Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (TB Yohanes 6:28-29)
Alkisah kewujudan kerajaan-kerajaan manusia di bumi bermula di Menara Babel (Kejadian 11). Kerajaan Allah bukanlah di bumi ini, kecuali pada zaman Teokrasi YHVH di Tanah Perjanjian. Apapun jenis kerajaan, ia dapat menawarkan kehidupan daging, dan ia juga mempunyai perundangan yang dapat menghukum manusia di bumi menurut ruang lintup geo-politik dan persempadanan sesebuah kerajaan. Setiap kerajaan mempunyai 'karya' (name) yang dinubuatkan seperti rangkaikata "marilah Kita mencari NAMA" (Kejadian 11: 4). Di zaman' sekarang, nama yang dicari ialah "peace and safety" (1Thes.5: 3) dan juga "monetary" (Wahyu 13: 18). "Peace and safety" yang ditawarkan oleh kerajaan-kerajaan manusia dapatlah ditafsir era atau zamannya, iaitu era bercampurnya gandum dan lalang atau dalam bahasa penglihatan nabi Daniel seperti "besi bercampur tanah liat." Tuhan YHVH pernah mewujudkan kerajaan Teokrasi di Tanah Suci, kerana penggenapan sumpahan' Perjanjian dengan Abraham, Ishak dan Yakub (Israel). Kerajaan itu hanya tinggal sejarah Kitab. Saranan Yeshua dalam mengutamakan "mencari Kerajaan Allah" dalam Matius 6: 33 adalah urusan yang hanya bisa dimengertikan, apabila kita mulai melihat apakah pusat-kesedaran yang dominan beroperasi dalam diri kita; adakah pusat kesedaran kita senantiasa pada daging (otak), atau kadang-kadang kita masuk dalam hadirat kesedaran akan realitas Roh Tujuh-Lapis?
Matius 6:33 "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Apakah yang dicari dalam kerajaan Allah?
Kerajaan Allah (Kingdom of God) ada Allah Bapa, Allah Anak (Raja Yeshua), dan Allah Roh Kudus: Kehidupan (Creator and Redeemer). Ataupun ada penghambaan kepada "nama Tuhan" (lihat 'nama' Tuhan dalam kitab Keluaran 34: 6-7 atau ringkasnya ada penghambaan kasih. Kehidupan kekal adalah karya "nama" Tuhan. Raja Damai menjanjikan 'Jalan' perdamaian melalui Altar Domba Tuhan; ia juga dilihat sebagai Perjanjian Baru. Dari sifat ('nama') Kasih dan belas kasihan Ilahi, maka mengalirlah penganugerahan "Altar" perdamaian oleh 'karya' atau 'nama' Domba Tuhan: Jalan Perdamaian ('jalan' menyelesaikan dosa-dosa). Zaman Perdamaian oleh Raja Damai ada dinubuatkan oleh Nabi-Nabi seperti dalam petikan Yesaya 33: 6 " Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah 'Hikmat dan pengetahuan; 'takut akan Tuhan, itulah Harta benda Sion." [ He will be the sure foundation for your times, a rich of salvation and wisdom and knowledge; the fear of the Lord is the key to this treasure (Isaiah 33: 6).]
Jadi, dalam kerajaan Allah ada anugerah keselamatan atau anugerah Harta Sion: Roh Tujuh Lapis. Namun, realitas Raja Damai itu seolah-olah cuma suatu 'ghostly figure' yang melambai-lambai di kejauhan di seberang sana sambil berkata "mari-mari..." Dicatatkan bahawa Rasul Petrus menyahut lambaian 'ghostly figure' itu dengan berjalan di atas air, namun 'percayanya' mulai ditindan oleh kekuatan 'kesedarannya' yaitu, lima deria-rasanya. 'Percaya' yang ada pada Petrus mulai 'terbenam' oleh realitas lima deria rasa, dan Petrus menyeru Yeshua, lalu Yeshua datang menyelamatkannya dari tenggelam dalam air. Ia menyingkapkan suatu 'keputusan' untuk mau mengikuti suatu 'perjalanan iman' atau sebaliknya kepada ajakan Raja Kebenaran itu. Jika ia datang memberikan 'pertolongan' dan itu sememangnya tiada masalah. Jika, tiada 'hadirat' Nya untuk memberikan 'pertolongan', maka itu mendatangkan suatu masalah yang perlu penjelasan dari ROH Kebenaran.
Raja Solomon membahagikan hikmat bahawa: 'There is an appointed time for everything. And there is a time for every event under heaven--" (Ecclesiates 3: 1). Jika pertolongan tidak datang, itu berarti bahawa kita perlu melihat 'a time' adalah milik Tuhan, dan justeru itu, seeloknya ia (roh pengertian tentang 'timing' Tuhan) akan menjadi precepts untuk menantikan Tuhan. Kita perlu melihat apakah permintaan yang kita panjatkan dalam doa itu adalah di dalam 'nama' Kristus atau sebaliknya. Tuhan itu maha-sempurna dan penuh berkuasa, maka justeru itu layaklah kita sandarkan 'percaya' di dalam 'namaNya.' Bila dia datang Ia akan memberikan 'kekuatan.' Kita mungkin tidak akan melihat segala 'pengharapan' muncul digenapi dalam hayat kehidupan daging! Tetapi, Iman itu adalah dasar keyakinan kepada yang kita harapkan dan bukti kepada yang belum kita lihat! (Ibrani 11: 1). Jika kita menerima 'biji sesawi', Firman, (mustard seed), maka kita sesungguhnya telah menerima 'keyakinan' dan 'bukti.' Sebab itu, dalam doa Bapa Kami, pengikut 'Jalan' disuruh beribadah, supaya makan 'Manna' setiap hari, dan supaya semakin teranglah 'keyakinan' dan 'bukti' kepada segala yang kita harapkan di dalam nama Kristus: "...namaNya ialah Firman Tuhan." Rasul Yang Dua Belas tidak berbicara yang tertulis semata-mata, melainkan yang 'tersingkap.' (Mazmur 119: 130). Kerana Jika kita berbicara dari Firman yang tertulis dan "belum tersingkap, " maka bicara kita itu adalah secara dominannya dari rumusan kapasiti intelek.
