedua iaitu 'pedang yang besar' yang
mengambil perdamaian sesama manusia di bumi.
Wahyu Roh Tuhan
dalam Wahyu. 1: 18 menjelaskan bahawa Kristus adalah "..dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah,
Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang "segala kunci maut"
dan "kerajaan maut." (Wahyu 1:18). Dialah yang 'merelakan' kerajaan maut
muncul di Syria itu. Peperangan di Syria itu berlaku kerana 'Hakim' yang belum turun merelakannya berlaku. Mereka yang terlibat dalam peperangan,
tanpa mereka sedari, dan boleh jadi 'tidak tahu,' bahawa mereka sedang mengenapi nubuat, samada meterai ke-empat mahupun yang ke-lima. Sebelum kedatangan yang kedua
Kristus, "namaNya" sebagai Hakim akan lebih dahulu di diberitakan (Zakaria 14: 7; Mazmur 19:1-2; Mazmur 50: 4-6). Maka,
Judgment akan mendahului sebelum hari ia turun. Pemberitaan 'langit' perihal 'hari' kedatangan Hakim berbunyi: " 6 Maka pada waktu itu tidak akan ada lagi udara dingin atau keadaan
beku, 7 tetapi akan ada satu hari--hari itu diketahui oleh TUHAN--dengan tidak
ada pergantian siang dan malam, dan malampun menjadi siang (Zakaria 14: 6-7,TB, LAI). Maka, 'tanda' bagi menjelang dekat hari kedatangan Kristus (Hakim) adalah apabila 'petang' datang. "7 it will be a unique day—a day known only to the lord—with no distinction between
day and night. When evening comes,
there will be light (Zechariah 14: 7, NIV). Kita tahu 'evening' itu sudah datang apabila visions perihal 'sunset' datang kepada kita dan juga banyak 'tanda-tanda' lain di bumi yang digenapi. Salah satu 'tanda' di bumi yang boleh dilihat ialah 'Jerusalem' (lihat Zechariah 12).
Kelima-lima
meterai dalam Wahyu 6 adalah 'senario' dunia yang dipaparkan dalam 'penglihatan roh, dan ia mengambarkan penderitaan-penderitaan yang dialami oleh umat manusia. Dan siksaan-siksaan itu terjadi sejak dari kelahiran Era Gereja (Pentakosta), sehinggalah kepada pengumuman meterai yang ke-enam, iaitu sehingga saat datangnya Kristus. Meterai-meterai tersebut bukanlah
ditafsir secara kronologi, biarpun semuanya akan berlaku, dan terjadi sebelum hari
sehinggalah Kristus yang kedua. Ia ditafsir apabila ia 'muncul' berlari! Boleh
jadi ke-empat-empat kuda itu berlari serentak! Boleh jadi ia berlari berturutan
dalam satu jangka-masa sejarah manusia di bumi, dan boleh juga ia muncul bergabungan kelima-limanya sekali;
kelima-lima meterai tersebut bisa muncul serentak seperti yang ada sekarang!
Maka,
manifestasi Meterai ke-empat, iaitu kuda hijau kuning di Syria itu
boleh mengakibatkan Kuda Merah akan muncul kembali berlari, iaitu meterai yang ke-dua
berlari keseluruh dunia. Kuda merah akan membawa penderitaan yang lebih global, kerana ia dikatakan siksaan "pedang yang lebih besar,"
atau peperangan dunia.
Jadi, kita juga
tidak mengatakan bahawa "warna" hijau-kuning itu
sebagai merujuk kepada umat "Islam"! Untuk mengatakan demikian, sudah
tentu ia tidak menepati kejituan tafsiran roh nubuat! Kerana jelas
sekali bahawa kuda hijau kuning, iaitu meterai penderitaan yang ke-empat
bukanlah sahaja merujuk kepada "saling membunuh," tetapi ia juga
merujuk kepada "kelaparan, penyakit sampar maut, dan juga kematian akibat serangan binatang buas atau
berbisa." Sudah tentu dengan
penilaian "common sense" sahaja, kita sudah tahu bahawa "penyakit
sampar maut" dan kematian akibat binatang buas tidaklah ada
kaitan dengan agama Islam atau mana-mana agama di dunia! Maka, tafsiran-tafsiran yang banyak
diterbitkan dalam "you tube" tidaklah selalunya benar! Boleh
jadi ia di "muat-naik" demi perjuangan ideologi politik pihak
tertentu ataupun sekadar melayani "hatred" semata-mata.