Bagi kebanyakkan orang percaya, realitasNya atau hadiratNya seolah-olah sekadar suatu 'fata-morgana' (mirage). Pusat kesedaran kita pada 'kapasiti intelek dan sistem saraf' (daging) ternyata dominan sekali, justeru itu, realitas Roh Ilahi dan kebenaranNya hanyalah samar-samar belaka! Perjalanan di atas air tidaklah menjadi 'berkemenangan' (triumphant), jika ia dilakukan dengan kekuatan kapasiti intelek dengan lima deria rasa! Yang melambai itu adalah Roh. Maka, 'perjalanan roh' memerlukan kekuatan Karunia Roh Tujuh Lapis, baharulah kita dapat berjalan sebagai the followers of the Way.
Apakah yang dicari dalam kerajaan Allah?
Kerajaan Allah (Kingdom of God) ada Allah Bapa, Allah Anak (Raja Yeshua), dan Allah Roh Kudus: Kehidupan (Creator and Redeemer). Ataupun ada penghambaan kepada "nama Tuhan" (lihat 'nama' Tuhan dalam kitab Keluaran 34: 6-7 atau ringkasnya ada penghambaan kasih. Kehidupan kekal adalah karya "nama" Tuhan. Raja Damai menjanjikan 'Jalan' perdamaian melalui Altar Domba Tuhan; ia juga dilihat sebagai Perjanjian Baru. Dari sifat ('nama') Kasih dan belas kasihan Ilahi, maka mengalirlah penganugerahan "Altar" perdamaian oleh 'karya' atau 'nama' Domba Tuhan: Jalan Perdamaian ('jalan' menyelesaikan dosa-dosa). Zaman Perdamaian oleh Raja Damai ada dinubuatkan oleh Nabi-Nabi seperti dalam petikan Yesaya 33: 6 " Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah 'Hikmat dan pengetahuan; 'takut akan Tuhan, itulah Harta benda Sion." [ He will be the sure foundation for your times, a rich of salvation and wisdom and knowledge; the fear of the Lord is the key to this treasure (Isaiah 33: 6).]
Jadi, dalam kerajaan Allah ada anugerah keselamatan atau anugerah Harta Sion: Roh Tujuh Lapis. Namun, realitas Raja Damai itu seolah-olah cuma suatu 'ghostly figure' yang melambai-lambai di kejauhan di seberang sana sambil berkata "mari-mari..." Dicatatkan bahawa Rasul Petrus menyahut lambaian 'ghostly figure' itu dengan berjalan di atas air, namun 'percayanya' mulai ditindan oleh kekuatan 'kesedarannya' yaitu, lima deria-rasanya. 'Percaya' yang ada pada Petrus mulai 'terbenam' oleh realitas lima deria rasa, dan Petrus menyeru Yeshua, lalu Yeshua datang menyelamatkannya dari tenggelam dalam air. Ia menyingkapkan suatu 'keputusan' untuk mau mengikuti suatu 'perjalanan iman' atau sebaliknya kepada ajakan Raja Kebenaran itu. Jika ia datang memberikan 'pertolongan' dan itu sememangnya tiada masalah. Jika, tiada 'hadirat' Nya untuk memberikan 'pertolongan', maka itu mendatangkan suatu masalah yang perlu penjelasan dari ROH Kebenaran.
Raja Solomon membahagikan hikmat bahawa: 'There is an appointed time for everything. And there is a time for every event under heaven--" (Ecclesiates 3: 1). Jika pertolongan tidak datang, itu berarti bahawa kita perlu melihat 'a time' adalah milik Tuhan, dan justeru itu, seeloknya ia (roh pengertian tentang 'timing' Tuhan) akan menjadi precepts untuk menantikan Tuhan. Kita perlu melihat apakah permintaan yang kita panjatkan dalam doa itu adalah di dalam 'nama' Kristus atau sebaliknya. Tuhan itu maha-sempurna dan penuh berkuasa, maka justeru itu layaklah kita sandarkan 'percaya' di dalam 'namaNya.' Bila dia datang Ia akan memberikan 'kekuatan.' Kita mungkin tidak akan melihat segala 'pengharapan' muncul digenapi dalam hayat kehidupan daging! Tetapi, Iman itu adalah dasar keyakinan kepada yang kita harapkan dan bukti kepada yang belum kita lihat! (Ibrani 11: 1). Jika kita menerima 'biji sesawi', Firman, (mustard seed), maka kita sesungguhnya telah menerima 'keyakinan' dan 'bukti.' Sebab itu, dalam doa Bapa Kami, pengikut 'Jalan' disuruh beribadah, supaya makan 'Manna' setiap hari, dan supaya semakin teranglah 'keyakinan' dan 'bukti' kepada segala yang kita harapkan di dalam nama Kristus: "...namaNya ialah Firman Tuhan." Rasul Yang Dua Belas tidak berbicara yang tertulis semata-mata, melainkan yang 'tersingkap.' (Mazmur 119: 130). Kerana Jika kita berbicara dari Firman yang tertulis dan "belum tersingkap, " maka bicara kita itu adalah secara dominannya dari rumusan kapasiti intelek.
Bagi kebanyakkan orang percaya, realitasNya atau hadiratNya seolah-olah sekadar suatu 'fata-morgana' (mirage). Pusat kesedaran kita pada 'kapasiti intelek dan sistem saraf' (daging) ternyata dominan sekali, justeru itu, realitas Roh Ilahi dan kebenaranNya hanyalah samar-samar belaka! Perjalanan di atas air tidaklah menjadi 'berkemenangan' (triumphant), jika ia dilakukan dengan kekuatan kapasiti intelek dengan lima deria rasa! Yang melambai itu adalah Roh. Maka, 'perjalanan roh' memerlukan kekuatan Karunia Roh Tujuh Lapis, baharulah kita dapat berjalan sebagai the followers of the Way.
Prasyarat
Matius 6: 33 hanya bermakna kepada roh-roh mereka yang telah 'dilahirkan kembali' ke dalam Kerajaan Allah. Di luar kerajaan Allah, kata-kata Yeshua dalam petikan tersebut langsung tidak membawa apa-apa makna dalam kehidupan sementara ('daging') di bumi ini. Biarpun mungkin kita menganggap diri kita tergolong sebagai orang-orang percaya yang telah ''dilahirkan kembali' dalam kerajaan Allah, namun, justeru kerana kita kekurangan roh Hikmat dan roh Pengertian, maka kita kembali ditaklukkan secara melulu oleh 'pohon pengetahuan ' (tree of knowledge). Kebanyakan orang kristen adalah ternyata berminat pada bahagian terakhir ayat 33 dalam petikan di atas, iaitu "maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Bahagian pertama ayat tersebut pula, iaitu "...carilah dahulu Kerajaan Allah," tidaklah menghairahkan hati manusia kerana pusat kesedaran kita adalah dominan berpusat pada otak. Kehendak kehidupan 'daging' (yang berpusat pada kapasiti intelek dan sistem saraf) adalah ringkasnya termasuklah mencari harta dunia, kuasa, hiburan, 'nama' mahupun maruah/harga diri menurut fikiran sekular; atau dalam frasa nubuatan disebut "makan dan minum, kahwin dan mengahwinkan, "membuat batu-bata dan membakarnya baik-baik" dan urusan yang jelas dapat dibaca pada saat berakhirnya zaman bangsa-bangsa yaitu "membeli atau menjual" (Wahyu 13).
'Karya' kehidupan atau 'nama' yang dicari oleh manusia keturunan Adam yang 'luka" ('wounded' descendants of Adam) adalah asas evolusi tamadun manusia di bumi yang jelas terputus dari maksud 'design' Ilahi. Terpisah dari Sumber hidup yang abadi adalah berbunyi dalam versi bahasa Inggeris: Cut off from the original and perfect will of the Creator, the Source of eternal life. Kehendak-kehendak Ilahi jelas sekali berbeda dari kehendak-kehendak intelek manusiawi. Kehendak Tuhan jelas dinubuatkan sebagai frasa seperti "makan Firman," "mendirikan batu semulajadi sebagai altar," "dikahwini oleh Roh Pencipta melalui perjanjian Paskah (Covenant) sebagai "tanda di dahi dan tanda di tangan," dan "dibeli oleh kuasa darah Domba Tuhan." Kehidupan manusia yang berpaut pada tree of knowledge (dominan pada otak) telah dikuasai oleh 'karya' setiap pemerintah bangsa di setiap negara. Roh Tuhan menyingkapkan karya pmerintah-pemerintah dunia dengan frasa "tanda di dahi dan tanda di tangan" untuk mengungkapkan bahawasanya 'karya' manusia itu akan menindan Kuasa Kehidupan yang dianugerahkan oleh Paskah Yeshua, namun 'penindanan' yang menghambakan umat manusia sendiri itu turut menggenapi nubuatan-nubuatan. "Karya-duit" ('monetary' adalah 'nama' yang sekian lama dicari umat manusia) telah dinubuatkan, bahawasanya pada saat akhir zaman bangsa-bangsa, "tanda di dahi itu" akan menjadi titik-fokus kepada pekerjaan tangan manusia untuk hidup di dunia. 'Berkerja seolah-olah sebagai ibadah kehidupan' atau dalam frasa nubuatannya diungkapkan sebagai "tanda di tangan." Pada hari terakhir, yaitu saat pengakhiran zaman bangsa-bangsa, semua bangsa dan semua umat manusia mengerahkan semua tenaga hidupnya supaya dapat berkerja demi "karya-duit" itu. Jika demikian, masih adakah lagi orang -orang percaya yang mencari kerajaan Allah? Jika ada, dan kenapa harus manusia menjadi ghairah untuk mencari 'kerajaan Allah' ?
Tiga orang majus dari timur datang ke Kota Yerusalem dan bertanya-tanyakan perihal tempat kelahiran Raja Kebenaran yang dinubuatkan oleh nabi-nabi. Mereka mencari Raja Damai itu kerana mereka 'melihat' tandanya seperti yang dinubuatkan oleh nabi Balaam Ben Peor, yaitu 'Bintang' bani-rumah-Yakub (the Star of the house of Jacob). Para gembala kambing 'melihat' 'penglihatan roh,' iaitu pemberitaan 'langit' (sepertimana yang disingkapkan oleh Mazmur 19: 1-2), dan juga mendengar mesej dan tanda yang diberikan oleh pembawa berita (malaikat). Kedua-dua kumpulan manusia itu "mencari" Raja kepada 'Kerajaan Allah' itu, kerana mereka telah 'melihat' dan telah 'mendengar' mesej roh perihal Raja Kebenaran itu.
'Karya' kehidupan atau 'nama' yang dicari oleh manusia keturunan Adam yang 'luka" ('wounded' descendants of Adam) adalah asas evolusi tamadun manusia di bumi yang jelas terputus dari maksud 'design' Ilahi. Terpisah dari Sumber hidup yang abadi adalah berbunyi dalam versi bahasa Inggeris: Cut off from the original and perfect will of the Creator, the Source of eternal life. Kehendak-kehendak Ilahi jelas sekali berbeda dari kehendak-kehendak intelek manusiawi. Kehendak Tuhan jelas dinubuatkan sebagai frasa seperti "makan Firman," "mendirikan batu semulajadi sebagai altar," "dikahwini oleh Roh Pencipta melalui perjanjian Paskah (Covenant) sebagai "tanda di dahi dan tanda di tangan," dan "dibeli oleh kuasa darah Domba Tuhan." Kehidupan manusia yang berpaut pada tree of knowledge (dominan pada otak) telah dikuasai oleh 'karya' setiap pemerintah bangsa di setiap negara. Roh Tuhan menyingkapkan karya pmerintah-pemerintah dunia dengan frasa "tanda di dahi dan tanda di tangan" untuk mengungkapkan bahawasanya 'karya' manusia itu akan menindan Kuasa Kehidupan yang dianugerahkan oleh Paskah Yeshua, namun 'penindanan' yang menghambakan umat manusia sendiri itu turut menggenapi nubuatan-nubuatan. "Karya-duit" ('monetary' adalah 'nama' yang sekian lama dicari umat manusia) telah dinubuatkan, bahawasanya pada saat akhir zaman bangsa-bangsa, "tanda di dahi itu" akan menjadi titik-fokus kepada pekerjaan tangan manusia untuk hidup di dunia. 'Berkerja seolah-olah sebagai ibadah kehidupan' atau dalam frasa nubuatannya diungkapkan sebagai "tanda di tangan." Pada hari terakhir, yaitu saat pengakhiran zaman bangsa-bangsa, semua bangsa dan semua umat manusia mengerahkan semua tenaga hidupnya supaya dapat berkerja demi "karya-duit" itu. Jika demikian, masih adakah lagi orang -orang percaya yang mencari kerajaan Allah? Jika ada, dan kenapa harus manusia menjadi ghairah untuk mencari 'kerajaan Allah' ?