Tetapi apa yang
jelas, "Suara TUHAN (akan ada) di
atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar" (Mazmur 29:3). Suara "judgment"
akan kedengaran memberitakan "kerajaan maut," atau "peperangan
saudara yang bermula di Syria," dan tandanya ialah "Salib" di atas langit Syria ('langit
roh,' bukan langit harafiah).
Salah satu
ulasan tentang "Kerajaan maut" adalah bahawa ia merujuk kepada
peperangan yang boleh melibatkan semua kerajaan-kerajaan di dunia--menjadi Kuda
merah berlari: Perang Dunia ke-3 (WW3). Seorang perempuan tua dari aliran
Non-Catholic, Valdres, Norway bernubuat bahawa peperangan dunia ke-tiga akan
mendahului kedatangan Kristus yang ke-dua (lihat Link WWIII). Nubuatan dari aliran Catholic sangatlah banyak
tentang Syria, namun salah satu contoh ialah nubuatan Santo Kosmas atau
Patrokosmas dari Yunani (Lihat Link Saint Kosmas' prophecies).
Meterai
ke-empat iaitu "Kuda hijau-kuning" tidaklah merujuk kepada peperangan-peperangan
saudara atau revolusi sahaja, melainkan termasuklah juga penularan jangkitan
"wabak penyakit sampar," dan juga "kematian oleh binatang buas
atau binatang berbisa." Tidaklah benar dan tidaklah berhikmat jika ia
dikaitkan semata-mata dengan agama Islam atau kaum Muslimin; tafsiran
cetek seperti itu, adalah tafsiran yang melulunya "stereotyping."
Kuda hijau kuning yang ada sekarang adalah perang saudara atau revolusi Syria
yang mampu mengheret seluruh dunia kepada WW3, dan ia telahpun bermula di Syria
sejak 2011. Kuda itu dinubuatkan ditunggangi oleh orang yang
"bernama" maut, kerana tujuan pemerintah-pemerintah dunia yang
terlibat dalam peperangan saudara di sana adalah "saling-berbunuhan:"
bahasa profetiknya ialah "kerajaan maut"!
Kuda hijau kuning ini telahpun pernah muncul sejak di awal zaman gereja, dan juga pernah muncul dalam peperangan-peperangan saudara, dan ia turut berlari mewarnai revolusi negara-negara besar di dunia, dan juga peperangan antara sekutu Inggeris melawan persaudaraan Empayar Ottoman dahulu, di mana pihak British telah menang, maka muncullah peraturan pembahagian tanah bekas takluk Empayar Ottoman di kalangan sekutu British yang di panggil Mandates dan Protectorates.
Kuda hijau kuning ini telahpun pernah muncul sejak di awal zaman gereja, dan juga pernah muncul dalam peperangan-peperangan saudara, dan ia turut berlari mewarnai revolusi negara-negara besar di dunia, dan juga peperangan antara sekutu Inggeris melawan persaudaraan Empayar Ottoman dahulu, di mana pihak British telah menang, maka muncullah peraturan pembahagian tanah bekas takluk Empayar Ottoman di kalangan sekutu British yang di panggil Mandates dan Protectorates.
Dan, sekarang,
ia muncul kembali sebagai "peperangan saudara" di bumi Arab! Ramai
rohaniwan dan juga penganalisa politik percaya bahawa Perang saudara Syria yang
ada sekarang ini akan akhirnya mengheret semua negara-negara pemegang kuasa
veto untuk berperang di sana; ia telah dinubuatkan sebagai "orang yang
menunggang kuda hijau kuning" dan "bernama" maut. Atau
ringkasnya, mission manusia yang "saling berbunuhan."
"Nama" dalam nubuatan adalah bermaksud "mission" atau
"matlamat/karya" yang dikehendaki oleh umat manusia yang mahu
melaksanakannya, dan ia tidaklah dihalang oleh Tuhan untuk 'beberapa ketika'
lamanya, melainkan "merelakan" keinginan-keinginan pemerintah-pemerintah dunia, supaya ia terjadi sebagaimana yang terjadi di bumi Syria
sekarang ini, sehinggalah seluruh dunia terheret kepada peperangan dunia ke-3,
iaitu "Kuda merah" berlari!
METERAI Ke-6 juga turut memberitakan misi "Hakim yang Benar" yang akan turun
kelak! "...namaNya ialah Firman
Allah"
"Meterai ke-6" menyingkapkan siksaan yang harus dilalui oleh umat manusia pada masa-masa jangkamasa peralihan "NamaNya," iaitu dari misi zaman Raja Damai kepada misi-era Hakim yang turun. Dalam tempoh masa peralihan, Hakim diumumkan akan datang, namun Raja Damai akan masih terbuka pintuNya kepada umat manusia untuk memasuki perdamaian. Namun, "meterai" ini juga adalah tempoh masa pemberitaan langit dalam jam terakhir bagi tempoh peralihan, dan Tuhan menyeru 'langit': "matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang." Meskipun Ia belum turun, namun Judgment akan mula diproklamirkan bermula dari "meterai" ke-6 ini, dan Roh Kudus melaksanakan penghakiman dan penghukuman di bumi, di sepanjang tempoh peralihan. ( lihat Link Bagaimanakah membaca "langit"?)
Ada satu kata-nubuat yang tidak dilihat oleh kebanyakan orang percaya iaitu 'halilintar.' Kenapa siksaan 'meterai-meterai' tidak ada 'halilintar,' kecuali pada meterai yang ke-tujuh dalam Wahyu 8: 5?
Jawapannya ringkas sahaja: Tugas penghakiman dunia sejak pentakosta sehinggalah pada hari Hakim turun adalah dilaksanakan oleh 'mission' Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menjadi Hakim di bumi sepanjang zaman Raja Damai. Maka, itulah sebabnya tiada 'halilintar' dikaitkan dengan Roh Pentakosta! Kenapa pada meterai yang ke-tujuh ada 'halilintar' sedangkan meterai 1 hingga meterai ke 6 tidak ada 'halilintar? Jika kita tahu the pathway of Divine Wraths, maka kita akan tahu sebabnya! Yeshua sebagai Hakim akan turun ke bumi ketika "awan-awan bergulung seperti gulungan," adalah merujuk kepada "bukaan (yang dibuat oleh malaikat) Tujuh Lapis Sorga," maka meterai yang ke tujuh pastinya ada haliliñtar kerana Dia sudah turun di bumi; Hakim (puting-beliung telah menjamah bumi, dan ia dilihat dalam Penglihatan 'roh.' Dari Meterai yang terakhir iaitu ke-7 dalam Wahyu 8: 5, Halilintar ('malaikat' sebagai penuai) akan mewarnai semua the Pathway of Divine wraths sehinggalah kepada Cawan Murka terakhir iaitu yang ke tujuh. Maka kita tahu dari 'roh nubuat' bahawa 'halilintar ' itu bermaksud hadirat para penuai (malaikat~the reapers) bersama Hakim di bumi. Nabi Nahum melihat 'penglihatan roh' perihal Hakim seperti 'puting beliung;' senjata bagi 'puting beliung' itu adalah 'halilintar' ('malaikat'). Bagaimana 'halilintar' (malaikat) itu difahami? Para malaikat hanya tunduk kepada "suara" Firman! Kerana Raja bernyanyi: "Terpujilah malaikat Tuhan yang gagah perkasa yang melaksanakan kehendak Tuhan (Hakim) dengan mendengarkan "suara" Firman (Hakim)." Bagaimana malaikat Tuhan akan melaksanakan 'pancaran petir' di setiap negara? Ia bergantung kepada keperincian nubuatan (the details of prophecies pertaining to the wraths of God i.e. the lightnings, storms, thunders and earthquakes ).
Meterai yang ke-enam adalah seperti tempoh masa ketika Nabi Yohanes Pembaptis mengumumkan Yesus Kristus sebagai "Lihatlah Domba Tuhan yang menghapuskan dosa-dosa dunia," namun selang tiga tahun sebelum ia benar-benar telah menjadi korban Domba Tuhan di atas Kayu salib, Yesus masih melayani sebagai nabi atau sebagai Anak Manusia sehinggalah saat ia mati. Selama beberapa tempoh yang ditentukan Tuhan melalui pemberitaan "langit dan Cakrawala," karya Raja Damai akan diteruskan oleh hadirat Roh Kudus, namun pada masa yang sama Kristus yang akan datang sebagai Hakim akan mula menyatakan manifestasi kehakimannya di bumi. "namaNya, ialah Firman Allah." 'Halilintar' hanya akan berdentum pada meterai yang ke Tujuh (Why. 8: 5), kerana itu adalah 'tanda' Hakim sudahpun ada di bumi; ia telah turun ketika "awan-awan bergulung seperti gulungan Kitab." Dalam Matius 24: 27, Yesus bernubuat bahawa kedatangannya Nya yang ke-dua adalah seperti "halilintar terpancar di Timur dan melontarkan cahaya 'ke barat." Roh nubuat menyingkapkan bahawa 'halilintar' yang dimaksudkan Yesus itu sebenarnya mula memancar pada Meterai yang ke-7, dalam petikan ayat Wahyu 8:5. Hadirat murkaNya (the pathway of Divine Wraths) mula menyatakan permulaan maksud 'halilintar' itu. Puting Beliung ada 'halilintar'! Melihat penglihatan 'roh' iaitu a whirlwind di bumi adalah 'tanda' hadirat Hakim di bumi!