Tiga orang majus dari timur datang ke Kota Yerusalem dan bertanya-tanyakan perihal tempat kelahiran Raja Kebenaran yang dinubuatkan oleh nabi-nabi. Mereka mencari Raja Damai itu kerana mereka 'melihat' tandanya seperti yang dinubuatkan oleh nabi Balaam Ben Peor, yaitu 'Bintang' bani-rumah-Yakub (the Star of the house of Jacob). Para gembala kambing 'melihat' 'penglihatan roh,' iaitu pemberitaan 'langit' (sepertimana yang disingkapkan oleh Mazmur 19: 1-2), dan juga mendengar mesej dan tanda yang diberikan oleh pembawa berita (malaikat). Kedua-dua kumpulan manusia itu "mencari" Raja kepada 'Kerajaan Allah' itu, kerana mereka telah 'melihat' dan telah 'mendengar' mesej roh perihal Raja Kebenaran itu.
Kita "mencari" kerana mata roh kita dan telinga roh kita telah melihat dan mendengar kesaksian Roh Nubuat! Sumbu 'roh' (the heart of the spirit) yang melihat dan mendengar adalah prasyarat dalam "mencari" Kerajaan Allah. Setiap Kerajaan di bumi atau dalam bahasa Inggerisnya disebut 'King-dom,' semestinya mempunyai "raja (king-)" yang memerintah suatu territory (-dom). Demikianlah juga Kerajaan Allah yang mempunyai "Raja Kebenaran." Raja itu memberi kuasa kepada setiap orang percaya untuk menjadi anak-anak Allah. Raja Kebenaran berkata "Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup." Dialah "Kebenaran" itu. Dialah yang menjadi "Jalan" untuk mengenali Bapa. Pilatus bertanya sewaktu prosiding perbicaraan pertuduhan yang dibuat terhadap Raja Kebenaran (Yeshua). "What is truth?" Apakah Kebenaran itu? Semua agama mempunyai cabang Teologianya yang tersendiri untuk menangani perihal soalan yang berbunyi: "Apakah itu kebenaran?" Namun, agama jika diberikan kebebasan akan menjurus kepada persaingan ilmu 'apologetics' dan ilmu 'comparative religion.' Namun, saya bukannya seseorang yang religius! Dan sememangnya, saya tidak bertauliah perihal bidang ilmu-ilmu tersebut. Maka, saya tidak akan masuk dalam persoalan bidang tersebut!
'Benar' seringkasnya dapat diartikan sebagai tiada dusta, tiada elemen dosa dan suci. Maka, Firman Tuhan itu sesungguhnya tidak berdusta (righteous), tidak bercacat-celah (flawless), tiada elemen dosa (perfect), dan suci (holy). Selepas banjir di zaman Nuh, Tuhan merumuskan perihal keperibadian roh manusia keturunan Adam yang akan berkembang-biak semula melalui keluarga Nuh: "...sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan." Tuhan mengatakan bahawa manusia keturunan Adam itu, adalah "...jahat dari sejak kecilnya..." Kita berbuat dosa sejak dari kecil. Kita mengenali apa itu dosa kerana pengenalan kita akan Hukum Kesepuluh (The Ten Commandments), yaitu ibunda segala hukum. Hakikatnya, tiada satupun manusia mampu untuk menuruti kesepuluh hukum tersebut! Setiap manusia melanggar Hukum itu setiap hari. Setiap orang melanggar atau gagal menuruti dua hukum Kasih yang diperintahkan oleh Raja Kebenaran.
Pusat Kesedaran (the centre of consciousness)
We as the wounded descendants of Adam are spirit-creatures; our consciousness is centered upon the intellectual capacities and the nervous activities.
|
The 'flesh' has five gates in receiving information from the surroundings. whereas, the spirit of man operates as sang by David "Deep calls deep."
|
Pusat kesedaran yang dominan dalam kehidupan kita adalah 'kapasiti intelek' (intellectual capacities) dan aktiviti sistem saraf (nervous activities). Meskipun kita adalah mahluk roh yang dibaluti daging, namun kecenderungan 'kesedaran' kita yang dominan adalah melalui lima deria rasa yang berpusat pada otak. Otak memproses maklumat-maklumat yang kita terima dari ke-lima-lima jendela maklumat, ataupun lima deria rasa, dan berdasarkan ilmu pengetahuan dan pembelajaran kita, maka olahan dan rumusan dibuat, dan itulah yang mewarnai hidup kita. Pusat kesedaran pada kapasiti intelek dan aktiviti sistem saraf manusia ringkasnya ditulis oleh para 'apostles' sebagai kehidupan 'daging' ataupun kehidupan 'sementara.' Pentakosta memungkinkan kita mengalami suatu pengwujudan kesedaran akan realitas Roh-Tujuh-Lapis. Kesedaran yang dianugerahkan oleh Roh Pentakosta memberikan kita mata yang melihat dan telinga yang mendengar, supaya setiap orang percaya dapat beribadah dengan ibadah yang dinubuatkan oleh Yeshua iaitu doa "Bapa Kami."
Melaksanakan doa "Bapa Kami" sebagai ibadah kehidupan harian memerlukan kekuatan Roh Pentakosta, jika tidak, doa kita hanya akan hanya berkisar pada fikiran dan emosi. Telinga 'daging' kita dan mata 'daging' kita akan hanya "...mendengar perihal Tuhan dari cakap-cakap orang sahaja." Raja Kebenaran adalah manusia yang sejati ('pure') menurut karya tangan Tuhan Bapa, kerana pusat kesedarannya adalah senantiasa di dalam hadirat "Roh Bapa" yang senantiasa 'satu' pada rohnya, biarpun ia dibaluti oleh daging ; Ia berkata "Bapa dan Aku adalah satu." Justeru itu, Ia mampu untuk menyatakan dan menyempurnakan segala pekerjaan Bapa secara "Setia dan benar:" Karya atau pekerjaan Roh Kristus adalah Firman Allah kerana "...namaNya adalah Firman Allah." Nama perutusan Tuhan adalah pekerjaan (Karya) Allah Bapa. Ia setia kepada segala kehendak Bapa. Kita jauh sekali berbeda dengan 'Anak Manusia' itu, kerana pusat kesedaran kita adalah 'daging' kecuali kadang-kadang, jika Tuhan mengkehendakinya, Roh Tujuh-Lapis itu akan turun di atas sumbu roh kita, maka kita akan dapat memasuki hadirat realitas alam Roh yaitu hanya apabila pusat kesedaran kita beralih kepada 'roh' untuk beberapa ketika sahaja.