Meterai ke-enam
atau siksaan ke-enam yang muncul menggenapi wahyu Tuhan adaalah 'transition period,' iaitu masih dalam selang waktu Penghakiman oleh Roh Kudus. Namun, 'Nama' [karya] Yeshua sebagai Hakim juga akan diberitakan oleh "pemberitaan langit." Ia menyatakan murka
Ilahi yang dipanggil meterai ke-enam. Ia
juga akan mengenapi nubuatan perihal "gempa
bumi" yang dahsyat. Nabi Asaph dalam Mazmur 50 menubuatkan bahawa keadilan Tuhan sebagai Hakim turut diberitakan oleh 'bumi.' Gempabumi itu adalah bahasa roh nubuat yang melaksanakan 'suara' Firman. Murka Tuhan dalam Meterai yang ke-enam, rupanya akan mulai diberitakan oleh bumi dengan suatu "gempa bumi" yang dahsyat. Daud dalam Mazmur 29 bernyanyi-bernubuat, bahawa "Ada suara Tuhan di
gunung atau di tanah dataran." Bukankah hadirat Yang Mahasuci itu "ada suara
yang menjadikan gunung-gunung melonjak-lonjak...dan juga padang gurun (tanah
bumi)...gemetar? lihat Mazmur 29: 6, 8.
"Nubuatan-nubuatan" diberikan untuk menandai perjalanan masa depan yang sukar dimengertikan. Masa depan adalah umpama jalan yang belum pernah kita lalui. Perjalanan yang dilalui memerlukan 'tanda-tanda' bagi memudahkan perjalanan, dan ia benar bagi perjalanan yang harfiah mahupun yang rohaniah. Namun, perjalanan iman adalah perjalanan roh yang memerlukan Firman sebagai "pelita" dan "cahaya" yang menerangi perjalanan. Justeru itu, nubuatan akan berfungsi sebagai 'tanda-tanda' yang membantu kita melihat dan percaya; ia membangun, menegur, menghibur dan menguatkan. Dan selepas peralihan "namaNya" itu, "langit dan cakrawala" (Mazmur 19 & Mazmur 50: 4-6) akan memberitakan Karya Raja Hakim yang akan turun, iaitu masa yang telah ditentukan Bapa; ia diumumkan sebagaimana "burung-burung nazar"yang berkerumun, maka demikianlah kepastian akan kedatanganNya yang kali kedua.
Meterai ke-tujuh (The Seventh Seal)
Saya terinspirasi oleh nubuat Nabi
Nahum dalam Kitab Nahum 1: 3 yang menjelaskan
bahawa 'Jalan' (pathway) murka Roh Tuhan di bumi seolah-olah diumpamakan "perjalanan puting beliung." " Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali
membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam
puting beliung dan
badai, dan awan adalah debu kakiNya." Pemazmur bernyanyi bahawa bumi ini adalah tumpuan kakiNya. Puting beliung membinasa segala-gala yang ia
lalui. Tetapi, di tengah-tengah pusaran beliung
itu terdapat 'suatu sunyi senyap' yang mengerunkan. Bunyi
ledakan kemusnahan akan dirasakan semula, selepas 'sunyi' pada pusat pusaran yang menggerunkan itu berlalu.
Murka yang
disebut “Meterai Ketujuh,” diberitakan "dan ketika Anak Domba itu membuka meterai ke-tujuh, maka sunyi senyaplah di
Sorga, kira-kira setengah jam lamanya." Mengapa "sunyi senyap" ? Ada salah satu rahasia Melkisedek iaitu sebelum Roh' Tuhan (Roh' Tujuh lapis) mengalir dalam karya "menabur dan menuai," suatu upacara Imam Agung Melkisedek harus diselesaikan upacaranya, iaitu Paskah Tuhan Yeshua. Sebelum Roh' Yahweh menabur kepada pewaris Janji Tuhan kepada Abraham, maka Melkisedek perlu mengupacara 'altar,' sebab itu dicatatkan Abram bertemu dengan Raja Kebenaran dari Salem di pergunungan Seir. Untuk apa? Dan kenapa? Upacara 'altar.' Itu adalah rahasia "menabur dan menuai." Imam Sorgawi Melkisedek perlu mengupacara terlebih dahulu altar di Sorga, sebelum Roh' Tujuh lapis mengalirkan thunders, lightnings, storms, dan earthquakes di bumi! Kita tahu bahawa urusan "menabur dan menuai" dalam Perjanjian Baru perlu didahului oleh upacara altar di bumi! Yeshua sebagai Imam Agung yang menurut Ordo Melkisedek perlu mengupacara Altar di bumi terlebih dahulu sebelum Roh' Tujuh lapis (Roh' Pentakosta) mengalir untuk "menabur dan menuai." Justeru itu, adalah suatu konsistensi ordo Melkisedek untuk "sunyi senyap" selama setengah jam di Sorga, kerana Melkisedek akan mengupacara Altar Hakim di Sorga sebelum Roh' Tujuh Roh', Tujuh tanduk dan Tujuh Mata memulakan Operasi penghakiman dan penghukuman di bumi. Jadilah itulah sebabnya ia "sunyi senyap."
"Murka Tuhan" yang dinubuatkan oleh
Nabi Nahum dalam Nahum 1: 3 menyingkapkan “jalan murka Tuhan...” Ia membawa erti bahawa pemberitaan langit, iaitu (Mzm. 19:2; Mazmur 50: 4, 5-6) namaNya sebagai Hakim pada murka Meterai ke-6 sudah mulai dirasakan. Nabi Nahum menyingkapkan
murka Tuhan sebagai "Ia yang berjalan dalam puting beliung" (the 'pathway' of
Divine Wraths). Hadirat pusat pusaran mulai memberikan manifestasi dari "sunyi senyap" itu, yang bermaksud
"pusat pusaran puting beliung" itu sudahpun menjamah bumi sepenuhnya pada Meterai ke-7. Bukankah Sang Pemazmur bernyanyi bahawa bumi ini adalah tumpuan kakiNya (His footstool)? Namun, kekelaman ada di bawah kakiNya (juga sebagai pemberitaan langit dalam Meterai ke-6) mendahului menjamah bumi sebelum "WajahNya" menubuatkan manifestasi murkaNya di bumi. "Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kakiNya." (Mazmur 18: 10). WajahNya akan mula memancarkan 'halilintar' di timur dan melontarkan cahaya ke barat; ia adalah 'tanda' hari kedatangan Hakim.
Sunyi senyap adalah suatu fenomena 'pusat' puting beliung. Jika Kristus sudah turun pada Wahyu 6: 14, pada "pemberitaan langit" dalam meterai ke-6, maka "Meterai yang ke tujuh" yang sunyi senyap dalam Wahyu 8: 1 itu pastinya memberikan kita pengertian bahawa upacara altar Hakim sedang berlangsung dan oleh kerana hadirat Hakim di bumi akan mengakibatkan menjadikan bumi (roh-roh manusia yang percaya) tertegun seketika, (mereka yang tidak percaya tidaklah akan merasai dalam 'roh mereka' perihal 'tertegun'), pada ketika itu para malaikat (penuai) yang bersama Kristus telahpun betul-betul 'menjamah' menyentuh seluruh bumi! Pada Wahyu 7: 1-8 adalah penganugerahan "meterai Allah yang hidup" kepada 144,000 bani Israel; berarti WajahNya sudah ada di bumi! Kisah Para Rasul mencatatkan penggenapan janji Pembaptis Api apabila 'lidah-api' mengurapi mereka pada kiraan 50 hari ataupun pada Hari Pentakosta. Pentakosta juga berarti hadirat Roh Kudus yang diutus Bapa dalam 'nama' Pembaptis Api (Kristus). Pengurapan 120 orang percaya oleh Roh Kudus pada hari itu juga disebut "meterai Roh Kudus."