Melaksanakan doa "Bapa Kami" sebagai ibadah kehidupan harian memerlukan kekuatan Roh Pentakosta, jika tidak, doa kita hanya akan hanya berkisar pada fikiran dan emosi. Telinga 'daging' kita dan mata 'daging' kita akan hanya "...mendengar perihal Tuhan dari cakap-cakap orang sahaja." Raja Kebenaran adalah manusia yang sejati ('pure') menurut karya tangan Tuhan Bapa, kerana pusat kesedarannya adalah senantiasa di dalam hadirat "Roh Bapa" yang senantiasa 'satu' pada rohnya, biarpun ia dibaluti oleh daging ; Ia berkata "Bapa dan Aku adalah satu." Justeru itu, Ia mampu untuk menyatakan dan menyempurnakan segala pekerjaan Bapa secara "Setia dan benar:" Karya atau pekerjaan Roh Kristus adalah Firman Allah kerana "...namaNya adalah Firman Allah." Nama perutusan Tuhan adalah pekerjaan (Karya) Allah Bapa. Ia setia kepada segala kehendak Bapa. Kita jauh sekali berbeda dengan 'Anak Manusia' itu, kerana pusat kesedaran kita adalah 'daging' kecuali kadang-kadang, jika Tuhan mengkehendakinya, Roh Tujuh-Lapis itu akan turun di atas sumbu roh kita, maka kita akan dapat memasuki hadirat realitas alam Roh yaitu hanya apabila pusat kesedaran kita beralih kepada 'roh' untuk beberapa ketika sahaja.
Justeru itu, saranan Yeshua dalam Matius 6: 33 untuk "...carilah dahulu Kerajaan Allah.... " adalah ditujukan kepada orang percaya yang dianugerahkan dengan mata untuk 'melihat' dan telinga untuk 'mendengar.' Atau ringkasnya, yang telah "dilahirkan kembali." Kita tidaklah dapat mencari Roh Tuhan dengan otak. Kita tidak berusaha mendengar Firman dengan gegendang telinga (telinga daging). Tuhan itu Roh. Barangsiapa yang menyembah Tuhan hendaklah ia menyembahNya dalam Roh dan Kebenaran. Kita mencari Raja Kebenaran kerana kita dianugerahkan dengan mata untuk melihat. Kita mencariNya kerana kita mendengar 'suara' Firman. Itupun, jika Tuhan mengkehendakinya, supaya Roh-Tujuh-Lapis itu turun ke atas sumbu roh kita. Maka, urusan mencari Kerajaan Allah hanya dapat dilakukan apabila kita dapat melihat dalam 'roh' dan mendengar secara 'roh.' Pusat kesedaran pada kapasiti intelek dan aktiviti saraf (otak dan sistem saraf) adalah manusia keturunan Adam yang dilihat oleh mata Tuhan sebagai "jahat dari sejak kecil," dan telah dinubuatkan oleh Firman bahawasanya kehendak daging kita adalah "makan dan minum," dan juga "kahwin dan mengahwinkan," dan "membeli atau menjual." Kehidupan kita tanpa 'melihat' dan 'mendengar' Roh-Tujuh-Lapis, hanya akan berkisar kepada kesedaran-dominan pada otak. Tanpa 'kelahiran kembali' dan 'kekuatan' yang diberikan oleh hadirat Roh Tujuh Lapis itu, maka kita akan khuatir dengan hal-hal makan dan minum, tubuh badan fizikal, pakaian, harta dunia dan juga tentang hari esok.
"Makan dan minum; kahwin dan mengahwinkan; membuat batu-bata dan membeli atau menjual" adalah frasa nubuatan yang menjelaskan aktiviti dominan bagi "manusia-luka" yang pusat kesedarannya adalah otak (the tree of knowledge). Tanpa "tree of life" iaitu 'suara' (hadirat) Sumber Kehidupan, Firman, kita sebagai keturunan Adam adalah hanya dominan pada kesedaran otak dan sistem saraf. Kesedaran dominan pada 'daging' (the centre of consciousnous is dominantly centred upon the 'flesh') menjelaskan kenapa kita melihat betapa pentingnya 'duit' dan betapa pentingnya kehidupan sementara daging ini. Kita telah dididik bahawa 'duit' itu penting sekali dalam kehidupan di bumi, maka kesedaran kita yang berpusat 'dominan' pada otak akan mencari 'duit.' Kerana 'duit' adalah 'karya' pemerintah setiap bangsa yang memudahkan transaksi "membeli atau menjual."
Sekarang adalah 'saat' zaman pengakhiran bangsa-bangsa di mana "menara 'nama' untuk membeli atau menjual" telah menaklukkan semua bangsa di dunia. Penaklukan yang tidak dapat ditolak itu diungkapkan sebagai "tanda di dahi dan tanda di tangan." Frasa ini sebenarnya adalah Firman Yahweh yang disampaikan oleh Nabi Musa kepada umat Ibrani sebelum mereka menduduki tanah Perjanjian. Ia boleh dirujuk dalam Kitab Ulangan 6: 6-8. Ia adalah mengenai perintah atau segala ketetapan Tuhan kepada semua umat Ibrani supaya dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya, menuruti ketetapan atau perintah. Ia juga harus diajarkan kepada anak-anak mereka sebagai "tanda di dahi dan tanda tangan." Frasa itu ringkasnya mengungkapkan bahawa ia mengikat umat Tuhan kepada 'Perjanjian' dan segala FirmanNya. Namun, Roh Tuhan juga menggunakan frasa yang sama dalam Kitab Wahyu 13 untuk mengungkapkan 'karya' pemerintah dunia dan pemerintah setiap bangsa yang menaklukkan dan menghambakan semua orang kepada 'Perjanjian' dan 'perintah' "karya-duit" ('monetary') yang diterima-pakai oleh semua orang dalam kehidupan yakni dalam urusniaga "membeli atau menjual."