Maka, "meterai Allah yang hidup" tidaklah dapat dianugerahkan kepada 144,000 bani Israel melainkan Kristus dan para penuaiNya (malaikat) telahpun turun di bumi ini untuk kali yang ke-2. Kenapa pula ia disebut "meterai Allah yang hidup," dan apakah perbezaannya dengan meterai Roh Kudus pentakosta ? 'Pekerjaan' atau 'nama' Hakim adalah termasuklah menganugerah kehidupan kekal kepada yang mati di dalam Kristus, dan barangsiapa yang dimeteraikan dengan "meterai Allah yang hidup" akan memiliki jaminan kuasa kebangkitan Kristus biarpun dagingnya mati pada tempoh masa Penghakiman dan Penghukuman. "Meterai Allah yang hidup" itu juga akan memberikan kita pengertian bahawa Tuhan Hakim benar-benar wujud untuk memberikan keadilan, penghakiman dan penghukuman. Meterai ini disempurnakan oleh para malaikat yang gagah perkasa. Meterai Roh Kudus pula dianugerahkan, agar orang-orang percaya di sepanjang zaman Raja Damai dapat mengenali [roh pengertian] yang Mahakudus, dan juga supaya orang-orang percaya mempunyai kekuatan dan damai sejahtera dalam menelesuri perjalanan iman yang dikarang oleh Yesus Kristus. Kristus kembali dengan 'meterai Allah yang hidup' kepada semua yang telah memasuki "kamar," dan pada hari Tuhan mereka masih di dalam 'kamar.' "Meterai Allah yang hidup" tidaklah diberikan kepada mereka yang tidak memasuki "kamar" (Yesaya 26: 20-21). Setiap suku kaum Israel dinubuatkan bahawa ada 12,000 orang yang dinubuatkan akan menerima "meterai Allah yang hidup." 'Meterai' itu dilaksanakan oleh 'penuai' yaitu para malaikat Tuhan.
Seperti 'halilintar' yang akan terpancar di Timur dan melontarkan cahaya ke bà rat...Sunyi senyap adalah suatu fenomena 'pusat' puting beliung. Jika Kristus sudah turun pada Wahyu 6: 14, pada "pemberitaan langit" dalam meterai ke-6, maka "Meterai yang ke tujuh" yang sunyi senyap dalam Wahyu 8: 1 itu pastinya memberikan kita pengertian bahawa upacara altar Hakim sedang berlangsung dan oleh kerana hadirat Hakim di bumi akan mengakibatkan menjadikan bumi (roh-roh manusia yang percaya) tertegun seketika, (mereka yang tidak percaya tidaklah akan merasai dalam 'roh mereka' perihal 'tertegun'), pada ketika itu para malaikat (penuai) yang bersama Kristus telahpun betul-betul 'menjamah' menyentuh seluruh bumi! Pada Wahyu 7: 1-8 adalah penganugerahan "meterai Allah yang hidup" kepada 144,000 bani Israel; berarti WajahNya sudah ada di bumi! Kisah Para Rasul mencatatkan penggenapan janji Pembaptis Api apabila 'lidah-api' mengurapi mereka pada kiraan 50 hari ataupun pada Hari Pentakosta. Pentakosta juga berarti hadirat Roh Kudus yang diutus Bapa dalam 'nama' Pembaptis Api (Kristus). Pengurapan 120 orang percaya oleh Roh Kudus pada hari itu juga disebut "meterai Roh Kudus."
Maka, "meterai Allah yang hidup" tidaklah dapat dianugerahkan kepada 144,000 bani Israel melainkan Kristus dan para penuaiNya (malaikat) telahpun turun di bumi ini untuk kali yang ke-2. Kenapa pula ia disebut "meterai Allah yang hidup," dan apakah perbezaannya dengan meterai Roh Kudus pentakosta ? 'Pekerjaan' atau 'nama' Hakim adalah termasuklah menganugerah kehidupan kekal kepada yang mati di dalam Kristus, dan barangsiapa yang dimeteraikan dengan "meterai Allah yang hidup" akan memiliki jaminan kuasa kebangkitan Kristus biarpun dagingnya mati pada tempoh masa Penghakiman dan Penghukuman. "Meterai Allah yang hidup" itu juga akan memberikan kita pengertian bahawa Tuhan Hakim benar-benar wujud untuk memberikan keadilan, penghakiman dan penghukuman. Meterai ini disempurnakan oleh para malaikat yang gagah perkasa. Meterai Roh Kudus pula dianugerahkan, agar orang-orang percaya di sepanjang zaman Raja Damai dapat mengenali [roh pengertian] yang Mahakudus, dan juga supaya orang-orang percaya mempunyai kekuatan dan damai sejahtera dalam menelesuri perjalanan iman yang dikarang oleh Yesus Kristus. Kristus kembali dengan 'meterai Allah yang hidup' kepada semua yang telah memasuki "kamar," dan pada hari Tuhan mereka masih di dalam 'kamar.' "Meterai Allah yang hidup" tidaklah diberikan kepada mereka yang tidak memasuki "kamar" (Yesaya 26: 20-21). Setiap suku kaum Israel dinubuatkan bahawa ada 12,000 orang yang dinubuatkan akan menerima "meterai Allah yang hidup." 'Meterai' itu dilaksanakan oleh 'penuai' yaitu para malaikat Tuhan.
Apakah maksud Yeshua dengan kata nubuatan itu?
Maka, bermulalah upacara altar Hakim dalam Wahyu
8: 1-4. Pada ayat yang ke-5, " ...Maka meledakkan bunyi (guntur), disertai halilintar dan gempa bumi" yang menjelaskan secara simbolis bahawa "puting beliung" itu sebagai 'perjalanan murka' Tuhan. Selepas “sunyi senyap”
dalam meterai ke-tujuh, ia mula bergerak semula kepada "murka Tuhan"
yang seterusnya, iaitu murka
"sangkakala pertama," iaitu
murka Tuhan kategori Sangkakala (the 2nd Category of Woe: Trumpets) dalam Wahyu 8: 6 sehinggalah kepada Wahyu 10:
7. The "pathway" of the
divine manifestations of divine wraths" diungkapkan oleh Nabi Nahum
sebagai " Tuhan itu
panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari
hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan
adalah debu kakiNya"
(Nahum 1: 3). Dan 'puting beliung' itu sebenarnya ada "halilintar." Ia bukanlah diartikan semuanya secara harafiah' (literal sense), melainkan nubuatan Yeshua dalam Matius 24: 27 berbunyi "...bahawa kedatangan Kristus yang kedua (sebagai Hakim) adalah seperti terpancarnya kilat ('halilintar') di timur dan melontarkan cahaya ke barat." "Lightnings" points to the Seventh Seal and onwards! Ia difahami apabila kita melihat nubuatan Yeshua itu dalam 'roh penglihatan.' 'Halilintar' itu hanya akan difahami secara terperinci apabila 'hukuman' ('wrath') Tuhan itu disampaikan dengan keperincian nubuatan-nubuatan yang menerangkan hukuman murka Tuhan.
Suara Tuhan Hakim adalah bunyi guntur! Namun, tiada siapa yang mempunyai pengetahuan tentang suara guntur itu (suara Hakim). Mesej suara 'guntur' hanya diketahui oleh mereka yang menerima meterai "seal of the Living God" atau meterai di dahi dan di tangan dari Tuhan (bukan meterai dari binatang). Patriarch Ayub bersaksi: 5 Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita; 6 karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras! 37 Tangan setiap manusia diikat-Nya dengan dibubuhi meterai (yang menyempurnakan "Bapa Kami"), agar semua orang mengetahui perbuatan-Nya (Ayub 37: 5-7). Yang ada 'meterai' Tuhan dan selalu 'makan' (masuk 'kamar' terdalam) sahaja yang akan mengetahui rahasia bunyi guntur (thunders-suara Hakim). Lihat juga perihal suara Hakim, iaitu 'guruh' (thunders) dalam Mazmur 29 dan Wahyu 4:5.
Nubuat perihal 'Halilintar' dalam Matius 24: 27 itu sebenarnya telah disingkapkan oleh Tuhan kepada Santo Yohanes, dan ia merujuk kepada "halilintar" meterai ke-7 dalam Wahyu 8: 5. Ia juga menubuatkan hukuman-hukuman oleh 'Wajah' Raja Hakim yang sudah turun ke bumi dalam Why. 6: 14. Justeru itu, tahulah kita bahawa meterai satu sehingga enam adalah dalam zaman Penghakiman dan penghukuman oleh misi Roh Kudus dalam 'zaman' Raja Damai. Roh Kudus yang turun pada Hari Pentakosta dinubuatkan dan dilihat melalui mata roh seperti 'deruan' angin Sorgawi dan api' sahaja; ia turun di atas 'sumbu roh' para rasul sebagai lidah api. Roh Kudus nenghakimi dan menghukum tanpa kata-nubuat "halilintar." Ia hanya dinubuatkan dan dikenalpasti sebagai roh api dan deru angin. Hanya Raja Tuhan YHVH dalam Perjanjian Lama, dan juga Hakim yang kembali di bumi sebagai "roh Tujuh Lapis,Tujuh Mata dan Tujuh tanduk" yang datang kembali untuk kali ke-2 sahaja yang dikaitkan dengan 'halilintar' !