Nubuatan menjelaskan bahawasanya, di akhir zaman bangsa-bangsa, manusia akan lambat-laun terjerumus kepada 'mammonisme' kerana semua bangsa dan semua kerajaan yang ada di bumi telah mengwujudkan 'duit' nya masing-masing dan itulah nadi kehidupan dalam "membeli atau menjual," 'karya-duit' memudahkan kehidupan 'daging' pada jam-jam terakhir, namun ia telah menghambakan semua manusia sejagat, seolah-olah kita semua (semua bangsa di bumi) sedang beribadah kepada "duit" yang dikaryakan dan diurus-tadbir oleh pihak pemerintah bagi setiap bangsa dan juga dikuasai oleh penguasa gergasi dalam arena politik-ekonomi dunia. Meskipun duit itu baik jika sekiranya ada 'keadilan' dari pemerintah, malah 'karya-duit' sudah terbukti amat 'sesuai' sebagai medium untuk urusniaga dalam "membeli atau menjual," namun, Yeshua bersabda "24 “No one can serve two masters. Either you will hate the one and love the other, or you will be devoted to the one and despise the other. You cannot serve both God and money" (Matius 6: 24). Hairan sekali, kenapa Yeshua tidak mengatakan syaitan atau Lucifer, tetapi 'duit' atau 'mammon.' Mungkin kerana takhta 'nama' Lucifer itu telah dikalahkan, namun karya 'duit" bersama manusia belumlah diturunkan takhta di hati manusia.
Sekarang adalah 'saat' zaman pengakhiran bangsa-bangsa di mana "menara 'nama' untuk membeli atau menjual" telah menaklukkan semua bangsa di dunia. Penaklukan yang tidak dapat ditolak itu diungkapkan sebagai "tanda di dahi dan tanda di tangan." Frasa ini sebenarnya adalah Firman Yahweh yang disampaikan oleh Nabi Musa kepada umat Ibrani sebelum mereka menduduki tanah Perjanjian. Ia boleh dirujuk dalam Kitab Ulangan 6: 6-8. Ia adalah mengenai perintah atau segala ketetapan Tuhan kepada semua umat Ibrani supaya dapat mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya, menuruti ketetapan atau perintah. Ia juga harus diajarkan kepada anak-anak mereka sebagai "tanda di dahi dan tanda tangan." Frasa itu ringkasnya mengungkapkan bahawa ia mengikat umat Tuhan kepada 'Perjanjian' dan segala FirmanNya. Namun, Roh Tuhan juga menggunakan frasa yang sama dalam Kitab Wahyu 13 untuk mengungkapkan 'karya' pemerintah dunia dan pemerintah setiap bangsa yang menaklukkan dan menghambakan semua orang kepada 'Perjanjian' dan 'perintah' "karya-duit" ('monetary') yang diterima-pakai oleh semua orang dalam kehidupan yakni dalam urusniaga "membeli atau menjual."
Nubuatan menjelaskan bahawasanya, di akhir zaman bangsa-bangsa, manusia akan lambat-laun terjerumus kepada 'mammonisme' kerana semua bangsa dan semua kerajaan yang ada di bumi telah mengwujudkan 'duit' nya masing-masing dan itulah nadi kehidupan dalam "membeli atau menjual," 'karya-duit' memudahkan kehidupan 'daging' pada jam-jam terakhir, namun ia telah menghambakan semua manusia sejagat, seolah-olah kita semua (semua bangsa di bumi) sedang beribadah kepada "duit" yang dikaryakan dan diurus-tadbir oleh pihak pemerintah bagi setiap bangsa dan juga dikuasai oleh penguasa gergasi dalam arena politik-ekonomi dunia. Meskipun duit itu baik jika sekiranya ada 'keadilan' dari pemerintah, malah 'karya-duit' sudah terbukti amat 'sesuai' sebagai medium untuk urusniaga dalam "membeli atau menjual," namun, Yeshua bersabda "24 “No one can serve two masters. Either you will hate the one and love the other, or you will be devoted to the one and despise the other. You cannot serve both God and money" (Matius 6: 24). Hairan sekali, kenapa Yeshua tidak mengatakan syaitan atau Lucifer, tetapi 'duit' atau 'mammon.' Mungkin kerana takhta 'nama' Lucifer itu telah dikalahkan, namun karya 'duit" bersama manusia belumlah diturunkan takhta di hati manusia.
Tuhan menganugerahkan 'jalan penebusan' melalui upacara ritus 'Mezbah' sebagai 'jalan' beribadah kepada Sumber Kehidupan. Maka, 'Paskah' Yeshua adalah "tanda di dahi dan tanda di tangan" yang 'tulin' dari Tuhan. Semua pemerintah bagi setiap bangsa dan negara di dunia telah berkarya menandai dan menindan 'karya' Ilahi pada 'dahi dan tangan,' dengan "karya-duit" (monetary). Dan 'monetary' telah menjadi seolah-olah "oksigen" bagi kehidupan di bumi! Tuhan menganugerahkan 'Paskah Yeshua,' agar manusia di bumi dapat mewarisi harta Sion (Isaiah 33: 6). Pemerintah-pemerintah di bumi pula telah menguatkuasakan undang-undang, agar kehidupan 'daging' yang berpusat pada otak dapat 'dikuasai dan diperhambakan' oleh 'karya' ('nama') pemerintah-pemerintah di bumi. Jika 'nama' ('monetary' as the ruler's handiwork) pemerintah dunia itu "sampai ke langit," maka sudah tentu frasa nubuat "marilah Kita turun" akan kedengaran. Tidak ada pemerintah di dunia ini yang mengiktiraf 'Paskah Tuhan,' sebagai 'tanda di dahi dan tanda di tangan' yang sebenar. Semua pemerintah telah mendirikan 'menara-menara' dan 'ibu menara.' Semua bangsa di dunia telah berkata "marilah kita membeli atau menjual" dengan 'nama' yaitu 'karya-duit.' Maka, 'tanda di dahi dan di tangan' yang tulin dari Tuhan sudah lama ditindan oleh"tanda di dahi dan di tangan" dari binatang! Demikianlah kita membaca zaman.