'Halilintar' senantiasa menyertai 'Puting Beliung (whirlwing) dalam nubuatan-nubuatan pada Meterai ke-7 hinggalah kepada selesainya Cawan Murka yang terakhir iaitu Cawan ke-7. Maka, kita pasti akan hadirat Hakim Kristus yang sudah kembali turun di bumi, kerana kata-nubuat "halilintar" dalam Matius 24: 27. Justeru itu, kita tahu bahawa Yeshua Kristus akan turun pada Why. 6:14, dan Hadirat 'nama' Hakim mula di rasai (secara roh) di bumi, kerana "halilintar" mula memancar dalam Why. 8: 5. Sangkakala pertama sehingga Cawan murka ke-tujuh akan disempurnakan dalam misi penghakiman dan penghukuman oleh 'nama' Kristus sebagai Raja Hakim yang sudah kembali ke bumi. So be it.
Suara Tuhan Hakim adalah bunyi guntur! Namun, tiada siapa yang mempunyai pengetahuan tentang suara guntur itu (suara Hakim). Mesej suara 'guntur' hanya diketahui oleh mereka yang menerima meterai "seal of the Living God" atau meterai di dahi dan di tangan dari Tuhan (bukan meterai dari binatang). Patriarch Ayub bersaksi: 5 Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita; 6 karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras! 37 Tangan setiap manusia diikat-Nya dengan dibubuhi meterai (yang menyempurnakan "Bapa Kami"), agar semua orang mengetahui perbuatan-Nya (Ayub 37: 5-7). Yang ada 'meterai' Tuhan dan selalu 'makan' (masuk 'kamar' terdalam) sahaja yang akan mengetahui rahasia bunyi guntur (thunders-suara Hakim). Lihat juga perihal suara Hakim, iaitu 'guruh' (thunders) dalam Mazmur 29 dan Wahyu 4:5.
Nubuat perihal 'Halilintar' dalam Matius 24: 27 itu sebenarnya telah disingkapkan oleh Tuhan kepada Santo Yohanes, dan ia merujuk kepada "halilintar" meterai ke-7 dalam Wahyu 8: 5. Ia juga menubuatkan hukuman-hukuman oleh 'Wajah' Raja Hakim yang sudah turun ke bumi dalam Why. 6: 14. Justeru itu, tahulah kita bahawa meterai satu sehingga enam adalah dalam zaman Penghakiman dan penghukuman oleh misi Roh Kudus dalam 'zaman' Raja Damai. Roh Kudus yang turun pada Hari Pentakosta dinubuatkan dan dilihat melalui mata roh seperti 'deruan' angin Sorgawi dan api' sahaja; ia turun di atas 'sumbu roh' para rasul sebagai lidah api. Roh Kudus nenghakimi dan menghukum tanpa kata-nubuat "halilintar." Ia hanya dinubuatkan dan dikenalpasti sebagai roh api dan deru angin. Hanya Raja Tuhan YHVH dalam Perjanjian Lama, dan juga Hakim yang kembali di bumi sebagai "roh Tujuh Lapis,Tujuh Mata dan Tujuh tanduk" yang datang kembali untuk kali ke-2 sahaja yang dikaitkan dengan 'halilintar' !
'Halilintar' senantiasa menyertai 'Puting Beliung (whirlwing) dalam nubuatan-nubuatan pada Meterai ke-7 hinggalah kepada selesainya Cawan Murka yang terakhir iaitu Cawan ke-7. Maka, kita pasti akan hadirat Hakim Kristus yang sudah kembali turun di bumi, kerana kata-nubuat "halilintar" dalam Matius 24: 27. Justeru itu, kita tahu bahawa Yeshua Kristus akan turun pada Why. 6:14, dan Hadirat 'nama' Hakim mula di rasai (secara roh) di bumi, kerana "halilintar" mula memancar dalam Why. 8: 5. Sangkakala pertama sehingga Cawan murka ke-tujuh akan disempurnakan dalam misi penghakiman dan penghukuman oleh 'nama' Kristus sebagai Raja Hakim yang sudah kembali ke bumi. So be it.