|
Altar Tuhan di bumi yang digenapi seperti Mezbah di Sorga, iaitu kematian Domba Tuhan di Kayu Salib adalah "Jalan" Kebenaran untuk manusia-luka, supaya kita dapat 'bergaul-karib' dengan Roh Ilahi. Ibadah roh bagi pengikut Jalan adalah "Doa Bapa Kami." Ibadah yang dinubuatkan oleh Yeshua dalam Matius 6: 9-14 menjelaskan bahawa Ibadah pengikut Jalan adalah seringkasnya: "...memuliakan Tuhan; memasuki hadirat Raja Damai (Raja Yeshua) dalam 'datanglah KerajaanMu; mengenapi kehendak-kehendak di bumi seperti di Sorga; 'makan' Manna dari Sorga dengan mendengar 'suara Firman; mengampuni dan meminta ampun; iaitu elemen yang terkandung dalam melaksanakan perintah Kasih. "
Ibadah yang diajarkan Yeshua juga menyarankan rangkai-kata doa 'permintaan' (ayat 14) kepada Bapa yang berbunyi "...dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat" (Matius 6:14 ). Kita mudah terjerumus ke dalam pencobaan, kerana pusat kesedaran kita adalah daging iaitu otak (kapasiti intelek) dan sistem sarafnya. Daging yang berpusat pada kapasiti intelek dan aktiviti saraf adalah amat lemah di dalam melakukan kehendak Tuhan, malah 'daging' umpama 'bukit-pasir' yang berubah-ubah, maka ia adalah 'dasar' yang lemah sekiranya ia dijadikan dasar keyakinan kepada apa yang kita harapkan. Dasar haruslah bersandarkan kepada Roh Tuhan ('suara' Firman) baharulah ia dikatakan takrif Iman. Jarang sekali kesedaran kita mengecapi 'shifting' kepada realiti Roh Tuhan. Kesedaran 'realiti Roh Tuhan' hanya dialami apabila hadirat Roh Tujuh Lapis itu turun ke atas sumbu roh kita. Justeru itu, jika ibadah kita melalui Jalan, Pintu, dan Kunci dengan jitu dan benar maka baharulah kita akan dianugerahkan damai sejahtera serta kekuatan Ilahi. Ibadah kita melepasi tahap kesedaran 'daging', jika Roh Tujuh Lapis berkehendak untuk turun di atas sumbu Roh kita. Jika tidak, kita akan terperap pada 'kesedaran-otak', yaitu ala-pemikiran (spiritual-mental -precepts) kita. Cara berfikir atau spiritual precepts yang tidak mengalami 'kebangkitan' dari kuasa 'suara' Firman tidaklah membantu kita untuk menghadapi ruang-lintup 'iman' yang 'ragu-ragu.' Ragu-ragu tidak akan memberikan kita apa-apa upah dari tahkta Kasih-KaruniaNya. 'Ragu-ragu' boleh mengakibatkan berhentinya 'sukacita' di dalam bersandar kepada nama Tuhan. Akibatnya, kita berakhir dengan hanya bersandarkan pada kekuatan diri sendiri dan juga pada apa saja sumber yang ada, atau ringkasnya diungkapkan "terpisah dari sumber kekuatan Ilahi." Tanpa kekuatan Ilahi yaitu 'suara' Firman, orang-orang percaya akan terhuyung-hayang biarpun ia telah dewasa rohaninya.
Jika, Tuhan berkehendak, maka sudah tentu Ia mampu dengan penuh kuasa untuk membebaskan kita dari "digoda" oleh fikiran-fikiran yang fana lebih-lebih lagi jikalau akal budi kita tidak diperbaharui; the storms stilled at His whisper. Masalahnya, bukanlah kita senantiasa mendengar 'whisper' seperti suara sepoi-sepoi basah yang didengari oleh nabi Elijah. Tuhan ketika menjawab permintaan kita akan turut-serta-berkerja, supaya pengaruh 'kesedaran intelek' dapat ditindan dan diperbaharui oleh 'suara' Firman, sehingga ia dapat berkerjasama dengan "merekodkan" 'suara' Firman pada memori otak. Hadirat Roh Tujuh Lapis adalah sumber kekuatan kepada setiap ibadah yang kita laksanakan, supaya kita dapat meneruskan perjalanan iman. Jika tidak, kita akan berjalan seolah-olah dalam 'kegelapan:' tanpa pelita bersinar di atas kepala, kita tidak mengetahui apapun tentang apa yang Tuhan sedang lakukan, malah kita tidak tahu dalam membaca ''tanda-tanda' nubuatan-nubuatan.
Jika, Tuhan berkehendak, maka sudah tentu Ia mampu dengan penuh kuasa untuk membebaskan kita dari "digoda" oleh fikiran-fikiran yang fana lebih-lebih lagi jikalau akal budi kita tidak diperbaharui; the storms stilled at His whisper. Masalahnya, bukanlah kita senantiasa mendengar 'whisper' seperti suara sepoi-sepoi basah yang didengari oleh nabi Elijah. Tuhan ketika menjawab permintaan kita akan turut-serta-berkerja, supaya pengaruh 'kesedaran intelek' dapat ditindan dan diperbaharui oleh 'suara' Firman, sehingga ia dapat berkerjasama dengan "merekodkan" 'suara' Firman pada memori otak. Hadirat Roh Tujuh Lapis adalah sumber kekuatan kepada setiap ibadah yang kita laksanakan, supaya kita dapat meneruskan perjalanan iman. Jika tidak, kita akan berjalan seolah-olah dalam 'kegelapan:' tanpa pelita bersinar di atas kepala, kita tidak mengetahui apapun tentang apa yang Tuhan sedang lakukan, malah kita tidak tahu dalam membaca ''tanda-tanda' nubuatan-nubuatan.
"...maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" adalah suatu ayat nubuatan Yeshua yang bersifat "conditional" iaitu dengan perkataan "Jika." Namun, Yeshua juga telah menjelaskan bahawa: 9 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Tidaklah sukar untuk membezakan antara harta Sion dan harta di dunia. Roh Kudus (Roh Tujuh Lapis) adalah Harta Sion yang diwariskan kepada semua pengikut Jalan. Harta Sion ini telah dinubuatkan oleh Nabi Isaiah dalam Yesaya 33: 5-6:" 5 TUHAN tinggi luhur, sebab Ia tinggal di tempat tinggi; Ia membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. 6 Masa keamanan (zaman Raja Damai) akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion."
Justeru itu, mencari harta Sion ataupun "Kerajaan Allah" adalah berjumpa dengan Raja Damai atau Raja Kebenaran itu. Ia adalah urusan memasuki hadirat Raja itu atau hadirat Roh Tujuh Lapis kerana di luar hadirat Roh Tujuh Lapis itu (Yesaya 11: 1-6), ibadah yang diajarkan oleh Rabbi Yeshua dalam Matius 6: 9-14 tidaklah dapat dilaksanakan. Setiap ibadah memerlukan "spirit of prayer" yang dimungkinkan oleh Hadirat Raja Yeshua (satu roh dengan Roh Tujuh Lapis, yaitu Roh Kudus), supaya "kerajaan Allah" itu dapat digenapi dalam setiap kehidupan pengikut "Jalan." Daud bernyanyi: "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25: :14).
"Tanda di dahi dan tanda di tangan " adalah ungkapan atau frasa nubuatan yang menyingkapkan perihal 'perjanjian' dan 'ibadah' kita kepada 'nama' yang mengikat kita kepada Perjanjian itu. "Tanda di dahi dan tanda di tangan" itu adalah frasa nubuatan yang mengungkapkan perihal 'Sumber Kehidupan' kepada umat manusia. "Tanda" yang asli adalah dizahirkan oleh Mezbah Tuhan, yaitu Paskah Yeshua, namun "nama" atau 'karya' pemerintah setiap bangsa telah menandai-menindan 'tanda' yang asli itu sehingga setiap orang, baik yang besar atau kecil kaya atau miskin, hamba atau orang merdeka telah menerima 'tanda' binatang itu. 'Tanda' binatang (pemerintah) itu menjelaskan bahawa 'nama' (karya), yaitu karya-duit (monetary) adalah 'sumber kehidupan' yang dapat menindan dan merebut kebenaran 'paskah Yeshua' sebagai 'Sumber hidup. Semua orang mencari 'nama' itu, maka frasa "marilah kita mencari nama" dalam nubuatan Kejadian 11 telah muncul kembali. Di setiap hati dan fikiran manusia adalah 'ibadah' kepada 'duit,' malah orang-orang pilihanNya yaitu 'orang merdeka' turut diberikan tanda, maka terjadilah suatu 'tug of war' penyembahan dalam setiap jiwa orang-orang percaya! Benarlah Firman Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya dalam Isaiah 46: 10. Titik permulaan keujudan banyak 'bangsa-bangsa' adalah kerana penghakiman dan penghukuman dari Tuhan, maka pengakhiran zaman bangsa-bangsa juga akan diakhiri oleh penghakiman dan penghukuman dari Hakim Kristus. Penghakiman dan penghukuman itu turun kerana "nama" yang mereka cari itu telah meniadakan Tuhan sebagai 'sumber hidup' atau sebagai "tanda di dahi dan tanda di tangan." Di Babel kuno ia diungkapkan sebagai "menara yang sampai ke langit." "Sampai ke langit" adalah samalah artinya "menindan" malah meniadakan "tanda di dahi dan tanda di tangan" yang asli itu. Dalam Perjanjian Baru, "menindan" atau meniadakan Paskah Yeshua seringkasnya disebut 'antikristus.
Jika demikian, bagaimanakah manusia di saat akhir zaman bangsa-bangsa ini dapat kembali beribadah dan dapat mengiktiraf bahawa "tanda di dahi dan tanda di tangan" yang asli adalah Paskah Yeshua (Mezbah Tuhan) dan anugerah harta Sion? Mintalah karunia 'takut akan Tuhan' kepada Bapa segala roh. Maka, engkau akan diberikan "permulaan Hikmat." Kekayaan Hikmat (Kristus) adalah harta yang menyelamatkan (Isaiah 33: 6). Dan jika Roh mengkehendakinya, engkau akan diberitahukan perihal 'rahasia-rahasia' Sorgawi. Maksud Tuhan bukanlah supaya orang-orang percaya menjadi 'anti-duit,' justeru, kita kembali ke hutan seolah-olah seperti monyet yang cuma makan buah-buahan. Maksud Tuhan adalah supaya setiap 'pengikut Jalan menganuti suatu keutamaan, yaitu "...carilah dahulu Kerajaan Allah..." Pengertian tentang 'karya-duit' iaitu 'nama' binatang yang keluar dari bumi, hanyalah panduan bagi kita untuk 'membaca' 'tanda-tanda' saat pengakhiran zaman Bangsa-Bangsa, dan bukanlah menjadi dalil untuk menghasut pihak tertentu. Lagipun, Tuhan mempunyai beberapa agenda seakan 'takdir' atau 'destini' bagi sesetengah pemerintah demi untuk menggenapi nubuatan!
Jika demikian, bagaimanakah manusia di saat akhir zaman bangsa-bangsa ini dapat kembali beribadah dan dapat mengiktiraf bahawa "tanda di dahi dan tanda di tangan" yang asli adalah Paskah Yeshua (Mezbah Tuhan) dan anugerah harta Sion? Mintalah karunia 'takut akan Tuhan' kepada Bapa segala roh. Maka, engkau akan diberikan "permulaan Hikmat." Kekayaan Hikmat (Kristus) adalah harta yang menyelamatkan (Isaiah 33: 6). Dan jika Roh mengkehendakinya, engkau akan diberitahukan perihal 'rahasia-rahasia' Sorgawi. Maksud Tuhan bukanlah supaya orang-orang percaya menjadi 'anti-duit,' justeru, kita kembali ke hutan seolah-olah seperti monyet yang cuma makan buah-buahan. Maksud Tuhan adalah supaya setiap 'pengikut Jalan menganuti suatu keutamaan, yaitu "...carilah dahulu Kerajaan Allah..." Pengertian tentang 'karya-duit' iaitu 'nama' binatang yang keluar dari bumi, hanyalah panduan bagi kita untuk 'membaca' 'tanda-tanda' saat pengakhiran zaman Bangsa-Bangsa, dan bukanlah menjadi dalil untuk menghasut pihak tertentu. Lagipun, Tuhan mempunyai beberapa agenda seakan 'takdir' atau 'destini' bagi sesetengah pemerintah demi untuk menggenapi nubuatan!